Empat
cewek unyu membentuk satu geng, yaitu Geng Ijo Lumutan. Mereka adalah Kiera, Ovy,
Santi, dan Rasya.
Dalam film dan sinetron sering digambarkan cewek-cewek dalam
satu geng memiliki ciri-ciri yang sama. Namun, tidak dengan geng ini.
Kiera
berkulit hitam dan berambut keriting, persis seperti bapaknya. Santi bertubuh
gemuk. Ia selalu ribut ingin menurunkan berat badan tetapi susah mengendalikan
nafsu makannya. Rasya berambut pendek dan suka sekali menggambar.
Jika mengikuti standar kecantikan mainstream, Ovy-lah yang paling cantik di antara mereka berempat. Tak sedikit cowok yang ingin jadi pacarnya. Namun, semua keok dan mundur teratur ketika berhadapan dengan Bang Reza, kakak Ovy, yang juga pelatih judo di SMA Semesta Raya.
Jika mengikuti standar kecantikan mainstream, Ovy-lah yang paling cantik di antara mereka berempat. Tak sedikit cowok yang ingin jadi pacarnya. Namun, semua keok dan mundur teratur ketika berhadapan dengan Bang Reza, kakak Ovy, yang juga pelatih judo di SMA Semesta Raya.
“Dan
elo harus tahu. Gue tidak akan pernah mengizinkan Ovy berpacaran. Ovy itu anak
yang cantik, sehat, smart, dan ceria. Dia hanya akan menikah dengan
lelaki yang pantas. Ingat! Me-ni-kah. No way to pacaran!” (halaman 18)
Perbedaan
itu tak menjadi masalah bagi Geng Ijo Lumutan. Mereka tetap kompak. Kekompakan
mereka diuji ketika ada murid baru di sekolah mereka. Namanya Bintang. Wajahnya
mirip Siwon Suju.
Awalnya tak ada yang mengaku, tetapi lama-lama semua buka
kartu. Mereka berempat sama-sama suka pada Bintang. Lantas, bagaimana dengan
nasib persahabatan mereka?
Sibling Rivalry
Beberapa bagian dalam novel ini berhasil membuat saya tesenyum geli. Misalnya nama-nama geng di SMA Semesta Raya. Selain Geng Ijo Lumutan, ada Geng Es Krim, Geng Es Dongdong, Geng Es Mangga, dan Geng Es Rainbow.
Kekonyolan
Ovy cs ketika mencoba merebut perhatian Bintang lumayan memancing senyum meski
terkadang juga membuat saya menggeleng-geleng. Dari memberi obat pencahar
(halaman 63-66), pura-pura kecopetan (halaman 78-79), sampai mengintip Bintang
latihan nasyid (halaman 99-100). Cowok sempurna seperti Bintang memang perlu
diperjuangkan.
Cowok
sempurna?
Ya.
Bagaimana tidak sempurna? Bintang itu ganteng, baik hati, jago basket, jago
sepak bola, dan ringan tangan (halaman 37), teman ngobrol yang asyik dan
perhatian banget (halaman 38), alim dan jago nyanyi (halaman 50), badan atletis
dan otak pintar (halaman 87), plus jago bela diri (halaman 178). Begitu
sempurnanya hingga terasa tidak manusiawi.
Untungnya,
novel ini tak melulu bercerita tentang usaha Geng Ijo Lumutan berburu Bintang.
Ada konflik-konflik lain yang membuat novel ini berwarna.
Yang
menarik bagi saya adalah adanya konflik sibling rivalry (persaingan
antara saudara kandung) antara Santi dan Mira.
Meski bermaksud baik, sikap
orangtua yang tidak terbuka dan membeda-bedakan perlakuan pada anak dapat
menimbulkan perasaan sedih, iri, marah, dan tersisih.
Ya,
apa pun yang dilakukan Mira, Santi selalu tidak suka. Mira terlalu disayang
ayah dan bunda, membuatnya tersisih. (halaman 33)
“Aku
kesal! Selalu kamu. Bunda dan ayah lebih sayang sama kamu daripada aku! Aku
selalu dijadiin nomor dua! Sekarang, kamu juga suka sama Bintang!” (halaman
152)
Serba Unyu
Sama seperti para tokohnya yang unyu-unyu, cover , layout, ilustrasi, dan warna halaman novel ini pun unyu-unyu. Cewek-cewek ABG pasti suka.Namun, kalau diperhatikan, empat cewek di cover
itu memiliki postur tubuh yang mirip, hanya berbeda di tinggi tubuh. Mana si
Santi yang bertubuh subur, ya?
Satu-satunya
yang mengganjal saya selama membaca novel ini nasihat-nasihat panjang yang
diucapkan Bintang.
Nasihat-nasihat verbal Bintang
membuat saya seperti sedang mengikuti mentoring agama Islam. Bedanya dengan
mentoring yang kerap saya ikuti ketika SMA adalah mentor saya dulu tak
seganteng dan sesempurna Bintang.
Data Buku
Judul: Berburu Bintang
Pengarang: Achi TM
Penerbit: Dar! Mizan, 2013
Tebal : 187 halaman
Harga: Rp39.000,00
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.