Saya sendiri bukan gadget freak. Bukan orang yang hobi gonta-ganti gadget, bukan pula pemburu gadget terbaru dari merek tertentu.
Gadget
yang saya miliki hanya dua: ponsel (yang saya pakai sejak tahun 2009) dan
pocket PC (yang saya pakai sejak tahun 2005).
Pocket PC itu sudah jarang sekali saya pakai. Dulu,
dengan pocket PC ini saya menulis puluhan artikel untuk sebuah web, beberapa
cerpen yang kemudian dimuat di majalah Mombi dan Bobo, serta beberapa bagian
dari novel-novel saya. Sekarang saya lebih banyak menggunakan laptop untuk
bekerja.
Kalau gadget diartikan sebagai perangkat elektronik yang
canggih dan berukuran mini, laptop saya sepertinya tidak termasuk gadget. Untuk
urusan ini saya lebih suka yang layarnya 14 inchi. Itu pun ketika memakai
program MS Word tampilan layarnya masih saya perbesar sampai 150% supaya
terlihat jelas tiap kata dan tanda baca yang harus disunting.
Jadi, satu-satunya gadget yang masih setia menemani saya
adalah ponsel.Tentang
gadget (baca: ponsel), saya sudah sering sekali ditanya, disindir,
bahkan (believe it or not) dikucilkan.
Kebutuhan dan Keinginan
“Kok penulis seperti kamu nggak pakai smartphone keren?”
Reaksi
saya: “Kamu pakai smartphone keren gitu, udah menghasilkan apa aja?”
“Apa susahnya beli gadget baru? Dua jutaan juga dapat yang bagus. Kamu aktivis anti-BB ya?”
Reaksi
saya: “Memangnya kamu tahu berapa penghasilan dan pengeluaran rutin saya? Saya nggak anti, kok. Kamu beliin aja, ntar saya terima.”
Reaksi dia: *menghilang*
Dengan prinsip “Mendahulukan kebutuhan di atas keinginan”,
saya bisa mengerem keinginan untuk beli gadget baru setiap kali ada yang gres. (Catat ya, untuk beli.
Bukan untuk memiliki. Bisa aja kan punya gadget baru tanpa membeli? Hadiah dari
menang lomba ngeblog, misalnya #kode :D ). Apalagi kalau punya gadget baru cuma untuk gaya-gayaan padahal hanya dipakai untuk foto-fotoan dan mengunggahnya ke sosmed.
Ponsel saya cukup memenuhi kebutuhan saya yang tidak
seberapa: menelepon, mengirim dan menerima SMS, memotret, merekam audio video,
menulis (saya sering menulis outline novel dan puisi-puisi pendek di ponsel ini), mendengar lagu,
main game, dan membuka internet.
Baca Juga: 6 Keuntungan Ikut Lomba Menulis
Baru belakangan ini saya berpikir untuk mengganti dengan yang baru, tepatnya ketika performa ponsel saya ini mulai menurun.
Baru belakangan ini saya berpikir untuk mengganti dengan yang baru, tepatnya ketika performa ponsel saya ini mulai menurun.
Mungkin karena faktor usia, ya. Touchscreen-nya
sering ngadat. Baterainya pun sudah gampang panas dan tidak tahan lama lagi. Dipakai online sepuluh
menit langsung mati.
Dengan prinsip “Mendahulukan
kebutuhan di atas keinginan” pula saya lebih mementingkan konten daripada
gadget.
Sederhananya, seberapa banyak
konten dalam gadget itu bermanfaat bagi saya? Seberapa sesuai konten-konten itu dengan kebutuhan
saya?
Bundling
Gadget yang sudah di-bundling dengan konten lengkap seperti Syaamil
Tabz menjadi sangat menarik. Dari Al-Qur'an (lengkap dengan audio murotal, tafsir, hadis, dan panduan tajwid) hingga panduan ibadah haji dan umroh, dari terjemah Al-Qur'an per kata sampai ensiklopedia sains populer ada di dalamnya.
Konten yang lengkap seperti ini juga bisa dijadikan sumber referensi. Pekerjaan saya
menuntut untuk sering membuka buku, kamus, dan googling ini itu untuk mengecek
kebenaran dan keakuratan data.
Yang nggak kalah penting, ada aplikasi Al-Qur’an. Jadi, kalau bepergian dan
harus menginap, nggak ada acara “Yaaah, lupa bawa Qur’an”.
Aplikasi Al-Qur’an yang
dilengkapi dengan audio murotal ini juga penting untuk anak bungsu saya yang lebih
mudah menghafal dengan cara mendengarkan. Dia ingin menjadi hafiz Qur’an. :)
Jadi, apakah gadget dan konten di dalam gadgetmu sudah membantumu menjadi lebih produktif dan lebih mudah beribadah?
Tulisan ini disertakan dalam Lomba Blog #PameranBukuBdg2014 Hari Ke-4 |
Kayaknya bagus juga buat anak-anak ya, Mbak Eno. Secara, Faruq anak audio. Lebih suka belajar dengan mendengar, apalagi dari gadget dia. Moga menang lombanya. #kode #eeeh :))
BalasHapusIya, Hay. BUat emaknya juga #konde eh #kodelagi :D
Hapusiya,,sepertinya bagus baget nih buat anak-anak,,,boleh juga mak,,,
BalasHapusIya, Mbak. Jadi pengen saya juga :)
Hapusmoga menang ya mba Eno :)
BalasHapusPilih dua duanya dong, hehehe
BalasHapus------
http://bit.ly/1AZpvTL
@Zee: Asal jangan pilih "atau" aja ya, Zeee :)
BalasHapus