Betuuul! Agustusan! Pada momen ini, banyak
perlombaan digelar. Namun, justru pada saat itulah timbul berbagai aksi
pemaksaan. Meskipun tindak pemaksaan ini jelas-jelas bertentangan dengan
semangat perayaan hari kemerdekaan, toh Robby ikut melakukan pemaksaan itu
dengan penuh semangat.
“Pokoknya, tahun ini harus kelas kita yang
menang,” kata Robby di depan kelas XI IPS. “Kita harus ikut
lomba mading,” kata Robby. “Kay, kamu bikin mading yang paling keren! Jangan
protes!”
Kayla mencibir.
“Renata!” kata Robby otoriter. “Rena, kamu ikut
lomba baca puisi, ya? Nggak usah protes, Ren,” kata Robby makin
otoriter, tak memberikan kesempatan pada Renata untuk berpendapat. “Nggak
mungkin kita mengirimkan Kayla sebagai perwakilan kelas kita untuk lomba baca
puisi. Suara cempreng begitu diikutkan lomba baca puisi? Nanti malah dikira ada
tikus kejepit!”
Kayla melempar Robby dengan bola kertas. Tepat mengenai jidat Robby.
Kayla melempar Robby dengan bola kertas. Tepat mengenai jidat Robby.
“Lempar-lempar!” kata Robby. “Kalau memang cinta, terus terang saja, Kay!”
Kayla menjulurkan lidah.
Walau menuai protes dari berbagai penjuru, Robby
tetap meneruskan keotoriterannya. Kata Robby, itu bukan otoriter, tapi gerak
cepat. Hanya ada sedikit waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
“Ada satu lagi, nih,” Robby memperhatikan catatan
di tangannya. "Lomba masak.” Ia mengedarkan pandangan ke
seluruh penjuru kelas, mencari korban berikutnya. “Kay! Kamu yang koordinasi anak-anak cewek buat lomba
masak, ya!” kata Robby.
Kayla yang kemampuan masaknya parah banget, terpaksa jadi koordinator lomba masak. Dengan anggota tim yang sama parahnya, apa yang akan terjadi?
“Kalau puding merah putih, berarti merahnya di
atas, putihnya di bawah. Kalau putihnya dulu yang dituang baru yang merah,
begitu dikeluarin jadinya putih merah!” cerocos Kayla.
Runi yang menyadari kesalahan itu cepat-cepat
menuangkan adonan putih ke dalam panci dan menggantikannya dengan adonan merah.
Semua selesai dilakukannya sebelum ocehan Kayla berakhir.
“Fyuuuh...! Hampir aja jadi bendera Polandia.
Payah, nih, kalau masang warnanya aja udah kebalik-balik. Bisa-bisa nanti
dikira nggak nasionalis,” ujar Kayla.
Dengan kemampuan memasak yang sama-sama mengenaskan itu, kok bisa-bisanya Robby memuji puding buatan mereka?
Jawabannya ada di: Kayla Twitter Kemping.
Saya, maminya Kayla Marissa, mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia. Merah Putih di dadaku, di jiwaku, di semangatku.
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.