Ada yang beranggapan tugas penulis ya menulis. Udah. Titik. Jangan ditambah-tambahin lagi dengan mesti promosi, apalagi jualan. Jualan? Ih, nista banget!
Uhuk! Emangnya beneran ada
yang nganggap “penulis jualan buku itu nista”? Heuheu… ada. Saya pernah baca itu di
komentar sebuah status yang melintas di timeline medsos saya.
Saya mah seneng-seneng aja jualan
buku. Kalo nggak seneng, buat apa juga saya sampai bikin Teras Teera Toko Buku Online?
Bawa Buku ke Mana-Mana
Sebagai penulis,
saya memang jauuuuhlah dibandingkan penulis-penulis beken pencetak bestseller
seperti Pidi Baiq, penulis novel Dilan. Peluncuran bukunya membludak sampe yang mau minta
tanda tangannya aja mesti ngantre panjang.
Apalagi dibandingkan Asma Nadia, Dee, Tere Liye, atau Andrea Hirata. Duh, saya ini apalah… apalah….
Apalagi dibandingkan Asma Nadia, Dee, Tere Liye, atau Andrea Hirata. Duh, saya ini apalah… apalah….
Meski begitu, saya tetap
berusaha mempromosikan buku saya semampu saya. Salah satunya adalah dengan
membawa buku saya setiap kali bepergian.
Untuk apa? Hehehe… ya untuk foto-foto atuhlaaah. Oke, katakanlah saya narsis. Tapi sepertinya ini masih narsis di jalan yang benar.
Untuk apa? Hehehe… ya untuk foto-foto atuhlaaah. Oke, katakanlah saya narsis. Tapi sepertinya ini masih narsis di jalan yang benar.
Kadang-kadang saya menemukan
lokasi yang keren dan cocooook banget buat memotret buku saya itu. Misalnya ini
nih:
Ketika ada kerjaan di luar kota, nemu lokasi yang pas buat motret nomic horor The Shy ini. :) |
Repot Tapi Seru
Nah, foto-foto dengan buku di
keramaian ternyata nggak mudah. Selain mesti nyiapin
kecuekan di atas dosis normal, juga mesti tabah menghadapi faktor-faktor di
luar kendali.
Misalnya foto ini, nih. Ini
ceritanya saya dan si Kakak abis jalan-jalan si seputaran Alun-Alun Bandung.Tepatnya, abis ketemuan dengan Rassa, mitra menulis duet saya dalam novel Dimensi.
Waktu itu, Rassa yang tinggal di Palembang sedang ada acara keluarga di Bandung. Setelah Rassa dan keluarganya meneruskan perjalanan, saya dan si Kakak memutuskan untuk pulang.
Waktu itu, Rassa yang tinggal di Palembang sedang ada acara keluarga di Bandung. Setelah Rassa dan keluarganya meneruskan perjalanan, saya dan si Kakak memutuskan untuk pulang.
Tapi…eh tetapi… banyak spot
menarik di seputar Alun-Alun Bandung yang sayang untuk dilewatkan.
Salah satunya adalah gedung Kantor Pos dan gedung-gedung tua lainnya. Jadi, saya memutuskan untuk foto-fotoan sebentar dengan novel Dimensi.
Bukan kebetulan, novel Dimensi ini berseting di Bandung, serta ada cerita tentang bangunan tua dan kehidupan di awal abad ke-20.
Salah satunya adalah gedung Kantor Pos dan gedung-gedung tua lainnya. Jadi, saya memutuskan untuk foto-fotoan sebentar dengan novel Dimensi.
Bukan kebetulan, novel Dimensi ini berseting di Bandung, serta ada cerita tentang bangunan tua dan kehidupan di awal abad ke-20.
Udah pasang senyum dan pede
maksimal mengacungkan buku, tiba-tiba….ada orang yang lewat tepat ketika si
Kakak memencet tombol kamera. Oke, ulangi lagi. |
Masih berusaha foto-fotoan di seputar Alun-Alun Bandung :D |
Dengan semangat pantang
menyerah, saya mulai senyum dan bergaya lagi. Tapi…senyum saya langsung berubah
jadi meringis bete ketika seorang bapak tiba-tiba nongol dari belakang saya,
bahkan menyenggol keras bahu saya.
Ealah… Si Bapak tak merasa. Ia tetap heboh berbicara dengan istrinya sambil sibuk menunjuk-nunjuk.
Oke, ulangi lagi. Kali ini berkali-kali gagal karena
si Kakak bentar-bentar ngakak tiap ingat si Bapak yang dengan watados
menyenggol dan mengacaukan pemotretan tadi. Belum lagi banyak orang yang
mondar-mandir di sekitar kami.
Setelah sekian kali berusaha, inilah hasil akhirnya :D |
Foto ini pun hampir gagal
karena si Teteh berjilbab abu-abu itu mendadak muncul dan memenuhi sisi kanan
kamera.
Ulang lagi? Inginnya sih begitu. Tapi langit yang semakin kelabu memaksa kami untuk segera pulang.
Ulang lagi? Inginnya sih begitu. Tapi langit yang semakin kelabu memaksa kami untuk segera pulang.
Jadi, pemotretan tadi gagal? Ah, saya mah nggak
mengganggap begitu. Udah banyak orang yang lihat kaver novel Dimensi ini, kan?
Salam,
Triani Retno A
www.trianiretno.com
Penulis Buku, Novelis, Editor Freelance
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.