Yaaaiy… akhirnya novel pertama di tahun 2016 terbit juga. AILUROFIL. Judulnya unik? Atau malah aneh? Hehehe….
Proses Kreatif
Apa yang menarik dari proses penulisan novel Ailurofil ini? Hm ... bagi saya, poin-poin ini yang menarik untuk dikenang dan dibagikan.
1. Antrean Panjang
Print out naskah Ailurofil ini saya kirim ke Redaksi Fiksi Gramedia
Pustaka Utama (GPU) pada tanggal 7 Maret 2014. Iya, bener. Nggak salah ketik,
kok. Tanggal 7 Maret 2014. Penantian panjang, Cintaaa.
Bulan April 2014 saya dapat surat yang menyebutkan naskah saya sudah mendarat dengan selamat di Sekretariat GPU dan saya diminta sabar menanti.
Bulan April 2014 saya dapat surat yang menyebutkan naskah saya sudah mendarat dengan selamat di Sekretariat GPU dan saya diminta sabar menanti.
Karena
saya suka makanan Minang, baiklah saya sabar menanti (errr… RM Minang Sabar
Menanti? :D). Saya tahu, antrean naskah fiksi di GPU ini ruarrr biasa panjang.
Bulan September 2015, ada sebuah email dari editor GPU. Naskah Ailurofil di-acc. Alhamdulillah. Saya pun langsung dihubungkan dengan editor yang akan mengedit naskah saya, Mbak Raya Fitrah. Lalu proses editing dimulai.
Bulan September 2015, ada sebuah email dari editor GPU. Naskah Ailurofil di-acc. Alhamdulillah. Saya pun langsung dihubungkan dengan editor yang akan mengedit naskah saya, Mbak Raya Fitrah. Lalu proses editing dimulai.
Ini sekalian menjawab pertanyaan Teman-teman tentang kirim naskah ke GPU lewat email atau pos, sih? Nunggunya berapa lama? Kok nunggunya lama?
Ailurofil resmi diterbitkan oleh GPU dalam waktu 2 tahun + 10 hari sejak naskahnya saya
kirimkan ke redaksi.
2. Lupa Nama
Terus
terang, ketika merevisi saya sudah agak lupa dengan cerita yang saya tulis
tahun 2013 ini, bahkan lupa pada nama-nama tokoh utamanya.
Yang teringat jelas, sih, si tokoh utama sukaaa banget sama kucing. Ternyata nama tokoh utama saya dalam novel ini adalah Nasya Aurelia, Rio, dan Alvin.
Hehe…. beneran lupa karena di antara penulisan naskah ini sampai terbitnya, saya menulis beberapa naskah lain.
Yang teringat jelas, sih, si tokoh utama sukaaa banget sama kucing. Ternyata nama tokoh utama saya dalam novel ini adalah Nasya Aurelia, Rio, dan Alvin.
Hehe…. beneran lupa karena di antara penulisan naskah ini sampai terbitnya, saya menulis beberapa naskah lain.
Hehe…
nanti pasti, deh, ada yang komen kenapa nama-nama tokoh di novel saya
mirip-mirip. Nasya, Tasya, Fayya, Ayla, Alia, Kayla, Keala. Punten, saya nggak
bisa jawab karena saya juga nggak tau kenapa. Mungkin karena terdengar imut aja
:D
3. Gambar Kaver
Pada print
out naskah yang saya kirim ke GPU, saya sertakan gambar karya ponakan saya (waktu menggambar ini dia masih kelas 3 SMP).
Barangkali aja kalau naskahnya di-acc, gambar ini dilirik jadi kaver. Ternyata enggak.
Hehe….
Oya, ini
satu-satunya naskah novel yang saya kirim pakai gambar kaver. Biasanya mah saya
kirim naskah polos, tulisan semua.
Sepengalaman saya, nggak pengaruh sih pakai gambar kaver atau enggak. Yang penting isi naskahnya. Kalau yang ini, kan, ada unsur "usaha lain".
Sepengalaman saya, nggak pengaruh sih pakai gambar kaver atau enggak. Yang penting isi naskahnya. Kalau yang ini, kan, ada unsur "usaha lain".
Kirim naskah pakai cover ini. |
So, ini menjawab pertanyaan Teman-teman yang suka nanya, “Kalau kirim naskah ke penerbit, apa kita juga mesti bikin kavernya sendiri?”
4. Menulis Naskah Lain
Di antara
penulisan naskah Ailurofil ini sampai terbitnya, saya menulis beberapa naskah
yang malah sudah duluan terbit: It’s Not A Dream, Dimensi, Limit, The Shy,
Cermin, The Boarding (republished
edition), dan Genk Kompor 3.
Sibuk
menulis naskah-naskah lain itulah yang membuat saya tak sampai bosan menunggu naskah terbit.
Kalau cuma menulis dan mengirim satu naskah, memang terasa menjemukan karena
harus menunggu sekian lama.
Proses kreatif saya dalam menulis buku-buku yang lain bisa dibaca di sini:
5. Judul Ailurofil
Saya mendapat judul Ailurofil (awalnya Ailurofili) ketika sedang mencari arti sebuah kata yang tak saya mengerti di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Eh, malah nggak sengaja nemu kata Ailurofili. Sebuah kata yang lucu.
Aaaah, saya mau bikin
novel yang judulnya Ailurofili. Jadi, khusus untuk novel ini saya lebih dulu
menemukan judulnya daripada isi ceritanya.
Ahaha,
ini salah satu serunya membuka-buka KBBI. Ada banyaaak sekali kata di sana yang
tak pernah kita pakai karena kita nggak tahu kata itu ada.
Candy Miaw aja rajin baca KBBI :D |
Oya, ailurofili itu berarti orang yang sangat tertarik pada kucing. (KBBI edisi 4, halaman 20).
6. Kucing di Rumah
Ketika
menulis naskah Ailurofil , di rumah saya ada tiga kucing domestik. Candy Miaw si
induk kucing, Stroberi Miaw alias Peyo dan Vanila Miaw alias Unil. Malangnya,
Peyo sudah mati :’( dan Unil hilang.
Sekarang di rumah saya ada empat kucing domestik. Candy Miaw si induk kucing (teteuuup) dan The Three Maskucing: Cingcing, Ucil, dan Kitkat. Tiga kucing ganteng dengan karakter yang berbeda-beda.
Sekarang di rumah saya ada empat kucing domestik. Candy Miaw si induk kucing (teteuuup) dan The Three Maskucing: Cingcing, Ucil, dan Kitkat. Tiga kucing ganteng dengan karakter yang berbeda-beda.
7. Novel Teenlit
Ailurofil adalah novel remaja (teenlit), bukan novel anak meski
kavernya sangat imut menggemaskan. Tentang novel teenlit pernah saya tulis di Ketak-Ketik Teenlit dan Tips Menulis Novel Remaja
Cerita dalam Ailurofil pun bukan melulu tentang kucing tetapi juga tentang kegalauan Nasya akan jurusan yang harus dipilihnya saat kuliah nanti, tentang cinta, dan tentang keluarga yang baik-baik saja meski sang ayah telah meninggal dunia dan kini hidup dengan ayah tiri.
8. Cincau Es Krim
Cincau es krim yang disebut-sebut di bab terakhir Ailurofil itu adalah salah satu
makanan/minuman kesukaan saya.
Cincau hijau + es krim ini yummy banget! Harga segelas ini Rp 3.500. Cobain, deh. |
9. Berhenti atau Lanjut?
Ailurofil
terbit ketika saya sedang galau apakah akan tetap menulis novel remaja (setelah sekian tahun menjadi remaja 😀 ) atau banting setir menulis novel anak, novel islami, dan buku nonfiksi.
Apa ini pertanda kalau saya harus tetap menulis novel remaja?
Triani Retno A
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.