Investasi. Satu kata ini cukup mengusik saya beberapa bulan belakangan ini. Saya tahu, saya harus mempunyai investasi untuk masa depan (dan masa tua). Masalahnya, investasi apa?
Sempat terpikir
untuk berinvestasi rumah kos. ATM Gedor, kata teman saya. Tapi semuanya masih
berkutat dalam pikiran dan keinginan. Mau direalisasikan terbentur pada kondisi keuangan.
Investasi rumah kos… beli tunai saya belum mampu. KPR? Ugh,
beberapa kali ke bank selalu ditolak karena status saya sebagai freelancer
dengan penghasilan tidak menentu.
Bank mah nggak peduli saya sudah Mengelola Keuangan Keluarga Ala Freelancer. Yang penting ada penghasilan jelas dan tetap.
Tidak adakah cara mudah berinvestasi? Mudah di sini dalam arti persyaratannya gampang dipahami oleh orang awam seperti saya, jumlah yang diinvestasikan terjangkau, dan aman.
Tepat ketika sedang galau memikirkan investasi, Manulife mengundang Blogger Bandung untuk bincang-bincang tentang reksa dana di
Eduplex Dago.
Saya tak kenal makhluk bernama reksa dana ini. Saya hanya tahu bahwa reksa dana adalah salah satu bentuk investasi.
Saya tak kenal makhluk bernama reksa dana ini. Saya hanya tahu bahwa reksa dana adalah salah satu bentuk investasi.
Nah! Cocok banget!
Eduplex, Jl. Dago 84 Bandung. |
Kapan Mulai Berinvestasi
Pak Putut Andanawarih, Direktur Pengembangan Bisnis Manulife,
membuka bincang-bincang dengan satu pertanyaan yang sangat menohok: Kapan mau
berinvestasi?
Saya menjawab lemas, “Sekarang.” Iya, saya tahu investasi
harus dimulai sekarang.
Tapi oh tapi… “sekarang”nya saya itu sudah sejak bertahun-tahun yang lalu tanpa aksi nyata. Selalu saja ada yang membuat saya tak jadi berinvestasi.
Tapi oh tapi… “sekarang”nya saya itu sudah sejak bertahun-tahun yang lalu tanpa aksi nyata. Selalu saja ada yang membuat saya tak jadi berinvestasi.
Dan ternyata, menurut Pak Putut, sangat banyak orang yang
seperti saya.
Selalu saja ada alasan untuk menunda berinvestasi. Mau menikmati gaji pertama dulu, mau seneng-seneng menikmati masa muda dulu, mau beli gadget terhits dulu, mau mempersiapkan pernikahan dulu, harus beli popok dan berbagai keperluan lain untuk si bayi, harus membayar biaya sekolah anak, mau pelesir keliling dunia dulu….
Selalu saja ada alasan untuk menunda berinvestasi. Mau menikmati gaji pertama dulu, mau seneng-seneng menikmati masa muda dulu, mau beli gadget terhits dulu, mau mempersiapkan pernikahan dulu, harus beli popok dan berbagai keperluan lain untuk si bayi, harus membayar biaya sekolah anak, mau pelesir keliling dunia dulu….
Begitu banyak keinginan yang tak ada habisnya. Investasi
tertunda terus. Tahu-tahu usia sudah tak muda lagi, produktivitas menurun,
sedangkan kebutuhan hidup tetap ada.
Putut Andanawarih, Direktur Pengembangan Bisnis Manulife. |
Penghasilan besar dan terus naik pun bukan jaminan seseorang
bisa berinvestasi.
Sering kejadian, berapa pun gajinya ya habis-habis saja. Gaji tiga juta habiiiis, gaji 15 juta juga habis tanpa sisa, tanpa teralokasikan untuk investasi.
Sering kejadian, berapa pun gajinya ya habis-habis saja. Gaji tiga juta habiiiis, gaji 15 juta juga habis tanpa sisa, tanpa teralokasikan untuk investasi.
Pada penjelasan ini, saya menghela napas panjang, lebih
panjang dibandingkan masa penantian Cinta pada Rangga. Teringat masa lalu, masa
ketika penghasilan berapa pun tetap saja habis.
Pak Putut mengingatkan bahwa masa depan sebenarnya bisa kita
atur. Caranya?
Pertama harus insaf dulu. Insaf kalau pola hidup
bersenang-senang tanpa merencanakan masa depan itu nggak baik. Setelah itu, atur
gaya hidup. Perkecil gaya hidup, jangan ingin terlihat wah melulu.
Kedua, hidup irit dan tentukan prioritas. Di sini lebih
penting mendahulukan kebutuhan daripada keinginan.
Irit tapi tetap asik ala MAMI. |
Jangan lupa, pay yourself
first. Seperti apa cara membayar diri sendiri ini? Apakah dengan makan-makan di kafe mahal atau beli gadget terbaru?
Ternyata bukan. Membayar diri sendiri ini dilakukan dengan
menyisihkan sebagian penghasilan yang didapat untuk tabungan dan investasi.
Daaan… dilakukan di awal mendapat penghasilan, sebelum memakai uang untuk
belanja-belanji.
Selanjutnya, lakukan investasi dengan memperhitungkan
inflasi. Investasi ini haruslah sesuatu yang dalam jangka panjang nilainya
naik.
Dua poin pertama sudah saya lakukan. Prinsip saya, besar atau kecil keuangan tetap harus dikelola. Untuk poin ketiga, well, saya masih mencari pencerahan.
Reksadana Manulife
Oke. Jadi, berinvestasi adalah suatu keharusan. Sampai di
sini saya setuju. Tapi apa ada investasi yang terjangkau oleh saya?
Status pekerjaan saya sih banyak: penulis, editor, dan pedagang online. Tapi penghasilan mah... belum sekeren statusnya. :D
Status pekerjaan saya sih banyak: penulis, editor, dan pedagang online. Tapi penghasilan mah... belum sekeren statusnya. :D
Kalau investasi berupa saham-saham gitu, emh... sepertinya saya harus berpikir lagi. Saya belum
paham tentang saham.
Yang saya paham, saya bukan tipe orang yang berani mengambil risiko besar. Setahu saya, main saham kan berisiko besar. High return, high risk.
Investasi dengan risiko yang lebih rendah yang saya lakukan:
Yang saya paham, saya bukan tipe orang yang berani mengambil risiko besar. Setahu saya, main saham kan berisiko besar. High return, high risk.
Investasi dengan risiko yang lebih rendah yang saya lakukan:
Penjelasan Pak Putut selanjutnya sangat membesarkan hati. Ternyata ada, lho, investasi yang ringan tetapi tetap memberikan keuntungan. Namanya Manulife Dana Kas (MDK)
MDK ini adalah satu dari 19 produk reksa dana yang dikelola
oleh PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI).
Dibandingkan dengan produk lainnya, MDK ini tergolong konservatif. Pergerakannya paling minim dibandingkan produk investasi lainnya, risikonya paling rendah, tetapi paling stabil, tetap menguntungkan dan―yang paling penting―terbukti mampu mengalahkan inflasi.
Dibandingkan dengan produk lainnya, MDK ini tergolong konservatif. Pergerakannya paling minim dibandingkan produk investasi lainnya, risikonya paling rendah, tetapi paling stabil, tetap menguntungkan dan―yang paling penting―terbukti mampu mengalahkan inflasi.
Sederhananya, dengan MDK
nilai uang kita dapat bertahan, bahkan meningkat. Tidak tergerus oleh inflasi.
Perbandingan menyimpan uang di tabungan biasa dengan investasi di Manulife Dana Kas (MDK). |
Dengan profil seperti ini, MDK sangat sesuai bagi orang yang
baru mulai berinvestasi, orang yang baru belajar. Kalau sudah makin paham
seluk-beluk investasi, baru deh pertimbangkan untuk berinvestasi di produk lain
yang lebih agresif.
Keuntungan lainnya, MDK ini dapat dikontrol dan dapat diambil
setiap saat. Tidak perlu menunggu 1 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan seperti
deposito. Dengan begitu, berinvestasi di MDK juga cocok untuk persiapan
menghadapi kondisi darurat.
Untuk berinvestasi di MDK, berapa dana yang harus disiapkan?
Untuk berinvestasi di MDK, berapa dana yang harus disiapkan?
Ternyata sangat terjangkau. Dengan minimal Rp 100.000,- saja
kita sudah bisa mulai berinvestasi di MDK. Wow! Cuma dengan seratus ribu sudah
bisa berinvestasi?
Betul banget. Itu jumlah minimal lho, ya. Kalau ada dana
lebih, jumlahnya bisa ditambah.
Mau menambah sebesar apa, terserah kita. Tidak ada patokan mutlak berapa persen penghasilan yang sebaiknya diinvestasikan.
Mau menambah sebesar apa, terserah kita. Tidak ada patokan mutlak berapa persen penghasilan yang sebaiknya diinvestasikan.
Kabar gembiranya lagi, MAMI juga memiliki reksa dana syariah.
Dana yang diinvestasikan di reksa dana syariah ini akan digunakan untuk bisnis
yang sesuai prinsip keuangan syariah.
Duh, alhamdulillah ya. Sesuatu sekali. Saya nggak mau dong kalau dana yang saya investasikan (walaupun jumlahnya imut-imut seperti bayi marmut) itu dipakai untuk bisnis yang melanggar
hukum Islam.
Tentang mengelola keuangan, saya tulis juga di sini:
Jadi, reksa dana itu sendiri apa? Secara sederhana Pak Legowo, Presiden Direktur Manulife Indonesia, menganalogikan reksadana sebagai rujak. Terdiri dari beraneka buah berkualitas baik (di sini berarti uang para investor) yang diracik oleh penjual rujak yang ahli (di sini berarti dikelola oleh manajer investasi yang andal) sehingga menghasilkan rujak yang yummy (di sini berarti keuntungan yang diperoleh investor).
Tentang mengelola keuangan, saya tulis juga di sini:
Jadi, reksa dana itu sendiri apa? Secara sederhana Pak Legowo, Presiden Direktur Manulife Indonesia, menganalogikan reksadana sebagai rujak. Terdiri dari beraneka buah berkualitas baik (di sini berarti uang para investor) yang diracik oleh penjual rujak yang ahli (di sini berarti dikelola oleh manajer investasi yang andal) sehingga menghasilkan rujak yang yummy (di sini berarti keuntungan yang diperoleh investor).
KlikMAMI
Untuk mempermudah investor dan calon investor berinvestasi di
Reksa Dana Manulife (baik untuk Manulife Dana Kas maupun produk investasi
lainnya), pada tanggal 23 April kemarin PT Manulife Asset Management Indonesia
resmi meluncurkan KlikMAMI.
KlikMAMI ini adalah solusi online Reksa Dana Manulife. Layanan
yang full online ini bisa menjadi alternatif bagi orang-orang yang
selama ini belum berinvestasi karena sibuk di kantor, sibuk dengan urusan rumah
tangga, bertempat tinggal jauh dari lembaga investasi, atau enggan
bermacet-macet pada jam kerja untuk datang ke lembaga investasi.
Cukup dengan KlikMAMI di www.klikmami.com,
kita bisa mendaftar menjadi investor.
Reksa Dana Manulife sekarang online. |
Presiden Direktur Manulife Asset Management Indonesia, Legowo Kusumonegoro, saat peluncuran KlikMAMI. |
Setelah terdaftar sebagai investor, kita bisa melakukan
berbagai transaksi secara online di KlikMAMI:
- Bisa membeli unit Reksa Dana Manulife (baik top up maupun menambah produk baru).
- Bisa menjual unit Reksa Dana Manulife. Dengan KlikMAMI, dana pencairan akan ditransfer ke nomor rekening bank yang kita daftarkan.
- Bisa beralih ke unit Reksa Dana Manulife yang lain.
- Bisa melakukan perubahan data (misalnya pindah alamat rumah).
- Bisa memonitor uang yang kita investasikan.
Kalau sudah begini sepertinya nggak ada alasan lagi untuk
menunda investasi, kan? Semakin lama kita menunda, semakin sedikit waktu yang
kita punya. Yuk, cerdas berinvestasi.
Pak Putut, Pak Legowo, dan Pak Iman Rochmani siap-siap untuk twit massal #KlikMAMI #SekarangAja yang menandai resminya KlikMAMI. |
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.