Informasi tentang lomba menulis bertebaran di internet. Cobalah buka Google lalu ketik kata kunci “Informasi lomba menulis”.
Infomasi yang kita minta itu akan bermunculan. Dari lomba menulis novel, lomba menulis cerpen, lomba menulis artikel, lomba menulis blog, lomba karya tulis ilmiah, hingga lomba menulis pengalaman hidup.
Jumlahnya
melampaui hitungan jari. Sampai-sampai para pemburu lomba kebingungan
dibuatnya.
Saya sering membaca status dan komentar-komentar di media sosial tentang ini. Bingung dan stres karena banyaknya lomba menulis yang ingin mereka ikuti.
Setelah
membaca tips mengikuti lomba menulis ini, semoga rasa bingung dan stres
itu bisa diminimalkan. Bagi saya sih terbukti berhasil. Bisa intip di rekam jejak di dunia menulis.
Memilah Jenis Lomba Menulis
Ini tips pertama. Puluhan bahkan ratusan informasi lomba menulis yang kita temukan di
internet itu kita pilah dulu berdasarkan jenisnya.
- Lomba menulis novel.
- Lomba menulis artikel
- Lomba menulis puisi.
- Lomba menulis cerpen.
- Lomba menulis blog
- Lomba menulis pengalaman pribadi
- Dan lain-lain.
Kalau kita bukan orang yang suka menceritakan detail kehidupan pribadi kita kepada orang lain (apalagi nantinya akan dipublikasikan), sepertinya lomba jenis ini tidak cocok untuk kita. Apalagi untuk lomba jenis ini sering ada persyaratan menyertakan surat pernyataan bahwa kisah tersebut benar-benar nyata.
Kalau
kita termasuk orang seperti itu, lomba menulis cerpen atau novel lebih cocok
karena kita bisa mencampurnya dengan sekarung bumbu dan segudang imajinasi. Kita bisa menulis novel tentang pengalaman hidup.
Bagaimana
kalau kita jago menulis novel, jago menulis artikel, dan hobi blogging
sekaligus? Boleh ikut semua, dong.
Boleh saja. Ikuti tip mengikuti lomba menulis yang kedua, ya, biar nggak pusing pala betmen.
Memilah Lomba Menulis
Ini tips yang kediua. Jika
jenis-jenis lomba yang ada sudah kita pilah-pilah dan menyisakan—katakanlah—dua
jenis saja, mari kita pilah lagi. Untuk pemilahan kali ini kita gunakan prinsip
5W + 1H. What, Where, When, Who, Why, How.
Lomba apa? |
WHAT
Apa tema yang harus ditulis?
Apa
hadiahnya?
Kalau lomba novel, ada yang memberi hadiah uang tunai plus novel akan diterbitkan, ada pula yang hanya memberi hadiah uang tunai sedangkan naskah itu bebas mau diterbitkan di mana.
Untuk kamu yang ingin jadi penulis novel, baca baik-baik ya persyaratan lombanya. Bukan apa-apa. Menulis novel minimal 100 halaman itu butuh effort tersendiri.
Di mana? |
WHERE
Di mana lomba menulis tersebut diadakan? Online atau offline?
Jika lomba diadakan on the spot (alias langsung menulis di sebuah lokasi
lomba bersama para peserta lain) sedangkan kondisi kita tidak memungkinkan
untuk datang, lewatkan saja lomba itu.
Tak perlu
mengeluh karena tinggal di Kendari sedangkan lomba dilangsungkan di Bandung.
Tak usah berteriak frustrasi karena lomba diadakan di kota sendiri tapi kita
tidak mungkin datang (misalnya sedang UAS, ada meeting di kantor, atau
nggak bisa ninggalin bayi di rumah).
Kalem
saja. Lomba itu mungkin memang bukan rezeki kita, bukan untuk kita. Masih
banyak lomba lain yang bisa diikuti.
Kapan? |
WHEN.
Kapan penyelenggaraan lomba menulis tersebut? Kapan tenggat waktu (deadline)nya?
Cermati
tanggal-tanggal pentingnya. Tenggat waktunya memungkinkan kita ikut atau tidak?
Kalau masih lama, berarti kita punya waktu untuk mengatur strategi. Termasuk mengatur strategi di sini adalah riset (jika dibutuhkan, baik riset lapangan maupun riset pustaka) dan menyesuaikan jadwal.
Kalau masih lama, berarti kita punya waktu untuk mengatur strategi. Termasuk mengatur strategi di sini adalah riset (jika dibutuhkan, baik riset lapangan maupun riset pustaka) dan menyesuaikan jadwal.
Jika
memungkinkan, jangan kirimkan naskah pada hari terakhir lomba. Kenapa? Nah, khusus tentang ini saya tulis di Deadline Lomba, Hindari Saat Terakhir.
Siapa? |
WHO.
Siapa penyelenggara lomba menulis itu?
Tentu
tidak mau, kan, kalau naskah yang diikutsertakan dalam lomba itu tak jelas
kabar beritanya.
Lebih parah lagi kalau penyelenggara lomba (yang tidak jelas kredibilitasnya) tiba-tiba menghilang dengan membawa naskah para peserta lomba. Ada baiknya mencari tahu dari pihak ketiga tentang penyelenggara lomba.
Lebih parah lagi kalau penyelenggara lomba (yang tidak jelas kredibilitasnya) tiba-tiba menghilang dengan membawa naskah para peserta lomba. Ada baiknya mencari tahu dari pihak ketiga tentang penyelenggara lomba.
Kenapa
pada pihak ketiga?
Kalau bertanya langsung pada penyelenggara, nggak mungkin muncul jawaban “Oh, kami pernah
terlibat kasus pelanggaran hak cipta”. Pihak ketiga ini bisa berupa informasi
di internet atau penulis lain.
Siapa
yang boleh mengikuti lomba? Baca baik-baik persyaratan lomba. Ada lomba menulis
yang boleh diikuti siapa saja, ada yang dibatasi pada usia tertentu, gender
tertentu, tingkat pendidikan tertentu, atau tempat tinggal tertentu.
Penyelenggara lomba tentu memiliki pertimbangan sendiri ketika menetapkan persyaratan tersebut.
Penyelenggara lomba tentu memiliki pertimbangan sendiri ketika menetapkan persyaratan tersebut.
Kalau
kita berada di luar kategori peserta, berarti lomba tersebut langsung saja kita
lewati. Kalau termasuk kategori peserta? Silakan pertimbangkan unsur-unsur lain
dalam 5W+1H ini.
Motivasi. |
WHY
Kenapa kita ingin mengikuti lomba menulis itu?
Jawaban untuk
pertanyaan lain bisa ditemukan dalam informasi lomba yang dikeluarkan oleh
penyelenggara lomba. Sementara itu, jawaban untuk pertanyaan WHY ini ada di
dalam diri kita sendiri.
Bisa jadi
karena hadiahnya. Ada yang mengejar hadiah uang tunai, ada yang megejar hadiah
gadget, dan sebagainya.
Ada pula yang tidak ambil pusing hadiahnya apa, yang penting fun. Semua sah-sah aja. Kita yang paling tahu apa yang kita inginkan.
Ada pula yang tidak ambil pusing hadiahnya apa, yang penting fun. Semua sah-sah aja. Kita yang paling tahu apa yang kita inginkan.
Bisa jadi
karena prestisenya. Misalnya lomba menulis novel yang diadakan oleh penerbit
terbesar di Indonesia. Kalau menang, nama kita sebagai penulis bisa langsung
melambung.
Bisa jadi
karena suka dengan temanya atau karena ingin coba-coba saja. Bisa juga karena
iri melihat teman sering menang lomba menulis dan dapat hadiah macam-macam.
Yuk, cari
tahu dulu supaya kita bisa lebih berfokus memilih lomba. Kalau mengejar hadiah
uang tunai, kita bisa melewatkan lomba yang hanya menjanjikan e-sertifikat,
voucher fitnes yang tidak bisa diuangkan, dan sejenisnya.
Gimana caranya? |
HOW
Bagaimana cara mengikuti lomba menulis tersebut?
Ada naskah lomba
yang harus dikirim melalui email, ada yang harus print out. Yang print
out pun ada yang harus dilengkapi dengan CD naskah.
Ada yang harus mengirimkan naskah yang belum pernah dipublikasikan di mana pun, ada yang justru harus sudah dipublikasikan di media massa.
Ada yang harus mengirimkan naskah yang belum pernah dipublikasikan di mana pun, ada yang justru harus sudah dipublikasikan di media massa.
Untuk lomba blog, ada yang SEO, semi-SEO, ada yang murni dari kualitas artikel, ada yang dari jumlah komentar.
Ada yang harus menyebutkan nama sponsor dan produk-produknya, ada yang tidak.
Ada yang artikelnya mesti ngiklan banget, ada yang lebih suka softselling. Ada yang mesti hyperlink, kasih do follow, ada yang cukup kasih hastag.
Kalau mau ikut lomba menulis novel tapi berat mengirimkan naskah dalam bentuk print out dan penyelenggara tidak memberi toleransi, ya sudah.
Kalau mau ikut lomba blog yang hadiahnya bikin ngiler tapi syaratnya mesti masuk halaman 1 Google sedangkan kemampuan SEO nol besar, ya move on aja.
Jangan sampai muncul emosi negatif. Masih bisa mencari lomba yang lain, kan? Masa dari sekian banyak lomba nggak ada yang sesuai.
Ada yang harus menyebutkan nama sponsor dan produk-produknya, ada yang tidak.
Ada yang artikelnya mesti ngiklan banget, ada yang lebih suka softselling. Ada yang mesti hyperlink, kasih do follow, ada yang cukup kasih hastag.
Kalau mau ikut lomba menulis novel tapi berat mengirimkan naskah dalam bentuk print out dan penyelenggara tidak memberi toleransi, ya sudah.
Kalau mau ikut lomba blog yang hadiahnya bikin ngiler tapi syaratnya mesti masuk halaman 1 Google sedangkan kemampuan SEO nol besar, ya move on aja.
Jangan sampai muncul emosi negatif. Masih bisa mencari lomba yang lain, kan? Masa dari sekian banyak lomba nggak ada yang sesuai.
Lebih lanjut tentang lomba menulis saya tuliskan di sini:
Saatnya Memilih
Setelah
memilah-milah, kini saatnya memilih akan ikut lomba menulis yang mana. Setelah memilih? Mulailah menulis.
Jika
mengaku hobi menulis, semestinyalah menulis ini menjadi sesuatu yang
menyenangkan dan bukan menjadi penyebab stres.
Semoga berbekal tips mengikuti lomba menulis ini, aktivitas
menulis jadi lebih menyenangkan dan terhindar dari stres mengejar berbagai deadline
lomba.
Selamat bersenang-senang menulis, ya. :)
Salam,
Triani Retno A
Penulis Buku, Editor Freelance, Blogger Bandung
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.