Beberapa
tahun belakangan, makanan satu ini sepertinya menjadi “hidangan wajib” di
resepsi pernikahan, ya. Saking “wajib”nya, anak bungsu saya sampai mengira di
semua resepsi pernikahan pasti ada zuppa-zuppa.
Cuma,
kan, nggak tiap hari ada undangan nikahan, padahal anak saya bisa ujug-ujug
pengin makan zuppa-zuppa (dan saya belum bisa bikin karena banyak alasan :D).
Untungnya
sekarang cukup banyak yang jualan zuppa-zuppa. Tidak hanya di kafe tetapi juga
di pasar rakyat. Sekarang, yuk kita coba nikmatnya zuppa-zuppa di Pasar
Kaget Gasibu, Bandung.
Makanan enak lainnya yang perlu banget dicoba di Bandung:
Makanan enak lainnya yang perlu banget dicoba di Bandung:
Zuppa-Zuppa di Pasar Kaget Gasibu
Sebenernya
sekarang namanya bukan Pasar Kaget Gasibu lagi, tapi Pasar Kaget Monju (Monju =
Monumen Perjuangan).
Dulu pasar kaget ini memenuhi Lapangan Gasibu yang berada tepat di depan Gedung Sate Bandung, bahkan sampai luber ke jalan-jalan di sekitarnya.
Dulu pasar kaget ini memenuhi Lapangan Gasibu yang berada tepat di depan Gedung Sate Bandung, bahkan sampai luber ke jalan-jalan di sekitarnya.
Namun,
Pemkot Bandung kemudian memindahkan pasar kaget hari Minggu ini dari Lapangan
Gasibu ke area di seberangnya, yaitu Monumen Perjuangan (tapi tetap aja meluber
ke mana-mana).
Meski
begitu, nama “Pasar Kaget Gasibu” rasanya sudah telanjur melekat di lidah. Saya
juga pernah memasukkan pasar kaget ini ke novel saya yang terbit tahun 2013,
Kayla Twitter Kemping.
Di area
pasar kaget ini setidaknya ada lima penjual zuppa-zuppa soup. Satu tak jauh
dari jalan masuk ke pasar kaget (dari arah Jl. Surapati), satu di jajaran pagar
Gedung Telkom, dan tiga lagi di area taman yang berpagar. Semuanya menyajikan
zuppa-zuppa yang fresh from the oven.
Saya
sempat kaget juga (cocoklah dengan namanya yang pasar kaget itu :D) karena ada
banyak penjual zuppa-zuppa di sini.
Rupanya, makanan yang konon pertama kali dibuat di Lombardy, Italia, pada tahun 1525 ini sudah begitu merakyat dan populer di Bandung.
Rupanya, makanan yang konon pertama kali dibuat di Lombardy, Italia, pada tahun 1525 ini sudah begitu merakyat dan populer di Bandung.
Dalam
bahasa Italia sendiri, zuppa berarti hidangan roti yang direndam dalam
kuah daging (Sumber: Zuppa Soup karya Lilly T. Erwin. Gramedia Pustaka
Utama, 2009)
Piknik di Saung Zuppa Soup dan Kueh
Setelah
mencicipi satu per satu, favorit anak saya adalah zuppa-zuppa di Saung Zuppa
Soup dan Kueh milik Pak Ahmad dan Bu Aan. Bahkan kata anak bungsu saya, rasanya
nggak kalah dibandingkan zuppa-zuppa di kafe.
Meski namanya
pakai “saung”, tak ada bangunan saung di sini. Pasangan suami istri ini hanya
menggelar karpet plastik yang dilengkapi dengan tiga meja berkaki rendah dan
payung besar.
Makan di
sini kita serasa piknik, deh. Lebih-lebih karena lokasinya di bawah pohon
besar.
Dibandingkan tempat yang lain di area pasar kaget ini, saung ini relatif lebih bersih. Bagi saya, ini menjadi salah satu nilai plusnya.
Dibandingkan tempat yang lain di area pasar kaget ini, saung ini relatif lebih bersih. Bagi saya, ini menjadi salah satu nilai plusnya.
Biasanya
ada beberapa mangkuk zuppa-zuppa yang sudah ready di etalase mungil. Kalau tak
ada, tunggu saja. Di oven ada yang sedang dimatangkan.
Dan wanginyaaa… ah, saya selalu suka aroma pastry yang baru keluar dari oven. Supnya juga enak. Gurih dan kentalnya cukup, plus ada daging ayam yang dipotong kecil-kecil.
Dan wanginyaaa… ah, saya selalu suka aroma pastry yang baru keluar dari oven. Supnya juga enak. Gurih dan kentalnya cukup, plus ada daging ayam yang dipotong kecil-kecil.
Terakhir
saya makan zuppa-zuppa di tempat Pak Ahmad ini, harganya Rp 11.000 per mangkuk.
Kalau dibawa pulang lebih mahal Rp 2.000 (di semua penjual zuppa-zuppa di pasar
kaget ini, mangkuknya menggunakan mangkuk kaca tahan panas).
Oya, tak
hanya zuppa-zuppa yang ada di saung ini. Spageti, sosis bakar, risoles, dan mi
bakso pun ada.
Kalau mau pesan untuk acara resepsi, arisan, atau semacamnya juga bisa kok. Kata Pak Ahmad, mereka cukup sering menerima pesanan untuk acara-acara seperti itu.
Kalau mau pesan untuk acara resepsi, arisan, atau semacamnya juga bisa kok. Kata Pak Ahmad, mereka cukup sering menerima pesanan untuk acara-acara seperti itu.
Telepon aja kalau mau pesan buat arisan atau resepsi. (022) 9137-5309. |
Tips
- Pasar kaget ini buka dari pagi (sekitar pukul 06.00) sampai pukul 12 siang. Sepengalaman saya, sih, selewat pukul 10.00 sudah tidak terlalu ramai.
- Tempatkan tas yang berisi benda berharga di bagian depan badan, ya. Kalau ramai begitu, sering ada copet berkeliaran. Kalau tas berisi rangginang, kaus kaki, atau bawang merah, nggak apa-apa ditenteng atau dicangklong di pundak :D
- Meski banyak yang hobiii buang sampah sembarangan, please..., jangan ikut-ikutan ya. Cukup banyak tempat sampah, kok, di area ini.
- Kalau kamu dari luar Jawa Barat atau bukan orang Sunda, jangan heran kalau mendengar para penjual zuppa-zuppa di pasar rakyat ini melafalkan dagangannya sebagai "jupa-jupa". :)
Angkutan Umum ke Gasibu Bandung
Banyak
mobil angkutan kota yang melewati kawasan Gasibu Bandung ini.
2. Kalau dari arah Cicaheum, bisa naik angkot Cicaheum-Ciroyom atau angkot pinky unyu Gedebage-Dago. Turun di depan Lapangan Gasibu, ya. Kalau telanjur naik angkot Cicaheum-Ledeng, turun saja di depan Gedung Sate. Dari situ jalan kaki melewati Lapangan Gasibu, lalu menyeberang ke areal Monumen Perjuangan.
3. Kalau dari arah Ledeng, bisa naik angkot Ledeng-Cicaheum. Turun di depan Gedung Sate, ya.
4. Kalau dari Leuwipanjang, silakan naik bus Damri Leuwipanjang–Dago. Turun di depan kampus Unpad.
5. Dari Jatinangor? Hehe… naik bus Damri Jatinangor–Dipati Ukur. Turun di depan kampus Unpad.
Nggak jauh dari Monumen Perjuangan ini ada tempat yang juga menarik buat didatangi:
- Museum Pos Indonesia. Gratis nih masuknya.
- Perpustakaan Umum Gasibu. Bisa puas baca buku di sini. Gratis dan nyaman.
Selamat jalan-jalan di Pasar Kaget Gasibu eh Pasar Kaget Monju. Keep Bandung clean and beautiful, yaaa :)
Salam,
Triani Retno A
Penulis Buku, Novelis, Editor Freelance
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.