Alhamdulillah, dia senang diajak ke masjid, terutama masjid yang punya halaman luas. Selesai shalat bisa lari-larian di halaman sambil ngayal jadi peserta Sasuke Ninja Warrior. :D
Selesai
shalat Ashar, kami bermaksud pulang. Tapi olala… hujan turun dengan sangat
deras. Meski membawa payung lipat, rasanya tidak mungkin menembus hujan tanpa
kebasahan.
Jadi,
kami putuskan untuk menunggu sampai hujan reda. Supaya tidak bosan, kami
menyusuri selasar masjid. Lalu sampailah kami di sebuah ruangan kaca. Hei,
tempat apa itu?
Sanggar Origami
Ruangan
yang keempat sisinya berupa kaca itu ternyata sanggar origami. Lengkapnya,
Sanggar Origami Indonesia (SOI)
Belajar origami di Bandung? Coba deh ke Sanggar Origami Indonesia di Pusdai . |
Melihat
ada tulisan “Open” tergantung di pintu, kami pun masuk. Agak ragu-ragu
sebenarnya. Ini terbuka untuk umum atau hanya untuk anggota sanggar, ya?
Namun, si
bungsu sudah telanjur melesat masuk. Dia tertarik melihat origami yang tampak
dari luar. Saya ikut masuk, dong, setelah melepas kaus kaki yang agak basah.
Hehe….
Bagian
dalam sanggar origami ini ternyata lebih indah daripada yang terlihat dari
luar. Sebuah rak kayu kotak-kotak panjang yang tingginya hampir mencapai
langit-langit, menyekat ruangan ini menjadi dua bagian.
Satu bagian berfungsi sebagai kantor dan ruang tamu. Satu bagian lagi menjadi ruang belajar.
Satu bagian berfungsi sebagai kantor dan ruang tamu. Satu bagian lagi menjadi ruang belajar.
Hampir di
semua sisi dalam ruangan yang full-AC ini ada rak kayu. Ada yang tinggi, ada
yang rendah. Rak-rak kayu ini digunakan untuk memajang karya-karya origami.
Penempatan
origaminya sesuai dengan bentuknya. Ada yang untuk origami berbentuk box,
bunga, hewan, ada pula yang berbentuk menyerupai manusia.
Whuaaa…
bentuknya bagus-bagus banget. Pantes aja anak saya antusias. Da si emak ini kan cuma bisa bikin
pesawat-pesawatan dan kapal. Keterampilan melipat dari zaman SD yang nggak
kunjung berkembang :D
Sanggar Origami Indonesia ini ternyata milik Maya Hirai yang dikenal sebagai Ibu Origami Indonesia.
Prestasi sanggar ini pun tak main-main. Tiga rekor MURI sudah digenggamnya.Tahun 2011 meraih rekor MURI untuk Pembuatan Burung Origami Terbanyak, yaitu sebanyak 110.111 origami.
Tahun
2014 meraih rekor MURI untuk Pembuatan Origami Shinkanzen dengan Peserta Terbanyak.
Tahun 2016, Sanggar Origami Indonesia ini kembali mengukir rekor Pembuatan
Replika Mesin Diesel Kubota dengan Rangkaian Origami Terbesar.
Mau Belajar Origami?
Kalau mau
belajar origami di sanggar ini, bisa banget kok. Ini rinciannya.
1. Privat.
Biaya pendaftaran Rp 75.000, biaya kursus Rp 300.000 per bulan. Lama berlajar
1,5 jam untuk satu kali pertemuan. Oya, pertemuan hanya 1 kali per minggu.
2. Rombongan.
Biaya pendaftaran Rp 75.000 per rombongan. Selain itu, setiap peserta dikenakan
biaya Rp 15.000. Nanti peserta akan belajar membuat origami selama satu jam dan
mendapatkan goodie bag. Cocok banget, nih, buat study tour. Murah
dan mendidik.
Oya, untuk yang rombongan ini, pendaftaran dilakukan dua minggu
sebelumnya, ya. Jadi, nggak mendadak.
3. Paket Liburan.
Kalau sedang mencari kegiatan liburan untuk anak-anak, bisa ambil Paket Libutran. Biaya pendaftaran paket ini juga Rp 75.000. Belajar selama
satu jam saja, ya.
Kalau mau
beda dari yang lain, bisa juga lho merayakan ulang tahun anak di Sanggar
Origami ini. Jadi, sambil merayakan ulang tahun, sambil belajar origami.
Biaya
pendaftaran sama seperti paket-paket yang lain, yaitu Rp 75.000. Setiap anak
dikenakan biaya Rp 35.000. Kalau ingin sekalian dengan snack, jadinya Rp 60.000
per anak. Daftarnya dua minggu sebelum hari-H, ya.
Origami tingkat advance. Keren banget! |
Omong-omong,
nggak cuma anak-anak kok yang bisa belajar di Sanggar Origami Indonesia ini.
Orang dewasa juga bisa. Instruktur dari sanggar ini pun bisa datang ke rumah,
kantor, atau komunitas untuk mengajar origami.
Sanggar
Origami Indonesia di Pusdai ini buka hari Senin sampai Jumat, pukul 10.00 –
15.00. Hari Sabtu dan Minggu biasanya dipakai untuk workshop, pameran dan
sejenisnya.
Kalau mau ke sana pas akhir pekan, sebaiknya janjian dulu melalui
telepon 0851-0084-0375, WA 0881-4555-991, FB Sanggar Origami, Twitter/IG:
@SanggarOrigami, email: adm@sanggar-origami.com
Angkutan Kota
Ada
banyak angkutan kota yang melewati Pusdai yang terletak di Jalan Diponegoro no.
63 Bandung ini.
- Angkot Cicaheum – Ledeng (warna hijau strip hitam), baik dari yang Cicaheum maupun yang dari Ledeng.
- Angkot Cicaheum – Ciroyom (warna hijau strip oranye), baik dari yang Cicaheum maupun yang dari Ciroyom.
- Angkot Gedebage – Sadangserang (warna pinky unyu), baik dari yang Gedebage maupun yang dari Sadangserang.
- Angkot Sadangserang – St. Hall (warna hijau strip kuning), baik dari yang St. Hall maupun yang dari Sadangserang.
- Angkot Cicaheum – Ciwastra (warna cokelat strip krem), baik dari yang Cicaheum maupun yang dari Ciwastra.
- Angkot Caringin – Dago (warna oranye-putih-hijau), baik yang dari Caringin maupun yang dari Dago.
- Kalau dari arah Kebon Kelapa, bisa naik angkot yang ke Cicaheum, turun di depan PPI (Pusat Persenjataan Infantri), lalu naik angkot Ciwastra – Cicaheum yang warna cokelat.
- Kalau dari arah Margahayu, naik angkot Margahayu Ledeng (biru cerah strip kuning), turun di depan PPI juga.
Destinasi di Dekat Pusdai
Kalau kamu
dari luar Bandung dan mau sekalian menikmati Kota Kembang ini, di sekitar
Pusdai ada beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi.
Masih di
Jalan Diponegoro, ada Gedung Sate, Taman Gasibu (tapi sekarang masih dalam
renovasi), Museum Geologi, Gedung Dwiwarna, dan RRI Bandung.
DI RRI Bandung ini sering ada kegiatan untuk umum. beberapa bulan lalu saya ke sana untuk cuci mata di Festival Batu Akik.
Menyeberang
sedikit ada Jalan Cisangkuy (barangkali mau sekalian berwisata kuliner), Taman
Lansia, dan Museum Pos Indonesia.
Nah,
selamat berjalan-jalan. Keep Bandung clean and beautiful, ya.
Salam,
Triani Retno A
Penulis, Editor, Blogger
www.trianiretno.com
Salam,
Triani Retno A
Penulis, Editor, Blogger
www.trianiretno.com
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.