Cafe Jalan Riau
Matahari di langit kota Bandung sedang terik-teriknya saat saya tiba di pelataran Dakken Cafe.Dari luar, kafe bergaya kolonial yang berlokasi di Jalan Riau (alias Jalan L.L.R.E. Martadinata) nomor 67 ini terlihat sepi. Hanya ada tiga mobil terparkir di halamannya. Mungkin karena saya tiba di sana pas waktunya shalat Jumat.
Sejenak saya berdiri di
bawah kerindangan pohon di depan halaman Dakken Cafe. Meski sering melewati
tempat ini, baru kali ini saya bisa mengamatinya dengan saksama.
Cafe di Jalan Riau Bandung ini menempati
sebuah rumah peninggalan Belanda. Sisi barat bangunan berbentuk seperti menara.
Tempat wisata kuliner lain di seputaran Jalan Riau, Bandung:
Tempat wisata kuliner lain di seputaran Jalan Riau, Bandung:
- EncyKoffee, Warung kopi di taman baca legendaris.
- Roemah Enak Enak. Banyak pilihan menunya.
Sebelum imajinasi saya
mengembara ke masa lalu dan tersesat di sana, saya segera menyeberangi halaman
kafe. Mbak Linda, senior editor Penerbit Elex Media Komputindo, sudah menunggu
di dalam.
Tampak luar Dakken Cafe di Jalan Riau No. 67 Bandung |
Rumah Tempo Doeloe
Ruangan-ruangan lega
layaknya rumah tempo doeloe menyambut saya. Sambil celingukan mencari Mbak Linda,
mata saya menikmati ruang demi ruang.
Masuk ke Dakken Cafe ini seperti masuk ke
sebuah rumah tinggal saja. Ruangan paling depan yang terletak di sebelah lobi
seperti sebuah ruang tamu. Hm… cocok untuk menjamu relasi dalam suasana yang
hommy.
Melangkah ke dalam lagi,
ada sebuah ruangan yang layaknya ruang keluarga dengan dua set meja kursi. Ada satu keluarga yang sedang santai bersantap siang di sana. Deu.... jadi inget anak-anak #naluriemak
Beberapa ruang dibuat lebih privat dengan pintu kayu. Interiornya mengingatkan saya pada film-film berseting tahun 1940-an. Mungkin zaman dulu itu kamar-kamar tidur.
Ruangan-ruangan itu seperti ruang makan
di rumah-rumah. Dengan meja makan panjang dari kayu dan delapan kursi kayu.
Hei, sepertinya asyik juga kalau meeting di ruangan jadul ini. Apalagi ruangannya tertutup. Bisa lebih fokus dan nggak khawatir ada yang nguping.
Hei, sepertinya asyik juga kalau meeting di ruangan jadul ini. Apalagi ruangannya tertutup. Bisa lebih fokus dan nggak khawatir ada yang nguping.
Ruangan-ruangan di dalam Dakken Cafe. Unik dan tidak monoton. |
Langkah saya sampai ke
halaman dalam. Wow! Asyik sekali di sana. Di sana-sini tumbuh pohon yang
menjulang tinggi. Di teras belakang ada beberapa set meja dengan kursi santai.
Plus ada beberapa gazebo.
Nah! Itu editor saya,
menunggu di salah satu gazebo. Asiiik … mee-can alias meeting cantiknya di tempat terbuka.
Menu Andalan Dakken Cafe
“Menu andalan di Dakken
Cafe ini apa, Teh?” tanya saya setelah memperhatikan daftar menu. Mbak Linda
dan Wiwit sudah lebih dulu memesan makanan dan minuman.
Ternyata, menu andalan Dakken
Cafe ini adalah beef steak. Cepat saya menelusuri daftar menu.
Tenderloin steak, pepper steak, sirloin steak, prime australian beef loin, t-bone steak, lamb chop, lamb shank, ox tongue, beef cordon bleu. Untuk menu beef ini, harganya berkisar dari Rp 75.000,- sampai Rp 175.000,- per porsi.
Tenderloin steak, pepper steak, sirloin steak, prime australian beef loin, t-bone steak, lamb chop, lamb shank, ox tongue, beef cordon bleu. Untuk menu beef ini, harganya berkisar dari Rp 75.000,- sampai Rp 175.000,- per porsi.
“Pesen aja, Eno. Steak-nya
enak, lho,” kata Mbak Linda. Mungkin itu semacam kode supaya saya nggak
menghidupkan kalkulator di dalam kepala. Hihihi ….
Mbak Linda sendiri sudah
memesan seafood. Sebelumnya beliau sudah beberapa kali makan di kafe ini.
Makanya bisa merekomendasikan beef steak di antara segambreng menu di Dakken Cafe..
“Emh… saya nggak makan daging merah, Mbak,” sahut saya pasrah. Kalau seiris
doang sih masih berani. Lah kalau steak … masa cuma saya cuil sedikit doang?
Apalagi ini menu andalan. Rasanya pasti top markotop.
Duuuh… ini godaan banget.
Tapi kalau teringat persendian yang bisa langsung sakit dan kaku-kaku kalau
makan daging merah … akhirnya saya berhasil mengalahkan negara api
godaan lezat itu. Horeee.
Si Teteh yang sabar
menunggu pesanan saya menyarankan hidangan berbahan ayam atau seafood. Ah, ya.
Usul yang bagus.
Tempat wisata kuliner lainnya di Bandung:
Tempat wisata kuliner lainnya di Bandung:
- Restoran Purnawarman Hotel Hilton Bandung
- Cawit Ciumbuleuit. Buat yang nyari sarapan, Cawit ini buka dari jam 7 pagi.
- Royal Kashimura, Restoran Makanan Jepang Terbesar di Bandung.
Saya sempat ingin memesan chicken
ballotine karena yah, saya belum pernah mencicipi makanan yang namanya seperti
ini. Hehe…. Tapi urung karena melihat ada asparagus di dalamnya.
Saya suka asparagus, sebenarnya. Tapi seingat saya asparagus ada dalam daftar makanan yang harus saya hindari.
Saya suka asparagus, sebenarnya. Tapi seingat saya asparagus ada dalam daftar makanan yang harus saya hindari.
Akhirnya, pilihan saya
jatuh pada chicken cordon bleu. Smoked chicken dengan mozarella, french fries,
dan barbeque sauce.
Untuk minuman saya memesan
milkshakes cokelat. Deretan smoothies-nya menggoda, sih. Tapi kenapa saya malah
mesen milkshakes cokelat, ya?
Ahaha … ini kayaknya kebiasaan spontan kalau makan di luar sama anak-anak. Pasti ada saja yang memesan minuman satu itu.
Ahaha … ini kayaknya kebiasaan spontan kalau makan di luar sama anak-anak. Pasti ada saja yang memesan minuman satu itu.
Dan tadaaaa…. Ini dia
makanan pesanan saya. Daging ayamnya terlihat seperti risoles supergendut.
Ketika dibelah, mozarella-nya langsung melambai-lambai.
Chicken courdon bleu, salah satu menu di Dakken Cafe Bandung. Satu porsinya Rp 45.000. |
Hm … lezat. Daging ayamnya empuk. Saus barbeque plus zukini dan paprikanya pun enak. French fries-nya?
Hei, saya penggemar kentang. Dan saya suka dengan french fries ini. Apalagi ini judulnya ditraktir. Jadi lebih sedap rasanya. Hehehe ....
Saya lirik piring Mbak
Linda. Wow! Itu ikan salmon dan mashed potato-nya terlihat sedap sekali. Pengen nowel rasanya. Nggak ding. Cuma sebatas keinginan. Hahaha....
Menu seafood (atas) dan appetizer (bawah) di Dakken Cafe Bandung. |
Cafe yang Teduh dan Nyaman
Suasana yang teduh dan
adem membuat betah berlama-lama di Dakken Cafe ini. Untuk berbincang serius tentang
pekerjaan pun terasa nyaman.
Mau shalat? Tenang saja.
Ada sebuah mushala kecil untuk pengunjung yang hendak shalat.
Tapi untuk yang berkerudung, sebaiknya berwudhu di toilet saja karena tempat wudhu di sini terbuka. Lagi pula mushala mungil yang bersih ini tidak dilengkapi dengan cermin. Jadi agak susah kalau mau merapikan kerudung.
Tapi untuk yang berkerudung, sebaiknya berwudhu di toilet saja karena tempat wudhu di sini terbuka. Lagi pula mushala mungil yang bersih ini tidak dilengkapi dengan cermin. Jadi agak susah kalau mau merapikan kerudung.
Makan dulu sebelum mulai mee-can :) |
Konferensi Meja Bundar di
gazebo Dakken Cafe berakhir sekitar pukul 14.30 karena Mbak Linda dan Wiwit
harus segera kembali ke Jakarta.
Makasih untuk mee-can
siang ini, Mbak Linda. Insya Allah membawa hasil yang cantik pula.
Destinasi Wisata di Sekitar Dakken Cafe
Jalan Riau tempat Dakken
Cafe ini berada merupakan salah satu tujuan wisata kuliner dan wisata belanja di Bandung.
Dari ujung ke ujung berderet kafe dan factory outlet. Jalan Riau ini sendiri tidak jauh dari Jalan Dago yang juga menjadi tujuan wisata kuliner dan belanja.
Dari ujung ke ujung berderet kafe dan factory outlet. Jalan Riau ini sendiri tidak jauh dari Jalan Dago yang juga menjadi tujuan wisata kuliner dan belanja.
Factory outlet yang
terdekat dari Dakken Cafe adalah Cascade (Riau 65), Heritage (Riau 63), dan The
Summit (Nomor 61).
Di seberang Cafe Dakken sendiri ada Stamp FO yang bertempat di Graha Pos. Di kawasan Graha Pos ini juga berderet-deret gerai ATM. Kali aja kan mau belanja-belanji di kawasan ini.
Di seberang Cafe Dakken sendiri ada Stamp FO yang bertempat di Graha Pos. Di kawasan Graha Pos ini juga berderet-deret gerai ATM. Kali aja kan mau belanja-belanji di kawasan ini.
Oh ya, kalau mencari yang berbeda, bisa coba berburu barang kuno
dan antik di Old and New (Riau 85).
Rute Angkutan Umum
Kalau mau ke cafe di Jalan Riau Bandung ini tapi lagi malas bawa kendaraan sendiri, tenang aja. Ada kendaraan umum. Selain taksi dan ojek, bisa kok naik angkutan umum yang bersifat massal.
Angkot Ledeng - Margahayu (dan arah sebaliknya) yang berwarna biru langit cerah strip kuning menyusuri Jalan Riau Bandung kok. Angkot biru ini lewat persis di depan Dakken Cafe.
Kalau dari arah Dipati Ukur, bisa naik angkot Dipati Ukur - Panghegar (putih strip kuning-merah-hijau). Turun di depan Graha Pos. Dari situ menyeberang dan jalan kaki sebentar. Sampai deh di cafe Jalan Riau Bandung ini.
Nah, selamat jalan-jalan dan bersantai di Bandung. Keep Bandung clean and beautiful, ya. :)
Salam,
Triani Retno A
Salam,
Triani Retno A
Penulis Buku, Blogger, Editor
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.