Sebelumnya saya bekerja sebagai orang kantoran. Sekarang, kantor saya ya di rumah. Ceritanya saya tulis di Dari Perempuan Kantoran ke Perempuan Rumahan.
Hari begini sih banyak pekerjaan produktif yang bisa dilakukan dari rumah.
Saya sendiri memilih mendapatkan uang dengan menulis di internet. Yup, membisniskan hobi saya menulis. Untung juga sejak remaja
dulu hobi saya menulis.
Ketika masih ngantor pun saya tetap menulis untuk majalah remaja. Atasan
saya di kantor malah memberdayakan kemampuan menulis saya untuk kepentingan
kantor.
Wehehe … itu masa-masa “gajinya satu, kerjaannya banyak”.
Wehehe … itu masa-masa “gajinya satu, kerjaannya banyak”.
Setelah tidak lagi jadi karyawan kantoran, saya memilih bekerja sebagai
penulis buku, blogger, editor, dan penjual buku online dari rumah.
Omong-omong soal hobi, teman saya yang semasa gadis hobiii banget wall climbing sekarang juga jadi working home mother. Dari rumah dia berbisnis
dinding yang untuk wall climbing itu,
sekaligus mendesain gambarnya.
Kerja dari Rumah, Bebas Macet
Naaah, ini nih yang paling menyenangkan dari status sebagai working home
mother. Saya nggak perlu bermacet-macet untuk ke kantor pada pagi dan sore
hari.
Hadeuuuh…. Ngeliat makin macetnya lalu lintas sekarang ini, rasanya
bersyukuuur banget bisa kerja dari rumah.
Pokoknya, asalkan laptop dan ponsel dalam kondisi baik, paket data internet banyak, dan sinyakl kenceng, saya bisa anteng kerja, deh. Nggak perlu tua di jalan gara-gara tiap hari terjebak macet. Asyik, kan?
Pokoknya, asalkan laptop dan ponsel dalam kondisi baik, paket data internet banyak, dan sinyakl kenceng, saya bisa anteng kerja, deh. Nggak perlu tua di jalan gara-gara tiap hari terjebak macet. Asyik, kan?
Di balik keasyikan itu, bekerja dari rumah juga memiliki tantangan
tersendiri. Salah satunya adalah soal trigonometri manajemen waktu.
Apalagi saya tidak memakai jasa asisten rumah tangga (ART).
Anak-anak perlu tahu juga dong apa pekerjaan ibunya. (Foto tahun 2011) |
Bayangin aja, deh. Di rumah harus mendampingi anak-anak, menyelesaikan
pekerjaan rumah tangga (memasak, mencuci, dan sebagainya), sekaligus menangani
pekerjaan profesional.
Kadang-kadang pas sedang serius chatting
dengan klien, si kecil datang. “Mami tau nggak negara Tonga itu luasnya berapa
kilometer persegi?” Atau pas klien minta
revisi secara cepat, si kakak ngomong, “Mi, Mami tau temenku si Sasya kan? Aku
khawatir lihat dia….”
Belum lagi kalau lagi seriuuus kerja karena deadline tulisan udah melambai-lambai di depan mata, tiba-tiba the
krucils kompak nanya, “Mi, ntar kita makan pake apa?”
Hah? Makaaan? *tepok jidat* Baru teringat kalau di kulkas nggak ada bahan
makanan lagi. “Kita … emh … makan pakai mulut. Kalau makan pakai kuping kan
nggak mungkin.”
Setelah beberapa kali kejadian nggak ada stok bahan makanan di kulkas dan
di dapur, saya berusaha belanja bahan makanan paling tidak seminggu sekali.Memilih Bahan Makanan
Bawang-bawangan, cabe, kencur, makaroni, kol, wortel, jamur, ikan asin, ikan pindang, dan segala rupa temannya masuk ke tas belanja.
Bahan makanan ini harus yang berkualitas dan sehat. Gara-gara sering
nonton berita di TV tentang bakso celeng, ikan berformalin, kikil abal-abal,
sayuran full pestisida, dan
sebagainya, acara berbelanja ini bisa lumayan lama.
Berbelanja daging ayam, misalnya. Ini bahan makanan kesukaan anak-anak.
Jadi, termasuk yang sering saya beli.
Ayam Dingin Segar, Sehat dan Praktis
Bukan dingin dalam arti nggak punya perasaan #eaaaa. Bukan pula dingin karena kelamaan di udara terbuka.
Kalau terlalu lama di udara terbuka, si daging ayam itu malah berpotensi terkontaminasi bakteri.
Ayam dingin segar ini adalah daging ayam yang didinginkan di chiller sesegera mungkin setelah dipotong dan tetap dalam keadaan dingin sampai ketika akan dimasak.
Ayam dingin segar, lebih sehat dan praktis |
Setidaknya ada dua keuntungan dari cooled
chicken ini.
Pertama, lebih sehat karena langsung didinginkan dalam suhu 4 derajat celcius sehingga tidak terkontaminasi bakteri. Daging ayam yang tidak segera didinginkan menjadi tempat berkembangnya berjuta
Keuntungan kedua, lebih praktis. Ayam dingin segar ini biasanya sudah bersih, tidak ada bulu-bulu yang menempel. Jadi, di rumah nggak perlu lagi repot-repot membersihkan si ayam.
Terus terang, rasanya ilfil banget kalau makan ayam tapi masih ada bulu-bulu halusnya nempel.
Saya pernah, lho, mengalami yang seperti itu. Jadi ceritanya waktu itu
nggak sempet masak. Biasa, kombinasi sempurna antara lagi ada deadline dan nggak ada bahan makanan di
rumah.
Jadi saya memutuskan untuk membeli makanan mateng aja di warung dekat rumah. Anak saya memilih opor ayam.
Jadi saya memutuskan untuk membeli makanan mateng aja di warung dekat rumah. Anak saya memilih opor ayam.
Ketika akan dimakan, baru deh kelihatan segerombol bulu yang masih
menempel di kulitnya. Huweeeew! Nafsu makan langsung musnah.
Kembali ke ayam dingin segar, ya. Ayam dingin segar ini umumnya dikemas
dalam bentuk ayam potong utuh (whole
chicken). Yang seperti ini cocok deh untuk bikin bakakak hayam atau
barbekyuan.
Selain itu, cooled chicken juga ada yang dikemas dalam bentuk potongan (parts/pieces of chicken).
Ada potonganpajak
paha saja, sayap saja, dada saja, ada yang campuran. Ada yang fillet, ada yang potongan kecil-kecil
untuk sayur sop. Tinggal pilih yang sesuai dengan kebutuhan.
Ada potongan
Kalau mau bikin nugget ayam atau bakso ayam, tinggal pilih ayam dingin segar
yang berupa fillet. Sudah bersih dari
tulang dan kulit.
Kalau niatnya mau masak sop ayam, ya beli yang sudah dipotong kecil-kecil saja. Potongan yang kecil-kecil ini juga cocok untuk ibu-ibu yang hobi ngirit atau pengin menurunkan berat badan. Hehehe….
Kalau niatnya mau masak sop ayam, ya beli yang sudah dipotong kecil-kecil saja. Potongan yang kecil-kecil ini juga cocok untuk ibu-ibu yang hobi ngirit atau pengin menurunkan berat badan. Hehehe….
Kemasan ayam dingin segar yang seperti ini praktis banget. Sampai di rumah
bisa langsung diolah. Nggak perlu repot sweeping
bulu-bulu halus yang masih menempel di kulit ayam. Nggak perlu repot
memotong-motong daging ayam lagi.
Kalau belum dapat hidayah buat memasak, ayam dingin segar ini bisa disimpan
dulu di kulkas. Kalau mau lebih tahan lama, sih, simpan aja di freezer.
Manajemen Waktu
Untuk urusan rumah tangga, bisa dikompromikan dengan para anggota
keluarga. Di sini bisa kita masukkan kata sakti “efisiensi dan penghematan”.
Untuk urusan menyetrika, misalnya. Tak perlu setiap hari. Tak semua baju perlu
disetrika.
Begitu juga dengan berbelanja bahan makanan. Bisa kita atur-atur agar
belanja cukup 1-2 kali seminggu. Apabila berbelanja ayam, pilih ayam dingin
segar karena lebih sehat dan praktis.
Memasak pun nggak usah yang mesti ribet-ribet setiap hari. Ribet sesekali boleh. Misalnya mempersiapkan beberapa macam bumbu halus sekaligus untuk sebulan. Saya sendiri memilih memasak praktis ala working home mother aja.
Kalau memungkinkan, lakukan 2-3 pekerjaan sekaligus dalam satu waktu. Contohnya,
menulis artikel 1-2 halaman ketika mesin cuci sedang menunaikan tugasnya atau
menyapu lantai sambil menunggu makanan di panci mematangkan diri.
Emh… mungkin ini lebih pada memaksimalkan bakat perempuan sebagai multitasking person. Hehe….
Emh… mungkin ini lebih pada memaksimalkan bakat perempuan sebagai multitasking person. Hehe….
Selain untuk working home mother,
tips di atas juga bisa kok diterapkan oleh ibu yang bekerja di luar rumah atau
ibu rumah tangga. Paling-paling butuh sedikit penyesuaian saja dengan kondisi
masing-masing.
Dengan manajemen waktu yang baik, ibu bisa menyelesaikan beberapa
pekerjaan dan mengurus anak-anak, sekaligus masih punya waktu untuk me time, beristirahat, menambah wawasan,
atau mengembangkan potensi diri.
Salam,
Triani Retno A
Penulis, Editor, Blogger
www.trianiretno.com
Salam,
Triani Retno A
Penulis, Editor, Blogger
www.trianiretno.com
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.