Bagi saya ini dilematis.
Senang dan sedih sekaligus. Sebagai penikmat buku saya senang bisa membeli banyak
buku bagus dengan budget tipis di Gramedia Big Sale. Di
sisi lain, sebagai penulis buku ada rasa sedih yang tak bisa saya tepis. Tolong, buku saya diobral di Gramedia Big Sale.
Rasa sedih itu muncul
karena saya sudah mendapat informasi dari editor saya bahwa jika buku yang diobral
besar-besaran ini tak juga habis, maka akan dijadikan bubur kertas, diolah
menjadi kertas baru (tapi bukan kertas untuk mencetak buku baru). Dunia Perbukuan Indonesia jadi terasa suram, nih.
Sedih…lalu demo atau mogok
nulis? Yaela. Saya mogok nulis mah nggak akan ngefek ke mana-mana, kecuali ke
saldo tabungan saya. Jadi, saya pilih melakukan aksi damai saja.
Karena saya penulis, saya menuliskan
perasaan saya, pemikiran saya, harapan saya… disandingkan dengan fakta dan data
yang ada.
Galang Donasi
Beberapa orang menghubungi ke inbox Facebook saya. Meminta
nomor rekening saya untuk donasi buku. Sebagian saya kenal secara pribadi.
Sebagian lagi sama sekali belum saya kenal.
“Ada minimal nyumbang
berapa nggak, Teh?” tanya seseorang.
Saya tersenyum. Nggak ada.
Silakan menyumbang seikhlasnya. Berapa pun saya terima dengan tangan terbuka.
Buku-buku yang sedang diproses untuk didonasikan. |
Yang menurut kita sedikit bisa jadi sangat besar manfaatnya bagi orang lain. Dana
sedikit dari si A, dari si B, si C…. kalau dikumpulkan jadi banyak juga.
Akhirnya terkumpul dana donasi buku sebesar Rp 8.445.001,- Semuanya dari individu yang mengikhlaskan sebagian rezekinya untuk sesama. Tidak ada kaitan dengan partai politik tertentu atau agama tertentu.
Hehe… sampai perlu saya perjelas begini. Soalnya ada kejadian sebuah komunitas tidak mau menerima donasi buku ini karena khawatir berasal dari partai politik tertentu.
Berikut daftar nama para
donatur (inisial aja, ya).
Daftar donatur. |
Dengan dana itu saya
mondar-mandir membeli buku bagus murah meriah di Gudang Gramedia, Jalan
Caringin Nomor 74 Bandung.
Iya, saya bolak-balik ke
sana karena ada akang-akang bening satu kali datang saja tidak mungkin untuk membeli
buku sejumlah donasi yang masuk ke saya. Apalagi saya juga mencari buku titipan
teman-teman.
Donasi Buku
Untuk penerima donasi buku,
saya menetapkan kriteria berikut:
- Panti asuhan.
- Rumah baca / taman baca masyarakat.
- Perpustakaan sekolah yang bukan dari kelas ekonomi menengah atas.
Tidak semua yang
mengajukan permohonan donasi buku tersebut saya penuhi. Ada beberapa yang
terpaksa saya tolak karena hal-hal berikut ini.
- Sekolah atau komunitas yang mengajukan permohonan donasi tergolong mampu.
- Hanya mau menerima buku-buku bermuatan agama Islam (fikih, sejarah Islam, dan sebagainya). Tidak sesuai dengan jenis buku yang tersedia.
- Kriteria sesuai tapi dana donasi sudah habis.
- Informasi tidak lengkap dan susah dihubungi.
Berikut ini daftar
penerima donasi buku.
Jumlah donasi buku yang
diterima berbeda-beda karena memperhitungkan berat total dan ongkos kirim.
Selain itu ada juga donatur yang secara spesifik menyumbang untuk sekolah atau panti asuhan tertentu.
Selain itu ada juga donatur yang secara spesifik menyumbang untuk sekolah atau panti asuhan tertentu.
Untuk pengiriman paket
donasi ini, saya paling banyak menggunakan jasa JNT. Pertimbangan saya,
JNT menyediakan jasa jemput paket ke rumah.
Saya sendiri terus terang
nggak sanggup mengangkut paket-paket senilai
total 30-40 kg sekali kirim itu ke agen ekspedisi lain. Duh, saya tidak secantik
perkasa itu, Kakaaak :D
Senyum Ceria Mereka
Saya sering terharu ketika
membaca cerita bapak ibu guru tentang kondisi perpustakaan dan minat baca di
sekolah mereka. Membangun budaya baca masih menjadi perjalanan panjang.
Ada murid-murid kelas 4-5 SD yang belum lancar membaca. Ada sekolah yang koleksi perpustakaannya hanya buku-buku terbitan tahun 1980an dan 1990an.
Ada murid-murid kelas 4-5 SD yang belum lancar membaca. Ada sekolah yang koleksi perpustakaannya hanya buku-buku terbitan tahun 1980an dan 1990an.
Untuk panti asuhan yatim
dan dhuafa, kebanyakan bukan mereka yang mengajukan. Teman-teman di berbagai
kotalah yang memberi rekomendasi.
Dan…well, inilah senyum cerah dan antusiasme mereka ketika buku-buku
dari para donatur telah mereka terima. Terima kasih sudah berkenan menerima
buku-buku ini.
Btw, buku-bukunya dibaca ya, Adek-adeeek. Sampai lecek juga nggak apa-apa, kalau karena sering dibaca.
Btw, buku-bukunya dibaca ya, Adek-adeeek. Sampai lecek juga nggak apa-apa, kalau karena sering dibaca.
Asrama Yatim dan Dhuafa, Cileungsi, Bogor. |
Panti Asuhan Mitra Muslim, Bandung. |
Panti Asuhan Mizan Amanah, Cimahi. |
Rumah Baca Masyarakat Jatibening, Bekasi. Sebagian besar pengunjungnya adalah anak-anak keluarga dhuafa dan putus sekolah. |
Rumah Baca Islahul Ummah, Cianjur. |
Rumah Baca Sang Petualang, Wonogiri. |
Terima Kasih Banyak
Terima kasih banyak pada
Teman-teman yang ikhlas membagikan rezeki halalnya pada saudara-saudara kita,
pada adik-adik kita. Kebaikan berbagi, kebaikan dari hati.
Terima kasih sudah percaya
pada saya untuk menyalurkan dana tersebut. Semoga Allah membalas kebaikan
Teman-teman dengan curahan rahmat dan kasih sayang-Nya, membuka lebar pintu-pintu
rezeki halal, memberi kemudahan di setiap kesulitan yang sedang dihadapi.
Ada titipan terima kasih
dan untaian doa dari adik-adik di panti asuhan dan rumah yatim, dari para bapak
dan ibu guru, dari anak-anak kita di berbagai daerah, dari saudara-saudara kita
berbagai pelosok negeri.
Last
but not least, terima kasih untuk Kang Cecep dari
J&T yang sudah berat-berat mengangkut paket dari rumah saya sampai motornya
oleng. Yang menolak ketika saya akan memberikan donasi buku untuk PAUD-dengan-bayaran-seikhlasnya
yang dikelola istrinya di sebuah kampung di Tanjungsari.
“Nggak usah, Ibu.
Alhamdulillah kemarin kami sudah dapat bantuan. Insya Allah nanti saya carikan
tempat lain yang lebih membutuhkan.”
Kalimat berikutnya membuat
saya semakin speechless. “Ibu, saya
mau ikut berdonasi. Gimana caranya, Bu?”
Duh. Kalau Allah sudah mengetuk pintu hati, siapa yang bisa mencegah?
Duh. Kalau Allah sudah mengetuk pintu hati, siapa yang bisa mencegah?
Terima kasih juga untuk
Kang Hilman dari Gramedia yang banyak banget ngebantu saya selama big sale (dari jadi narasumber sampai ngebantu ngangkatin belanjaan saya :D), temen ngobrol yang seru dan nyambung (fotonya nggak dipejeng lagi biar dia nggak dicieee-cieeein melulu sama customer, bahkan sampai diajak casting. Katanya dia nggak pengen ngetop, sih. :D). Yang bertanya di antara
tumpukan buku, “Selesai big sale ini, mau terus ngurus donasi
buku atau gimana, Mbak?”
Saya tidak berpikir sejauh
itu. Saya cuma terpikir untuk sebisa mungkin menyelamatkan buku-buku obralan
itu dari pembuburan.
Saya sendiri nggak
berharap big sale seperti ini akan sering-sering digelar. Bagi penulis buku, obral
buku berarti matinya aliran royalti yang merupakan sumber nafkah. Baca deh blogpost Nasib Penulis di Negeri Ini
Kalau kata Mbak Linda
Razad, editor senior di Elex Media Komputindo, obral buku adalah pertanda dunia
literasi sedang dalam kondisi memprihatinkan.
Tapi setelah mikir berhari-hari
saya putuskan akan tetap mengurus donasi buku.
Ya, daripada pasrah melihat buku-buku itu dimusnahkan, lebih baik melakukan aksi damai menggalang dana untuk mendonasikan buku-buku itu. Sambil berdoa semoga dunia literasi kita membaik.
Semoga besok-besok para penikmat buku tak lagi menunggu obral untuk membeli buku.
Ya, daripada pasrah melihat buku-buku itu dimusnahkan, lebih baik melakukan aksi damai menggalang dana untuk mendonasikan buku-buku itu. Sambil berdoa semoga dunia literasi kita membaik.
Semoga besok-besok para penikmat buku tak lagi menunggu obral untuk membeli buku.
TBM Hegarmanah, Garut. |
SMPIT Misykat Al-Anwar, Jember. Buku-buku bacaan di sana masih terbitan tahun 1980 dan1990an :( |
PAUD Anak Sholeh, Bima, NTB. |
SDN Tameng 2 Giriwoyo, Wonogiri. |
Book on Wheels (BOW) Tulungagung. BOW ini mendatangi dan meminjamkan buku untuk anak-anak di tiga sekolah pelosok secara bergiliran. |
Yayasan Cinta Baca, Bogor. Yayasan ini meminjamkan buku-buku bacaan untuk anak-anak kurang mampu dan mendirikan pos-pos baca di desa-desa. |
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.