Peluncuran GLS
Senin 19 Desember 2016 kemarin di halaman Masjid Pusdai Bandung diluncurkan Gerakan Literasi Sekolah West Java Leader’s Reading Challenge (GLS – WJLRC).
Tujuan gerakan literasi sekolah ini adalah untuk menumbuhkan budaya baca dan menulis di kalangan pelajar. Tentu saja, dukungan dari guru, wali murid,
dan masyarakat sangat diharapkan.
Sepi Informasi
Acara gerakan literasi sekolah yang dihelat oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat itu berlangsung dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.
Menyajikan pameran yang diikuti oleh 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat, talkshow dengan tiga penulis kondang, panggung hiburan oleh para siswa, serta lomba readathon (review, menulis berita setelah berkegiatan, dan mendongeng).
Menyajikan pameran yang diikuti oleh 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat, talkshow dengan tiga penulis kondang, panggung hiburan oleh para siswa, serta lomba readathon (review, menulis berita setelah berkegiatan, dan mendongeng).
Sayangnya, penyebaran informasi sebelum acara
sepertinya kurang gencar. Yang saya lihat banyak datang di sana adalah kalangan
sekolah (guru dan murid), dari tingkat SD hingga SMA.
Sempat terpikir oleh saya, apa saya begitu kudetnya sampai
acara yang cuma sepelemparan batu dari rumah saja nyaris terlewat?
Namun, ternyata beberapa teman yang juga berkecimpung di dunia literasi tak tahu-menahu tentang kegiatan ini.
Namun, ternyata beberapa teman yang juga berkecimpung di dunia literasi tak tahu-menahu tentang kegiatan ini.
Padahal, penulis yang menjadi narasumber dalam talkshow
di Bale Asri Pusdai ini tidak tanggung-tanggung. Asma Nadia, Tethy Ezokanzo
(penulis lebih dari 150 buku anak), dan Andi Yudha Asfandiyar (penulis, pendongeng,
penemu one line drawing, dan pencipta karakter Mio).
Kak Andi Yudha. Di mana-mana selalu dikerubuti anak-anak :D |
Tethy Ezokanzo, penulis komik Alif favorit anak saya :) |
Saya sendiri baru tahu acara ini tanggal 19 pagi dari Teh
Tethy. Melihat ada Teh Tethy (anak bungsu saya penggemar karyanya) dan Kak Andi
(yang juga rekan saya ketika menjuri di KPCI 2014 dan 2015), saya langsung meluncur
ke sana. Tambah lagi ada Asma Nadia.
Kurangnya informasi sempat membuat saya celingukan di
lokasi. Ini acara hanya untuk kalangan sekolahan atau terbuka untuk umum, ya?
Gerakan Literasi vs Gerakan Hidup Bersih
Usai mengarungi ilmu dan semangat dari acara talkshow,
saya berkeliling area pameran. Ada stan Gramedia, penerbit MQ, dan tentu saja
puluhan stan kabupaten dan kotamadya di Jawa Barat.
Stan Kabupaten Sumedang dalam launching GLS. Eye catching! |
Ada satu hal yang membuat saya sedih. Pusdai yang bersih
usai Shalat Subuh berjamaah tanggal 12 Desember kemarin, kini kembali kotor
seperti semula. Sampah berserakan dan menumpuk di mana-mana.
Sedih karena kekotoran ini terjadi di halaman
Pusdai, Pusat Dakwah Islam. Sedih karena yang berada di halaman ini sekarang adalah
mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan.
Sedih karena rendahnya kesadaran untuk hidup bersih. Tempat sampah sudah di depan mata, tetap saja buang sampah sembarangan.
Sedih karena rendahnya kesadaran untuk hidup bersih. Tempat sampah sudah di depan mata, tetap saja buang sampah sembarangan.
Seperti membudayakan literasi, membudayakan hidup bersih pun masih menjadi PR besar. |
Sepertinya menumbuhkan budaya literasi dan budaya hidup
bersih sama-sama menjadi PR besar bagi kita.
Suatu siang di Pusdai Bandung. |
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.