Bukan karena ketika
menulis saya ditemani alien. Bukan pula karena saya harus dikarantina di hotel
bintang tujuh selama proses penulisan buku cerita anak ini.
Awal Menulis 101 Kebiasaan Hebat Anak Muslim
Agustus 2016, editor saya di Quanta melontarkan ide ini
dalam sebuah meet
up di Bandung. Langsung saya sambar tanpa banyak pertimbangan.
Saya suka ide dasarnya. Saya juga suka pada kebebasan untuk mengeksplorasi ide itu.
Saya suka ide dasarnya. Saya juga suka pada kebebasan untuk mengeksplorasi ide itu.
Namun, penulisannya
ternyata butuh waktu lumayan lama. Pusing juga ternyata menulis 101 cerita
dalam satu buku.
Di awal, saya setor 10
cerita dulu. Editor ingin melihat apakah naskah yang saya tulis sudah sesuai
atau belum.
Kalau belum, bisa langsung diubah mumpung belum banyak. Kalau sudah, langsung dicarikan ilustrator yang cocok.
Kalau belum, bisa langsung diubah mumpung belum banyak. Kalau sudah, langsung dicarikan ilustrator yang cocok.
Naskah oke. Ilustrator pun
dapat. Namanya Edra Yahya. Anak muda kelahiran tahun ’90-an yang suka Hello
Kitty.
Sementara Edra mulai
mengilustrasi, saya meneruskan menulis.
Revisi 1 Naskah 101 Kebiasaan Hebat Anak Muslim
Februari 2017 saya mulai
merevisi 30 cerita pertama yang sudah selesai diilustrasi.
Tantangan terbesar dalam
Revisi 1 ini adalah menaklukkan kekhawatiran dalam diri saya.
Pada Februari 2017 itu,
sahabat saya tersandung masalah karena sebuah buku anak yang ditulisnya. Saya jadi khawatir kelak ada yang mencari-cari kesalahan dalam isi buku
ini.
Tantangan kedua adalah memendekkan
cerita. Iya, ketika masih berbentuk naskah mentah di Word, ceritanya terlihat
pendek-pendek.
Ketika sudah diilustrasi dan di-layout… baru deh terlihat
kepanjangan.
Usai mengisi acara bersama
Rumah Awardee di kampus Pascasarjana Fisip Unpad pada tanggal 25 Februari 2017,
saya melipir ke sebuah kafe di kawasan Dago. Cokotetra Drinks & Library.
Merivisi naskah di Cokotetra Drinks and Library. |
Tempat yang kondusif
banget untuk melakukan revisi naskah. Wifi-nya juga kenceng.
Revisi 2 Naskah 101 Kebiasaan Hebat Anak Muslim
Revisi 2, giliran 71
cerita selebihnya. Bukan revisi, sebenarnya. Lebih pada mengecek proof. Print out naskah itu saya terima
tanggal 17 Maret 2017.
Kebetulan ketika itu ada launching buku karya tiga penulis Quanta di Gramedia Merdeka, Bandung.
Kebetulan ketika itu ada launching buku karya tiga penulis Quanta di Gramedia Merdeka, Bandung.
Dan hari-hari berat pun
dimulai….
Entah mengapa, saya sulit
sekali memusatkan konsentrasi untuk membaca proof
dan mengoreksi jika ada yang salah. Sebentar-sebentar saya tertidur di
ruang kerja.
Kurang tidur? Tidak juga.
Saya tidur pulas, bangun dalam keadaan segar, tapi dua-tiga jam kemudian
tiba-tiba mengantuk luar biasa, bahkan begitu saja tertidur.
Alhasil, selama seminggu hanya tiga lembar yang berhasil saya baca dan koreksi.
Tanggal 25 Maret 2017,
semua kantuk tidak jelas itu hilang bersamaan dengan berpulangnya seseorang
yang sangat berarti bagi saya.
Mbak, Naskahnya Sudah Selesai?
Pertanyaan biasa bagi para penulis buku itu
terdengar sangat mengerikan bagi saya pada hari-hari setelah 25 Maret.
Selesai? Saya sedang berduka.
Hampir sepanjang hari saya menangis. Boro-boro membaca naskah. Yang ada berat
badan saya turun 2 kilogram.
5 April, ada pesan masuk dari
editor saya. “Mbak, naskahnya bisa dikirim lusa? Biar bisa cepat masuk ke
produksi.”
Jadilah tanggal 6 April pagi
saya ke luar rumah. Kalau di luar rumah mudah-mudahan air mata tidak
menyelonong begitu saja.
Tujuan saya ke kafe yang
sepi atau perpustakaan. Tapi ketika lewat Masjid Pusdai, saya berhenti. Masuk
ke sana.
Proses pembacaan naskah paling berat bagi saya. |
Menjelang Ashar, puluhan
lembar naskah itu sudah selesai saya baca, cek, dan beri catatan di sana-sini. Siap
dikirim ke Jakarta dengan paket sehari sampai.
Angka Istimewa
Buku 101 Kebiasaan Hebat
Anak Muslim ini beberapa kali mengalami perubahan jadwal terbit.
Semula menjelang Lebaran, tapi diundur karena momennya dianggap sudah kurang tepat (orang-orang sudah fokus mudik dan berlebaran). Dijadwal ulang dan jatuh pada tanggal 17 Juli 2017.
Semula menjelang Lebaran, tapi diundur karena momennya dianggap sudah kurang tepat (orang-orang sudah fokus mudik dan berlebaran). Dijadwal ulang dan jatuh pada tanggal 17 Juli 2017.
Saya termangu dan air mata
lagi-lagi menetes. Kalau dia masih hidup, 17 Juli 2017 adalah ulang tahunnya
yang ke-47.
Kemudian ada perubahan
jadwal lagi. Mundur ke akhir Juli atau awal Agustus.
Mundurnya kali ini menjadikan 101 Kebiasaan Hebat Anak Muslim sebagai buku saya yang ke-47 (tadinya akan jadi buku ke-37, tetapi ternyata ada 10 buku saya di Penerbit Mizan yang menyalip terbit kebih dulu).
Mundurnya kali ini menjadikan 101 Kebiasaan Hebat Anak Muslim sebagai buku saya yang ke-47 (tadinya akan jadi buku ke-37, tetapi ternyata ada 10 buku saya di Penerbit Mizan yang menyalip terbit kebih dulu).
Dari Proses Buku Ini Saya Belajar
Dari awal perumusan sampai
terbit, buku ini menghabiskan waktu hampir satu tahun.
Ada yang bisa saya
pelajari dari setiap buku saya. Dari buku 101 Kebiasaan Hebat Anak Muslim ini
saya belajar untuk mengendalikan rasa sedih hingga bisa tetap profesional.
Dari buku ini saya belajar
untuk menjadi muslim yang hebat. Yang tidak menyerah oleh duka. Alhamdulillah.
Triani Retno A
www.trianiretno.com
Penulis Buku, Novelis, Editor Freelance
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.