Buku You Are a Leader karya Avran Pradiansyah,
misalnya. Buku ini dijiplak oleh Panji Ardiansyah menjadi buku 101 Amazing Leadership Idea.
Buku karya Dodi Mawardi yang berjudul Belajar Goblok dari Bob Sadino dijiplak oleh Hana Wisteria menjadi
buku Bob Sadino: Goblok Pangkal Kaya.
Begitu pula buku karya teman saya, Monica Anggen. Buku Monik,
99 Cara Berpikir Ala Sherlock Holmes,
dijiplak oleh Bayu W. Ayogya menjadi Berpikir
dan Memecahkan Masalah Seperti Sherlock Holmes. Baca deh tulisan Bambang Trim tentang
Plagiat Buku
Bagaimana dengan buku
anak? Apakah buku anak juga rawan diplagiat?
Plagiatkah Buku Ini?
Beberapa waktu lalu saya
melihat-lihat buku cerita bergambar untuk anak-anak (picbook). Terus terang,
awalnya tertarik oleh harganya yang murah.
Buku anak yang colourful dengan kertas lux mengilat setebal 32 halaman dijual
seharga sepuluh ribu rupiah saja.
Kok bisa, ya, buku dengan tampilan wah begini dijual dengan harga sedemikian murah?
Kok bisa, ya, buku dengan tampilan wah begini dijual dengan harga sedemikian murah?
Memang, ada picbook lain
yang berharga lebih murah. Namun, kertasnya tipis dan biasa saja (tidak
mengilat). Warna gambar-gambarnya pun kusam, bahkan ada yang berbayang.
Bagaimana dengan buku murah berkemasan wah ini? Karena tidak bersegel
plastik, saya bisa bebas melihat-lihat isinya. Saya tertegun ketika
membaca picbook berjudul Ayam dan Kelinci.
Ceritanya tentang Kiki
kelinci yang malas bersih-bersih. Akibatnya, ia jatuh sakit. Berita yang menyebar
kemudian adalah Kiki terkena penyakit menular.
Kiki sedih karena semua hewan jadi menjauhinya. Tidak hanya Kiki, ayam jago pun jatuh sakit.Ternyata penyebabnya sama. Ayam jago malas bersih-bersih. Ia sakit karena tempat tinggalnya kotor.
Kiki sedih karena semua hewan jadi menjauhinya. Tidak hanya Kiki, ayam jago pun jatuh sakit.Ternyata penyebabnya sama. Ayam jago malas bersih-bersih. Ia sakit karena tempat tinggalnya kotor.
Saya sangat familier
dengan cerita ini. Tapi judul bukunya bukan Ayam
dan Kelinci, melainkan Kiki dan Ayam
Jago. Saya bahkan masih menyimpan buku tersebut.
Kaver buku Kiki dan Ayam Jago vs Ayam dan Kelinci. |
Picbook Kiki dan Ayam Jago itu adalah salah satu
buku kesayangan si sulung saat ia balita (tahun 2017 ini ia sudah 15 tahun, kelas 1
SMA).
Saat itu ia sangat sering meminta saya membacakan buku itu. Begitu seringnya sehingga saya hafal nama tokoh dan jalan ceritanya.
Saat itu ia sangat sering meminta saya membacakan buku itu. Begitu seringnya sehingga saya hafal nama tokoh dan jalan ceritanya.
Jadi, saya beli buku Ayam dan Kelinci itu, kemudian saya
bandingkan dengan buku Kiki dan Ayam Jago.
Hasil plagiatkah picbook murmer ini?
Kelinci dan Ayam vs Kiki dan Ayam Jago
Berikut data kedua buku
tersebut
Tabel data buku cerita Kiki dan Ayam Jago vs Ayam dan Kelinci. |
Bagaimana dengan jalan
ceritanya? Silakan bandingkan dari foto-foto berikut ini. Yang berwarna dasar
putih adalah buku Kiki dan Ayam Jago
terbitan Tiga Serangkai. Yang colourful
adalah “kembarannya”.
Terbitan Tiga Serangkai (atas) mencantumkan copyright dilindungi UU. Buku yang di bawah tidak. |
Kiki dan Ayam Jago (atas) vs Ayam dan Kelinci (bawah). |
Kalimat di buku Ayam dan Kelinci seperti tidak tersentuh oleh tangan editor. |
Kiki dan Ayam Jago (atas) vs Ayam dan Kelinci (bawah). |
Kiki dan Ayam Jago (atas) vs Ayam dan Kelinci (bawah). |
Kalau pernah belajar tentang tanda baca dan cara menulis kalimat, pasti gatel mata baca kalimat pada buku yang di bawah. |
Kiki dan Ayam Jago (atas) vs Ayam dan Kelinci (bawah). |
Apa kabar cara penulisan kalimat langsung? #bulumatalangsungkeriting |
Kiki dan Ayam Jago (atas) vs Ayam dan Kelinci (bawah). |
Kelihatan kan semirip apa? |
Bedanya, buku yang di bawah ditambahin bahasa Inggris. Jalan cerita plek sama. |
Di buku atas harimau, di buku bawah diubah menjadi singa. Selebihnya sama. |
Kiki dan Ayam Jago (atas) vs Ayam dan Kelinci (bawah). |
Kiki dan Ayam Jago (atas) vs Ayam dan Kelinci (bawah). |
Duh duh duh..... |
Kiki dan Ayam Jago (atas) vs Ayam dan Kelinci (bawah). |
Jalan cerita sama hingga titik terakhir. |
Bagi saya, ide yang sama akan terlihat berbeda jika digarap oleh orang yang berbeda karena perbedaan pengalaman, perbedaan pemikiran, perbedaan imajinasi, nilai dan norma yang dipegang setiap individu, dan sebagainya.
Kalau kata dosen saya dulu, "Karena perbedaan frame of reference dan field of experience."
Pada dua buku ini, buku kedua terlalu mirip untuk disebut hanya kebetulan mendapat ide yang sama.
Yang juga sangat
mencolok mata adalah “kembarannya” tidak diedit, serta seperti diketik oleh
orang yang tidak memahami penggunaan tanda baca dan huruf besar kecil.
Bagaimana menurutmu?
Apakah buku Ayam dan Kelinci yang
terbit belakangan itu merupakan plagiat?
Mari berkarya dengan
jujur. Buat karyamu sendiri, bukan memplagiat.
(Catatan: Tentang temuan ini sudah saya sampaikan pada Pak Sjamsu Dradjat selaku penulis aslinya dan Penerbit Tiga Serangkai. Miris rasanya ketika tahu buku cerita anak karya Pak Sjamsu yang diplagiat bukan hanya satu ini.)
Salam,
Triani Retno A Penulis, Editor, Blogger
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.