Yup. Acara yang menumbuhkan semangat wirausaha ini terbuka tetapi terbatas. Hanya untuk mahasiswa Unpad,
ITB, Unpar, Universitas Telkom, SMA Negeri 1 Bandung, dan SMA Negeri 3 Bandung. Itu pun
dalam jumlah terbatas.
Presiden Jokowi Datang
Acara dijadwalkan mulai
pukul sembilan pagi. Tapi Minggu (17 Des) sore, ketika saya sedang menunggu Grab di
tengah derai air mata hujan, ada
pemberitahuan di grup.
“Besok datang lebih pagi, ya. Jam 8 sudah kumpul di Sabuga. Ada Presiden Jokowi. Pengamanan jadi lebih ketat.”
“Besok datang lebih pagi, ya. Jam 8 sudah kumpul di Sabuga. Ada Presiden Jokowi. Pengamanan jadi lebih ketat.”
Laaah… ada Presiden? Baru
tahu saiyah.
Ternyata panitia memang
mempunyai dua skenario. Presiden datang dan Presiden tidak datang. Rupanya
datang. Baiklah. Berarti siap-siap ketemu Paspampres ganteng #eh
Pemeriksaan keamanan. |
Entrepreneurs Wanted
Entrepreneurs Wanted ini
merupakan inisiasi Kantor Staf Kepresidenan untuk menumbuhkan semangat wirausaha para generasi muda, mempertemukan mereka dengan pebisnis muda
sukses di negeri ini.
Dengan kehadiran RI-1,
Entrepreneurs Wanted di Bandung ini berarti menghadirkan tiga pembicara dalam
satu tema besar: “Wirausahawan Terbaik Berbagi Untuk Penerus Republik”.
Ketiga pembicara itu
adalah Presiden Jokowi; CEO dan co-founder Tokopedia, Wiliam Tanuwijaya; serta
CEO dan founder Amartha, Andi Taufan. (Sebelumnya di flyer hanya tercantum nama
William Tanuwijaya dan Andi Taufan).
Selain itu, hadir juga
motivator dan inspirator Entrepreneurs Wanted angkatan-angkatan sebelumnya. Seperti
Nanik Soelistiowati (pemilik Pisang Goreng Madu Bu Nanik), Nadiem Makarim (CEO
Go-Jek), Achmad Zaky (CEO dan Co-Founder Bukalapak), dan Iman Usman (Co-Founder
Ruangguru).
Pesertanya?
Wow! Ada 1.700 orang!
Mereka ini adalah para siswa dan mahasiswa pilihan yang ingin memiliki usaha
sendiri.
Dari ramai tepuk tangannya, sih, sepertinya yang paling banyak mahasiswa Unpad dan ITB.
Dari ramai tepuk tangannya, sih, sepertinya yang paling banyak mahasiswa Unpad dan ITB.
1.700 anak muda berkumpul di ruangan ini. |
The Business Start Very Humble
Kalimat tersebut diucapkan
oleh Andi Taufan, CEO dan Founder amartha.com, mengawali ceritanya.
Amartha bermula dari
melayani masyarakat kecil di sekitar Parung dan Ciseeng, Kabupaten Bogor.
Bentuk layanan mereka adalah memberikan modal usaha pada rakyat kecil. Maksudnya, supaya rakyat kecil bisa lebih berdaya.
Bentuk layanan mereka adalah memberikan modal usaha pada rakyat kecil. Maksudnya, supaya rakyat kecil bisa lebih berdaya.
Andi Taufan, CEO dan Founder Amartha. |
Namun, kemudian muncul
masalah baru. Para peminjam tidak bisa mengembalikan uang yang mereka pinjam.
Penyebabnya adalah karena urusan bisnis dan keluarga tercampur aduk. Uang yang seharusnya untuk bisnis, dipakai untuk kebutuhan keluarga. Cash flow-nya jadi nggak jelas.
Penyebabnya adalah karena urusan bisnis dan keluarga tercampur aduk. Uang yang seharusnya untuk bisnis, dipakai untuk kebutuhan keluarga. Cash flow-nya jadi nggak jelas.
Dari situ Taufan belajar
bahwa meminjamkan modal pada rakyat kecil bukan cuma masalah percaya atau tidak
percaya mereka bisa mengembalikan. Mesti ada pendampingan juga.
Taufan kemudian memutuskan
untuk membuat usaha mikro berupa koperasi simpan pinjam.
Pada perkembangan
selanjutnya, dibentuklah platform online amartha.com untuk mempermudah meminjam
modal usaha.
Situs ini menghubungkan pemilik modal dengan mereka yang membutuhkan modal.
Situs ini menghubungkan pemilik modal dengan mereka yang membutuhkan modal.
Sampai saat ini (2017), amartha.com
telah menyalurkan modal lebih dari Rp 300 miliar.
Bermimpi dengan Mata Terbuka
Siapa yang tidak kenal
Tokopedia? William Tanuwidjaja, CEO dan Co-Founder Tokopedia, terpikir untuk memulai
usaha ini 10 tahun lalu karena terusik melihat ketimpangan antara pembeli di
kota dengan di pelosok.
Orang-orang di kota lebih mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan, sedangkan di pelosok sulit sekali.
Orang-orang di kota lebih mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan, sedangkan di pelosok sulit sekali.
Keinginan William itu
terkendala oleh modal. Dua tahun ia berusaha mencari modal dan selalu gagal.
Pihak bank ragu-ragu mengucurkan dana karena di Indonesia belum ada usaha
seperti yang diusulkan William.
Baca Juga: UMKM dan Masalah Perizinan
William Tanuwijaja, CEO dan Co-Founder Tokopedia. |
“Siapa orang Indonesia
yang berhasil dalam bisnis teknologi?”
Pertanyaan seperti itu tak
bisa dijawab oleh William, karena memang belum ada.
Nah, tidak adanya role model ini membuat pemodal khawatir bisnis yang dijalankan William akan gagal dan berdampak pada ketaksanggupan mengembalikan modal.
Nah, tidak adanya role model ini membuat pemodal khawatir bisnis yang dijalankan William akan gagal dan berdampak pada ketaksanggupan mengembalikan modal.
Kemampuan berbahasa
Inggris yang jelek pun menjadi kendala. Namun, William tidak putus asa. Ia
terus berusaha. Ia yakin, setiap hari yang
datang akan lebih mendekatkannya pada kenyataan.
“Bermimpi harus dengan mata
terbuka. Apa yang dipikirkan, diucapkan, direncanakan, dan dilakukan harus
konsisten,” ujar William.
Kini, puluhan ribu orang mendaftar
untuk bekerja di Tokopedia, termasuk lulusan Harvard University.
Tokopedia pun semakin
kokoh. Setiap bulan, 45 juta pelanggan mendatangi Tokopedia.
Jadilah Entrepreneur Karena Pilihan
Seperti yang kita tahu,
sebelum menjadi pejabat publik Presiden Jokowi adalah seorang pengusaha perkayuan.
Nah, dalam kesempatan Entrepeneurs
Wanted ke-8 ini Presiden bertutur tentang usahanya yang telah berjalan selama
27 tahun.
Presiden RI, Joko Widodo. "Jadilah entrepreneur karena keinginan." |
Merintis bisnis dari awal
membuat Jokowi memahami sulitnya berwirausaha. Dari mencari modal, mencari
pembeli, mengurus perizinan, mengisi SPT pajak, sampai mengurus karyawan.
Kesulitan itu tidak menyurutkan semangatnya. Ia terus berusaha hingga akhirnya sanggup menembus pasar ekspor.
Kesulitan itu tidak menyurutkan semangatnya. Ia terus berusaha hingga akhirnya sanggup menembus pasar ekspor.
Sayangnya, anak-anaknya
tidak tertarik untuk meneruskan usaha ayah mereka.
Gibran lebih tertarik berbisnis martabak, sedangkan adiknya malah berbisnis pisang goreng. Namun terbukti, brand value martabak Gibran justru lebih besar daripada usaha kayu sang bapak.
Gibran lebih tertarik berbisnis martabak, sedangkan adiknya malah berbisnis pisang goreng. Namun terbukti, brand value martabak Gibran justru lebih besar daripada usaha kayu sang bapak.
“Ada peluang besar bagi
anak-anak muda untuk terjun ke dunia bisnis,” ujar Jokowi. Ia kemudian
menyebutkan bahwa jumlah entrepreneur di
Indonesia baru 3,3%. Masih di bawah ideal.
Menurut Bank Dunia, idealnya 4%. Negara tetangga kita Singapura, bahkan sudah mencapai 7%.
Menurut Bank Dunia, idealnya 4%. Negara tetangga kita Singapura, bahkan sudah mencapai 7%.
Kapan saat yang tepat
untuk memulai usaha?
Ternyata, menurut Jokowi tidak
ada waktunya. Maksudnya, seseorang bisa memulai usahanya kapan saja. Yang penting,
memulainya.
“Bagaimana bisa menjadi
pengusaha kalau memulainya saja tidak pernah?” ujar Jokowi.
Presiden juga menegaskan
agar anak-anak muda berwirausaha karena memang memilih untuk berwirausaha, bukan
karena keterpaksaan. Jangan takut gagal karena semua yang berusaha pasti pernah
mengalami kegagalan.
Kecil-Kecil Jadi Pengusaha
Dalam kesempatan itu, ada
lima peserta yang berkesempatan berbincang langsung dengan Presiden Jokowi.
Kelima orang itu adalah
pelajar dan mahasiswa yang sudah memulai usaha sendiri. Mau tahu usaha mereka
apa saja?
Remaja kreatif, kecil-kecil jadi pengusaha. |
- Ardian, siswa SMAN 3 Bandung. Ia berjualan sorban di Instagram. Omzetnya Rp 2,5 juta per bulan.
- Dinar, mahasiswa ITB. Berjualan baju muslim. Omzetnya Rp 1 juta per bulan.
- Akbar, mahasiswa ITB. Memberdayakan pengrajin sandal di Bandung. Omzet usahanya Rp 3 juta per bulan.
- Afra, siswi kelas 10 SMAN 1 Bandung. Berjualan perlengkapan jenazah di Tokopedia.
- Nisrina, siswi SMAN 1 Bandung. Berjualan sling bag di Instagram. Awalnya mau belanja sling bag, eh malah tertarik buat jualan.
Semangat wirausaha mereka keren banget! Ketika sebagian orang menuding remaja sebagai alayers dan generasi micin, mereka sudah mulai merintis usaha.
Setelah berbincang-bincang
dengan Presiden di panggung, apakah mereka dapat sepeda? Hihi… enggak. Mereka
nggak dapat sepeda tapi dapat bantuan modal.
Butiran Motivasi dan Inspirasi
- “Ubah paradigma setelah lulus kuliah. Jangan sampai semua ingin jadi pegawai.” (Joko Widodo, Presiden RI)
- “Jadilah entrepreneur karena pilihan, bukan keterpaksaan.” (Joko Widodo, Presiden RI)
- “Generasi sekarang banyak yang tertarik berwirausaha. Berbeda dengan generasi terdahulu yang bercita-cita menjadi pegawai. Sekarang saatnya mencetak entrepreneur sebanyak mungkin, bukan menjadi pegawai.” (Teten Masduki)
- “Kalau sudah kalah kece dan kalah tajir, jangan sampai kalah tangguh!” (Yasa Singgih, Founder Men’s Republic)
- “Bermimpi harus dengan mata terbuka. Apa yang dipikirkan, diucapkan, direncanakan, dan dilakukan harus konsisten.” (William Tanuwidjaja, CEO dan Co-Founder Tokopedia)
- "Tidak ada batasan untuk menjadi pengusaha.” (Rudiantara, Menkominfo RI)
- “Hasil karya penelitian dan inovasi harus memberikan nilai tambah ekonomi suatu bangsa.” (Kadarsah Suryadi, Rektor ITB)
- “Trust in your passion and don’t lost hope.” (Andi Taufan, CEO dan Founder Amartha)
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.