“Duh, mesti gimana lagi
sih supaya anak saya mau baca buku?”
Pernah mendengar keluhan
seperti itu? Atau jangan-jangan pernah mengomel seperti itu sendiri?
Penyebab Anak Tidak Suka Membaca
Sepengamatan saya, ada
beberapa hal yang menyebabkan anak tidak suka membaca.
1. Anak belum menemukan buku yang asyik untuk dibaca.
Anak-anak belum
mendapatkan buku yang bisa membuatnya jatuh cinta pada kegiatan membaca.
Anak bungsu saya masih masih
malas-malasan membaca sampai kelas 2 SD (sekarang dia kelas 5 SD). Dia
sepertinya tidak terusik melihat saya dan kakaknya asyik membaca buku.
Tapi ternyata itu karena dia belum dapat buku yang pas. Buku-buku cerita koleksi kakaknya ketika seusia dia tidak menarik minatnya.
Tapi ternyata itu karena dia belum dapat buku yang pas. Buku-buku cerita koleksi kakaknya ketika seusia dia tidak menarik minatnya.
Dia mulai suka membaca
ketika saya belikan buku seri komik ibadah. Buku itu dibacanya berkali-kali.
Selain itu dia juga suka buku tentang fakta-fakta. Misalnya 100 Pengetahuan
tentang Keajaiban Dunia dan Ensiklopedia Binatang Pemecah Rekor. Belakangan dia
juga mulai suka buku-buku dongeng klasik terjemahan.
Si bungsu kelas 5 SD. Buku yang dipilihnya berkisar antara komik ibadah, picbook, dan buku-buku nonfiksi berbentuk butiran (bisa dibaca dari halaman berapa pun, tidak harus berurutan) seperti ini. |
2. Tidak ada buku yang bisa dibaca.
Pada penyebab pertama
bukunya ada tapi tidak sesuai dengan minat. Pada penyebab kedua ini, bukunya saja
tidak ada. Well, apa yang mau dibaca?
Saya pernah punya taman
baca di rumah. Anak-anak yang berkunjung semula takjub melihat buku-buku cerita
yang ada. “Kok buku ceritanya banyak banget, Tante?”
Omong punya omong,
ternyata di rumah mereka hanya ada buku pelajaran dan Al-Quran. Perpustakaan
sekolah?
Setali tiga uang. Hanya berisi buku paket dan dijaga oleh guru yang galak. Jadi, mereka tidak terkondisikan untuk membaca.
Setali tiga uang. Hanya berisi buku paket dan dijaga oleh guru yang galak. Jadi, mereka tidak terkondisikan untuk membaca.
Kalau buku bacaan di rumah dan sekolah sangat terbatas, orangtua bisa loh mengajak anak-anak ke perpustakaan. Tentunya, perpustakaan yang menyediakan buku untuk anak.
Setiap daerah biasanya memiliki perpustakaan umum. Di Bandung, misalnya ada Dispusipda dan Perpustakaan Gasibu.
3. Tidak ada teladan dari orangtua.
Susah, sih, berharap anak
suka membaca jika orangtua lebih suka menggosip dan menonton TV daripada
membaca.
Lebih suka menghabiskan waktu berjam-jam untuk haha-hihi atau malah merisak (mem-bully) orang lain di medsos daripada membaca.
Lebih suka menghabiskan waktu berjam-jam untuk haha-hihi atau malah merisak (mem-bully) orang lain di medsos daripada membaca.
Jika disodori buku, ada
saja yang berkelit, “Buku mah buat anak-anak aja. Saya udah tua. Ngapain baca
buku lagi?”
4. Orangtua mematikan keinginan anaknya untuk membaca.
Kalau sedang jalan-jalan
ke pameran buku (yang di situ juga ada bazar makanan, obat-obatan herbal,
pakaian, dan mainan), saya sering bertemu anak-anak yang antusias
dan―sayangnya―orangtuanya yang ketus berkomentar,
“Kamu ngapain nyari buku?”
“Kamu baca aja belum bisa,
ngapain beli buku?”
“Ngapain beli buku terus.
Beli baju aja. Di sana bagus-bagus tuh bajunya.”
Tips Agar Anak Suka Membaca Buku
Lalu gimana supaya anak
suka membaca? Ya, tinggal lakukan saja kebalikannya.
Masalah 1, anak belum
menemukan buku yang asyik untuk dibaca.
Solusinya:
- Tanya pada anak, buku anak seperti apa yang ia sukai.
- Jika anak juga tidak tahu, perhatikan hobi dan minat anak. Kalau suka mobil-mobilan, misalnya, pilihkan buku tentang mobil.
Masalah 2, tidak ada buku yang bisa dibaca.
Solusinya:
- Sediakan buku untuk dibaca. Sesuaikan dengan usia mereka.
- “Buku mahal” bukan alasan. Sekarang banyak buku bagus dan ori yang dijual dengan harga diskon. Nggak sempat ke toko buku? Males macet-macetan di jalan? Banyak toko online. Pilih yang tepercaya dan hanya menjual buku ori. Jangan sampai membeli buku bajakan, ya, Bun.
Dekatkan anak dengan buku. Perpustakaan atau taman baca bisa menjadi pilihan. |
Masalah 3, tidak ada
teladan dari orangtua.
Solusinya:
- Singkirkan rasa malas. Yuk, kita juga mulai rajin lagi membaca buku. Singkirkan gadget untuk beberapa jam dan mulailah membaca buku.
Masalah 4, orangtua
mematikan keinginan anaknya untuk membaca.
Solusinya:
- Jika anak sudah menunjukkan ketertarikan pada buku, sudah antusias membaca, yuk kita dukung.
- Anak belum bisa membaca? Kita bacakan cerita (read-aloud) untuk mereka. Read-aloud begini banyak manfaatnya, lho. Tentang read aloud ini saya tulis di artikel Membaca Dongeng Bersama Let's Read.
- Beragam buku aktivitas seperti mewarnai dan menempel stiker bagus untuk menyuburkan kecintaan mereka pada buku, membiasakan mereka dekat dengan kata-kata tertulis, dan kelak membuat mereka akrab dengan aktivitas membaca.
- Anak masih balita… kalau dibelikan buku malah dirobeknya? Sekarang banyak boardbook dan softbook/clothbook yang aman untuk balita. Boardbook terbuat dari kertas tebal, softbook terbuat dari kain.
Yuk, Membaca
Anak-anak saya bukan
kutubuku tingkat tinggi. Kalau pakai
ilmu perbandingan (yang kata para ahli
parenting sih nggak baik), nggak ada apa-apanya diandingkan anak beberapa teman
saya. Namun, saya tetap berusaha mencari cara seru baca buku agar mereka suka membaca.
Jadi, yuk kita sama-sama
membaca dan mulai membangun budaya baca.
Happy
reading,
Triani Retno A
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.