Yang membuat berbeda, saya
“manggung” bukan sebagai penulis novel seperti biasanya, melainkan sebagai moderator acara meet and greet dengan penulis buku Laiqa Penerbit Elex Media Komputindo.
Acara "manggung" saya yang lainnya antara lain bisa dibaca di sini:
Penulis novel yang tampil dalam
acara meet and greet itu adalah
Husain Suitaatmadja (novel The Special
Boy) dan Anastasha Hardi (novel Hijab
for Sisters).
Perubahan Rencana
Dua jam sebelum acara
dimulai pada pukul 14.00 WIB di Gramedia Merdeka, saya baru mendapat kejelasan bahwa Teh Anas
berhalangan hadir. Penulis novel asal Cirebon itu baru menjalani operasi dan masih harus
bedrest.
Untuk acara ini Teh Anas
diwakili oleh Kang Dion, editor Elex yang menangani naskah novel Hijab for Sisters.
Dengan ketidakhadiran Teh
Anas berarti akan ada sedikit perubahan pada acara obrol-obrol nanti. Jadi
mikir, mau nanya apa ya ke Kang Dion? Masa nanya “Masih jomblo, Kang?” 😀
Acara berlangsung lancar.
Kang HuSu cerita tentang proses kreatif penulisan novel The Special Boy yang ternyata diambil dari temuannya di lapangan
sebagai seorang pekerja sosial.
Dan karena Kang HuSu yang Ketua FLP Jawa Barat ini juga seorang stand up comedian, yaaa… saya todong buat perform juga, dong. Hehe….
Dan karena Kang HuSu yang Ketua FLP Jawa Barat ini juga seorang stand up comedian, yaaa… saya todong buat perform juga, dong. Hehe….
Meet and Greet penulis Laiqa. (foto: Elex Media) |
Gimana dengan novel Hijab for Sisters?
Menurut Kang Dion, naskah Hijab for Sisters ini sudah dalam kondisi bagus ketika diterimanya. Dari segi penokohan pun berwarna. Ada yang tegas banget menegakkan ajaran Islam, ada yang kompromis, ada yang pakai jilbab tapi masih seneng pacaran, dan sebagainya.
Menurut Kang Dion, naskah Hijab for Sisters ini sudah dalam kondisi bagus ketika diterimanya. Dari segi penokohan pun berwarna. Ada yang tegas banget menegakkan ajaran Islam, ada yang kompromis, ada yang pakai jilbab tapi masih seneng pacaran, dan sebagainya.
Terkait ini bisa baca tulissan saya yang ini:
Pada menit kesekian
puluh, Kang Dion membuat saya speechless….
“Jauh sebelum jadi editor di Elex, saya penggemar Teh Eno. Dulu Teh Eno nulis novel chicklit. Bukan berlabel novel islami. Tidak ada tokohnya yang berjilbab. Tapi saya menangkap nilai-nilai islami dalam novelnya. Saya ingat terus sampai sekarang….”
Hening. Saya terdiam.
Terharu. Nggak nyangka akan mendengar Kang Dion ngomong begitu.
Kalau sudah begini, bagaimana bisa menyangkal kekuatan cerita fiksi dalam memengaruhi pembacanya?
Kalau sudah begini, bagaimana bisa menyangkal kekuatan cerita fiksi dalam memengaruhi pembacanya?
Iya, saya terlihat jutek kalau sedang serius :D (Foto: Elex Media) |
Kirim Naskah ke Penerbit Elex
Di sesi terakhir, Mbak
Dita dan Mas Hedi memperkenalkan lebih jauh tentang Elex serta naskah-naskah
yang dibutuhkan.
Oya, Mbak Dita dan Kang
Dion adalah editor fiksi di Penerbit Elex Media Komputindo. Kalau Mas Hedi editor
nonfiksi Quanta, lini buku nonfiksi islami di Elex.
“Untuk novel, Elex punya
beberapa label,” ujar Mbak Dita. Ia kemudian
menjelaskan mengenai label-label itu satu per satu. Kepo?😀
Kalau mau lebih berpeluang
untuk diterima, sesuaikan naskah novel yang dikirim dengan naskah yang
dibutuhan oleh penerbit, ya.
Berikut ini empat jenis
novel yang diterbitkan oleh Elex.
- Citylite. Cerita-cerita roomance kaum urban di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau di luar negeri.
- Le Marriage. Cerita-cerita romance pernikahan.
- Lit (Literature for Teens). Novel-novel tentang dunia remaja. Bisa romance, petualangan, persahabatan, dan sebagainya yang menangkap semangat dunia remaja.
- Laiqa. Novel-novel islami.
Trus, gimana cara kirim
naskah ke Penerbit Elex?
“Yang penting punya
naskahnya,” kata Mbak Dita.
Tulis besar-besar dan
stabiloin, ah. Yang penting punya naskah.
Hehe…. Kalau nggak inget lagi ngerekam obrolan Mbak Dita, rasanya saya pengen ketawa.
Hehe…. Kalau nggak inget lagi ngerekam obrolan Mbak Dita, rasanya saya pengen ketawa.
Usai acara, ada kesempatan konsultasi naskah dengan para editor Elex Media Komputindo. |
Bukan apa-apa. Saya sering
banget ketemu orang yang bilang pengeeen banget nerbitin novel. Tapi ketika
ditanya naskahnya mana, mereka akan
mengeluarkan jurus seribu bayangan alasan. Yang intinya, naskah
itu hanya ada dalam angan-angan mereka.
Mampir ke tulisan ini, deh:
Nah, kalau naskah sudah
ada, kirimkan naskah lengkapnya ke Penerbit Elex. Lengkapi dengan sinopsis,
data diri (aktivitas/pekerjaan sehari-hari, karya yang sudah dihasilkan, dan
akun-akun media sosial).
Naskah yang dikirimkan ke Penerbit Elex minimal setebal 150 halaman, paling tebal 300 halaman. Diketik di kertas A4 dengan margin default. Spasi 1,5 dan menggunakan huruf Times New Roman 12.
Jumlah minimal dan
maksimal tebal halaman ini bukan tanpa alasan, lho.
“Kalau lebih dari 300
halaman bisa memengaruhi jalannya cerita dan harga yang pasti akan lebih
tinggi,” jelas Mbak Dita. “Kalaupun ada yang seperti itu paling diakali menjadi
dua buku.”
Sekarang yang Quanta, nih.
Quanta menerima
naskah-naskah nonfiksi islami. Motivasi, inspirasi, parenting, doa-doa.
Yang sedang dikembangkan sekarang adalah Quanta Kids, buku anak-anak islami (contohnya buku saya, 101 Kebiasaan Hebat Anak Muslim).
Yang sedang dikembangkan sekarang adalah Quanta Kids, buku anak-anak islami (contohnya buku saya, 101 Kebiasaan Hebat Anak Muslim).
Penjelasan selengkapnya
dari Mbak Dita dan Mas Hedi, silakan simak video berikut ini ya.
Kirim Naskahnya ke Mana?
Di Elex, pengiriman naskah
hanya melalui email. Tuh, berita bagus, kan, buat yang mau ngirit biaya nge-print atau yang bersemangat go-green? 😀
Nah, kalau kamu punya
naskah yang sesuai kriteria di atas, silakan kirimkan naskah lengkap + sinopsis
+ data diri ke email:
Fiksi: deni.nugraha@elexmedia.id
atau nindy@elexmedia.id
Nonfiksi
islami: hedi@elexmedia.id
atau jarwati@elexmedia.id
Siapa tahu kalau sudah
terbit nanti kita bisa duduk bareng dalam satu event. :D
Selamat
bersenang-senang menuliskan kisah kebaikan.
Salam,
Triani Retno A
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.