Saya? Kadang-kadang urun
rembuk kasih jawaban, tapi lebih sering lewat
aja sambil senyum-senyum. Teringat saat anak-anak saya masih kecil-kecil.
Serunya Memilih Mainan Anak
Orangtua pasti ingin
memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Termasuk urusan menyediakan mainan.
Apalagi nih, orangtua yang baru punya anak pertama.
Setidak itu pengalaman
saya. Dulu, memilih mainan untuk si sulung (sekarang dia sudah berusia 16
tahun) hebohnya minta ampun. Mesti begini, mesti begitu. Jangan yang begini,
jangan yang begitu. Yang menjadi rujukan saya ketika adalah majalah dan
buku-buku parenting.
Bukan berarti semua yang
ditulis di majalah dan buku parenting saya terapkan mentah-mentah. Tetap
pilih-pilih dan sesuaikan di sana-sini. Lagi pula, ketika itu saya tinggal jauh
dari pusat perbelanjaan. Toko online pun belum ada.
Kalau pas ada urusan atau
jalan-jalan ke kota, baru deeeeh… kalap!
Tips Memilih Mainan Anak
Apa yang perlu
diperhatikan ketika memilih mainan anak? Kalau saya, nih, hal-hal berikut ini
yang menjadi perhatian saya.
1. Bahan.
Umumnya, mainan anak
terbuat dari plastik, kain, dan kayu. Kalau terbuat dari kayu, harus dipastikan
seluruh permukaannya halus. Jangan sampai ada serat kayu yang mencuat dan bisa
melukai si kecil.
2. Bentuk.
Mengenalkan berbagai bentuk
benda pada anak-anak memang penting. Namun, keamanan si kecil harus jadi
proritas. Sebaiknya jangan berikan mainan yang berujung runcing karena berisiko
membuat si kecil terluka.
3. Ukuran.
Pernah memperhatikan
peringatan (warning) yang tercantum pada jenis mainan tertentu? Peringatan itu
bukan buat gaya-gayaan produsen doang, lho.
Mainan dengan
bagian-bagian (parts) yang kecil-kecil jangan diberikan pada anak-anak di bawah
usia 3 tahun. Anak-anak batita sedang senang-senangnya mengeskplor benda dengan
cara memasukkannya ke mulut. Memang tahap
perkembangannya sedang begitu.
Jadi terbayang, kan,
bahaya yang mengintai jika memberikan mainan berukuran kecil pada anak batita?
Mainan edukatif untuk anak-anak. |
4. Warna.
Pilih mainan anak yang memiliki
beraneka warna. Jangan karena si emak suka warna hijau, lalu semua mainan
berwarna hijau. Warna yang bermacam-macam itu bagus lho untuk menstimulasi
penglihatan si kecil.
Jika membuat mainan
sendiri yang perlu dicat, hati-hati ya. Jangan sampai aroma cat mengganggu
pernapasan si kecil.
5. Manfaat.
Meski besar godaan untuk
menyenangkan anak, pikirkan juga manfaat mainan yang akan kita beli itu.
6. Harga.
Naaah…. ini juga penting.
Atau penting banget, ya? Hehe…. Harga mainan anak sangat bervariasi. Mau yang
murmer, adaaa. Yang mahal pake banget juga ada. Sesuaikan saja dengan kebutuhan
dan isi dompet.
Anak-anak juga tidak peduli
mainan yang kita belikan itu murah atau mahal. Bahkan… jangan heran kalau si
kecil malah lebih suka bermain dengan kardus bekas sepatu daripada
mobil-mobilan mahal yang kita belikan. Lebih asyik bermain dengan tutup-tutup
botol bekas daripada puzzle mahal yang kita pilih dengan cermat.
7. Jenis
Variasikan jenis mainan
yang kita sediakan untuk anak-anak. Lazimnya orangtua membelikan mainan berupa
boneka, mobil-mobilan, peralatan makan dan masak-masakan, bola, balok-balok aneka
bentuk dan warna, puzzle, dan sebagainya.
Bisa juga membelikan
mereka buku. Yups. Sekarang ada banyak buku yang didesain khusus buat anak balita,
bahkan bayi. Budaya berliterasi sejak dari rumah memang perlu dimulai sejak dini.
Ada boardbook yang berbahan tebal. Ada bathbook yang bisa dibawa nyebur ke bak mandi. Ada softbook/clothbook yang empuk seperti bantal. Ada busy book yang bisa membuat si kecil asyik beraktivitas.
Ada boardbook yang berbahan tebal. Ada bathbook yang bisa dibawa nyebur ke bak mandi. Ada softbook/clothbook yang empuk seperti bantal. Ada busy book yang bisa membuat si kecil asyik beraktivitas.
Banyak loh manfaat membacakan buku untuk anak-anak. Termasuk untuk anak yang masih bayi dan balita. Membacakan buku juga bisa menjadi family time yang menyenangkan sekaligus memperkuat bonding antara orangtua dan anak.
Buku kain (cloth book) untuk anak-anak. |
Kalau mainan untuk anak
sudah tersedia di rumah, penting juga memperhatikan kebersihan dan
penyimpanannya.
Sebaiknya, penyimpanan
mainan dilakukan secara berkelompok. Boneka dengan boneka, puzzle dengan
puzzle, dan seterusnya.
Jangan
simpan mainan anak di dekat rak sepatu. Supaya debu dan bau dari sepatu tidak
menempel di mainan? Iya. Dan satu lagi, supaya tidak memancing anak
mengacak-acak rak sepatu.
Hehe… di mata kita yang
dewasa memang, “Apaan sih main sama sepatu?” Tapi di mata anak-anak, sepatu
yang disusun bertingkat-tingkat di rak bisa menjadi tempat bermain yang sangat mengasyikkan. Seru dan menantang.
Setelah membaca 7 tips memilih mainan anak ini, selamat memilih mainan
anak yang sesuai ya. Selamat bersenang-senang bermain bersama si kecil.
Salam,
Triani Retno A
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.