Bukan kebaya dan konde
yang menjadikan kita Kartini masa kini. Bukan bedak dan gincu. Bukan pula
upacara seremonial sehari.
Kartini masa kini adalah kita yang menerapkan semangat Kartini.
Kartini masa kini adalah kita yang tak menyerah
dalam keterbatasan untuk mencari ilmu dunia dan ilmu akhirat. Tak lelah
menyebarkan kebaikan dengan cara yang baik. Tak henti memberi cinta kasih pada sesama dan semesta. Kebaikan berbagi, kebaikan dari hati.
Kartini masa kini adalah kita yang menebar kasih sayang, bukan menabur gosip dan kebencian. Kartini masa kini adalah kita yang merangkul, bukan memukul.
Kartini masa kini adalah kita yang mendukung sesama perempuan berkebaikan, bukan mengibarkan bendera mom's war dan bergunjing siang malam.
Kartini masa kini adalah kita yang dengan empati memeluk mereka yang menangis
dan membantu mereka bangkit, bukan menyudutkan dan membuat mereka semakin
terpuruk.
Kartini masa kini adalah kita yang memberikan ilmu bermanfaat, bukan yang tak berpikir lalu ikut menyebarkan hoax sesat.
Kartini masa kini adalah kita yang jernih berpikir.
Kartini masa kini adalah kita yang mencintai anak-anak, keluarga, dan sesama.
Tak peduli kita berkonde atau berjilbab, bergincu atau bercadar, di rumah atau di kantor, di kota atau di desa.
Kartini masa kini adalah kita yang memberikan ilmu bermanfaat, bukan yang tak berpikir lalu ikut menyebarkan hoax sesat.
Kartini masa kini adalah kita yang jernih berpikir.
Kartini masa kini adalah kita yang mencintai anak-anak, keluarga, dan sesama.
Tak peduli kita berkonde atau berjilbab, bergincu atau bercadar, di rumah atau di kantor, di kota atau di desa.
Selamat Hari Kartini, Perempuan Indonesia.
Kita adalah Kartini-Kartini masa kini.
Kita adalah Kartini-Kartini masa kini.
Dan saya bangga menjadi perempuan Indonesia.
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.