Duluuu, saya pikir menulis blog sama saja dengan menulis untuk majalah dan koran, atau menulis novel yang sudah saya bertahun-tahun saya tekuni. Sama-sama menulis. Bahkan sepertinya menulis di blog lebih gampang.
Kenapa saya bilang gitu?
Simpel aja, sih. Menulis cerpen untuk majalah butuh waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, untuk
dimuat. Iya kalau dimuat.
Bisa aja udah nunggu lama, eh ternyata nggak dimuat. Kalau artikel atau resensi buku antreannya memang tidak lama, tapi ya tetap saja harus menunggu dan belum pasti dimuat.
Bisa aja udah nunggu lama, eh ternyata nggak dimuat. Kalau artikel atau resensi buku antreannya memang tidak lama, tapi ya tetap saja harus menunggu dan belum pasti dimuat.
Begitu juga dengan menulis novel. Antrean di penerbit besar bisa berbulan-bulan (saya memang selalu nembak
ke penerbit besar).
Kalau di blog sendiri kan
nggak perlu pake ngante-ngantre gitu. Abis tulis bisa langsung posting. Beres. Nggak
pakai acara nunggu dan ditolak.
Eh, tapi emangnya beneran langsung beres?
Eh, tapi emangnya beneran langsung beres?
Ternyata enggak, Beb!
Blog Bukan Sekadar Teks
Menulis novel dan cerpen,
saya cukup menulis. Iya cukup menulis. Kalau butuh ilustrasi, itu mah penerbit
atau majalah yang mikirin. Saya tinggal terima jadi.
Di blog nggak bisa gitu.
Memublikasikan tulisan di
blog nggak sekadar memajang kata-kata. Tulisan di blog juga perlu dilengkapi
dengan gambar atau foto.
Awal-awalnya saya nggak
tau itu. Jadi setelah menulis sesuatu yang langsung aja saya publikasikan di
blog.
Tapi lama-lama… heran
juga. Kok teman-teman kalau share postingan di blog ke medsos, bisa muncul URL
dan gambar ya? Yang share blog saya cuma muncul URL doang.
Heuheu… ya iyalah. Lah
saya nggak mencantumkan gambar atau foto di postingan saya. Gimana gambarnya
bisa muncul?
Setelah sadar itu, baru
deh saya pasang foto-foto untuk ilustrasi tulisan di blog saya. Mulanya pakai foto apa
adanya. Lama-lama baru diniatkan bener-bener buat berburu foto.
Jangan bayangkan berburu foto pakai kamera DSLR atau mirrorless ya. Modal saya hanya kamera hape.
Setiap kali jalan-jalan,
meski itu hanya ke pasar atau menjemput anak di sekolah, saya selalu pasang
mata.
Apalagi kalau pas bepergian ke luar kota, juga kalau ada acara di hotel atau kafe yang instagrammable. Wajib banget cekrek-cekrek sebanyak mungkin buat persediaan.
Apalagi kalau pas bepergian ke luar kota, juga kalau ada acara di hotel atau kafe yang instagrammable. Wajib banget cekrek-cekrek sebanyak mungkin buat persediaan.
Stok foto di hape. |
Belakangan saya baru tahu,
memasang gambar atau foto di blog bukan sekadar supaya keren atau muncul
gambarnya ketika membagikan tautan blog.
Gambar atau foto di blog
kita ternyata dibaca juga oleh Google dan itu bagus supaya blog kita lebih
terlihat oleh pengguna internet.
Mencari Gambar yang Cocok untuk Artikel
Sayangnya, stok foto hasil
jeprat-jepret saya nggak selalu cocok dengan tulisan yang saya buat. Apalagi
kalau mau buat infografis dan butuh ilustrasi yang keren.
Kalo udah begitu, biasanya
saya cari gambar di internet. Tapi ini juga mesti hati-hati. Saya nggak mau
kalau sampai mengambil gambar milik orang lain.
Yang paling aman, membeli
gambar dari Jasa Shutterstock. Apa yang bisa kita dapatkan agen Shutterstock.com yang adalah bagian
dari ID Copy ini?
Jasa Shutterstock. |
Banyak. Yang terutama,
kita bisa mendapatkan gambar-gambar yang kita butuhkan. Jutaan gambar tersedia
di sana. Tinggal kita pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan.
Keuntungan Membeli Gambar di Jasa Shutterstock
Ada banyak keuntungan yang
bisa kita dapatkan jika membeli foto atau gambar melalui Jasa Shutterstock
1. Pembayaran dengan transfer bank
Asyiknya, di Jasa
Shutterstock ini kita bisa membayar dengan
menggunakan transfer bank.
Bagi orang seperti saya
yang tidak punya (dan tidak berminat punya) kartu kredit, pilihan pembayaran
via transfer ini jelas sangat menguntungkan dan memudahkan.
2. Proses cepat
Pesanan kita akan diproses
paling lambat dalam 24 jam. Paling cepat? Sepuluh menit juga bisa beres.
3. Harga bersahabat
Sahabat baik, tentunya.
Bukan sahabat yang suka morotin. Hehe… Berikut ini harganya.
Harga gambar dan vektor. |
Siapa bilang menulis tidak butuh modal. Modal itu digunakan untuk meningkatkan kualitas tulisan. Kalau di blog, termasuk dengan menyediakan gambar. Misalnya dengan membeli di Shutterstock ini.
Makin beli banyak gambar
sekaligus, jatuhnya jadi lebih murah. Kalau mau beli dalam jumlah lebih banyak
daripada yang tercantum itu, bisa kok. Langsung saja hubungi 0812-2111-657.
4. File asli dan ukuran penuh.
Dijamin, nih. Gambar atau
foto yang akan kita dapatkan itu memiliki resolusi tinggi. Warnanya paling
solid dan nggak pake pecah.
5. Tanpa watermark dan bisa diedit
Foto dan gambar yang kita
beli akan dikirim pada kita tanpa watermark.
Kita juga bisa mengedit foto itu sesuai dengan kebutuhan kita.
6. Bebas royalti dan hak cipta.
Yang juga pentiiiiing,
gambar dan foto yang kita beli di sini sudah dijamin bebas royalti dan hak
cipta. Kita bebas menggunakannya tanpa khawatir nanti ada yang menuduh kita
melanggar hak cipta. Juga nggak akan ada yang menuntut royalti atau pembagian
keuntungan kalau gambar/foto itu kita perbanyak dalam bentuk t-shirt, tas, dan
sebagainya.
Sekarang nggak bingung
lagi deh nyari gambar atau foto buat artikel di blog. Tinggal meluncur ke Jasa
Shutterstock dan pilih-pilih gambar yang cocok.
Thank you mbak.. saya juga lagi pingin menempatak illustrasi sendiri sebagai gambar di Blog. Biara makin dikenal oleh mesin pencari (maruk banget sayah..🤭🤭🤭)
BalasHapusHehehe.... nggak maruk, koook. Kan kita nulis di blog supaya dikenal mesin pencari juga :D
HapusSaya termasuk yg pemilih banget sama gambar di blog.. Terima kasih mbak penjelasannya.. Memang betul gambar2 sy banyak muncul di google dan baru tahu itu pada dipakai sama orang terutama foto makanan 😅
BalasHapusSetuju mba.... Aku ngerasain sendiri kalau ngeblog tuh lbh capek krn gak sekedar nulis
BalasHapusAku belum pernah beli gambar disana. Bolehlah nih dicoba. Makasih sharingnya mbak. Salam, muthihauradotcom
BalasHapusIya, Mbak. Saya juga hobi foto-foto untuk stok gambar blog. Dan kalau mungkin sih, minta tolong teman dekat atau keluarga untuk jadi model. Tapi keluarga dan teman saya cuma mau foto punggung saja. Ya apa boleh buat.
BalasHapus