Semasa SMA dan awal kuliah, salah satu hal yang kerap mengusik pikiran saya adalah gimana caranya bisa dapatin tambahan uang saku. Maklum, uang saku ngepas banget buat ongkos dan beli gorengan.
Baru pada tahun kedua
kuliah keinginan itu terwujud. Ternyata saya bisa mencari uang saku dengan menulis. Hobi saya itu mulai mendatangkan honor.
Jadi, ketika disodori tema itu untuk acara World Book Day di SMK Wikrama Bogor, saya antusias. Trust me, kita bisa nyari uang saku dari menulis.
Menulis Nonfiksi
Banyak orang yang entah
kenapa beranggapan bahwa “belum sah menjadi penulis kalau belum menulis novel”.
Padahal, ada banyak ragam tulisan yang bisa digarap. Baik itu fiksi maupun
nonfiksi.
Dari tulisan nonfiksi saja
ada banyak. Misalnya artikel, esai, resensi, biografi, autobiografi, personal
literature, reportase, dan catatan perjalanan.
Orang yang menuliskannya
tentu disebut penulis, kan? Nggak mungkin disebut penjahit.
Dari Mana Mendapat Ide?
Kita akan menulis
nonfiksi, nih. Dari mana kita bisa mendapatkan idenya?
Ide bisa kita dapatkan
dari mana-mana. Misalnya dari pengalaman dan pengamatan, dari buku yang kita
baca, dari musik yang kita dengar, dari film yang kita tonton.
Inget, ya. Yang kita ambil
dari buku, film, dan musik itu adalah idenya. Bukannya kita salin atau ketik
ulang, dan mengakuinya sebagai karya kita. Itu plagiat namanya.
Ide itu kita olah dengan
pengetahuan yang kita punya, dengan pengalaman kita, dengan latar belakang
kehidupan kita, dengan harapan dan nilai-nilai yang kita pegang.
Menyimak siswa membacakan tugas menulisnya.(Foto: SMK Wikrama) |
Ide yang sama di tangan
dua orang yang berbeda, termasuk anak kembar, pasti akan menghasilkan tulisan
yang berbeda. Kalau sama persis sampai, yang belakangan patut dicurigai
merupakan plagiator.
Dalam menulis, perhatikan
penggunaan bahasa, data (benar, relevan, keterbaruan), dan keaslian tulisan.
Perhatikan pula siapa yang menjadi target pembaca kita. Tulisan untuk remaja tentu berbeda dengan tulisan untuk anak SD.
Perhatikan pula siapa yang menjadi target pembaca kita. Tulisan untuk remaja tentu berbeda dengan tulisan untuk anak SD.
Data ini penting, nih,
karena kita menulis nonfiksi. Berbeda dengan menulis fiksi yang memungkinkan
kita lebih bebas berimajinasi.
Saya kemudian meminta
adik-adik peserta membuat sebuah tulisan tentang brownis.
Sebagai bahan, saya membagikan informasi yang saya ambil dari Wikipedia tentang sejarah singkat brownis.
Sebagai bahan, saya membagikan informasi yang saya ambil dari Wikipedia tentang sejarah singkat brownis.
Dalam 10 menit, ternyata
mereka bisa menghasilkan sebuah tulisan pendek. Ada yang menulis tentang
kuliner enak di Bogor, salah satunya brownis. Ada yang menulis (seolah-olah)
reportase tentang pengusaha brownis.
Ada juga yang berfokus pada proses pembuatan brownis. Yang terakhir itu ditulis oleh siswa jurusan boga.
Ada juga yang berfokus pada proses pembuatan brownis. Yang terakhir itu ditulis oleh siswa jurusan boga.
Informasi yang saya
berikan masuk ke tulisan mereka tetapi sudah diolah dengan bahasa mereka
sendiri.
Publikasikan Tulisan
Naaaah….ini. Gimana
caranya?
Caranya sederhana saja:
selesaikan tulisan dan publikasikan. Kalau tidak selesai, tidak dipublikasikan,
gimana bisa memancing uang saku datang?
Publikasikan di mana?
Bisa kita pilih. Mau
mengirimkannya ke media cetak (koran, majalah, penerbit), media digital, atau
memublikasikannya di blog pribadi.
Foto bareng panitia dan guru SMK Wikrama. (Foto: SMK Wikrama) |
Pasang tulisan di blog
sendiri bisa menghasilkan uang saku? Bisa banget. Tapiii… syarat dan ketentuan
berlaku. Hehe….
1. Rajin update isi blog.
Paling tidak satu tulisan
per minggu, deh. Semua peserta acara ini ternyata
semuanya blog, tapiiii… sejak dibuat setahun lalu hanya 1-2 orang yang blognya
berisi lebih dari lima tulisan. Hehe… ini pasti bikin blognya karena tugas dari
sekolah.
Putri sulung saya yang SMA
juga begitu. Blognya penuh sarang laba-laba karena dia lebih suka menulis novel
(ssst… buku kelimanya baruuu saja terbit di Penerbit Mizan. Masih seri
Fantasteen. Judulnya Ghost in Summer).
2. Kualitas tulisan.
Publikasikan tulisan asli,
bukan memplagiat tulisan orang lain. Gunakan bahasa yang baik, benar, dan
komunikatif. Jangan gunakan bahasa alay.
Tulisan pun mesti berisi, dalam arti bermanfaat bagi orang lain. Bukan hoax atau caci maki. Kalau pakai data, berarti memakai data yang bisa
dipertanggungjawabkan. Bukan data asbun.
3. Banyak pengunjungnya.
Banyak pengunjung berarti banyak yang membaca
tulisan kita. Syukur-syukur aktif berinteraksi melalui kolom komentar. Kalau
blog sepi seperti kuburan, uang pun akan enggan mendekat.
4. Jalin silaturahmi dengan sesama blogger.
Lebih bagus jika bergabung
dengan grup/komunitas blogger. Selain menjalin silaturahmi, di sana sering
ada info tentang peluang mendapatkan penghasilan dari blog.
5. Promosi.
Rajin-rajin deh
mempromosikan blog kita. Setiap kali memublikasikan satu tulisan di blog,
bagikan di semua akun media sosial kita. Jika diperbolehkan, bagikan juga di
grup-grup Facebook.
Dari sekian banyak orang
di grup atau daftar teman kita di medsos, masa sih nggak ada yang tertarik
untuk mampir dan membaca tulisan kita? Kalau memang bagus, akan ada saja yang
sukarela membagikan tulisan tersebut.
6. Dikenali oleh Google.
Supaya dikenali oleh Google,
ya mesti rajin mengisi blog. Blog dan tulisan kita pun mesti terindeks oleh Google.
Dapat Uang Saku dari Menulis
Gimana caranya supaya blog
kita bisa menghasilkan uang saku?
Bisa lho dapat uang saku dari menulis. |
1. Ikut lomba blog.
Lomba blog itu menawarkan
berbagai hadiah lho. Dari pulsa dan vocer belanja, gadget, uang tunai jutaan
rupiah, hingga jalan-jalan gratis ke luar negeri.
Contohnya, tulisan saya #AyoHijrah Bersama Bank Muamalat, Hidup Lebih Tenang dan Berkah menjadi juara 1 Lomba Blog Bank Muamalat. Hadiahnya umroh gratis plus jalan-jalan di Dubai.
2. Artikel berbayar (paid article).
Kalau blog kita hidup, isinya
sering kita perbarui, pengunjungnya, dan peringkatnya bagus, insya Allah akan
berdatangan pihak-pihak yang meminta kita menulis bersponsor untuk dipasang di
blog kita itu.
Biasanya, bayarannya berupa vocer belanja atau uang tunai. Contohnya tulisan saya tentang tips menjadi pemenang lomba blog.
Biasanya, bayarannya berupa vocer belanja atau uang tunai. Contohnya tulisan saya tentang tips menjadi pemenang lomba blog.
3. Content placement.
Ini seperti artikel berbayar.
Bedanya, artikel sudah disediakan oleh pihak yang ingin bekerja sama dengan
kita.
Kita tinggal memasangnya di blog kita (bisa kita edit sedikit) dan dbayar. Contohnya tulisan saya tentang paket data internet.
Kita tinggal memasangnya di blog kita (bisa kita edit sedikit) dan dbayar. Contohnya tulisan saya tentang paket data internet.
4. Iklan.
Adanya iklan di blog kita
juga merupakan salah satu jalan untuk mendapatkan uang saku.
5. Liputan.
Kalau aktif di grup/komunitas
blogger, sering ada undangan untuk meliput acara.
Keuntungan yang kita dapatkan misalnya berupa uang tunai, vocer belanja, atau vocer makan di restoran tertentu. Misalnya tulisan saya tentang Royal Kashimura.
Keuntungan yang kita dapatkan misalnya berupa uang tunai, vocer belanja, atau vocer makan di restoran tertentu. Misalnya tulisan saya tentang Royal Kashimura.
6. Product review.
Kalau dulu yang sering
di-review hanya buku atau film, sekarang bisa berupa apa sana. Makanan,
oleh-oleh, pakaian, toko, sepatu, platform online, dan sebagainya. Contohnya tulisan tentang ZenCore, Cara Seru Asah Otak
Asik banget, kan? Yang
harus kita lakukan adalah merawat blog kita dengan baik dan konsisten
mengisinya dengan konten yang bermanfaat.
Yuk, bersenang-senang
menulis dan mendapatkan uang saku.
Salam,
Triani Retno A
Penulis, Editor, Blogger
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.