Ternyata, metode
beres-beres yang diperkenalkan oleh Marie Kondo ini sederhana saja.
Prinsip Dasar Konmari
Yang saya tangkap, prinsip
dasar Metode Konmari tuh begini.
- Dilakukan per jenis barang, bukan per ruangan. Jadi kalau beresin pakaian, ya beresin pakaian orang serumah. Bukan pakaian di lemari ibu aja, lemari anak aja, dan seterusnya.
- Pakaian disimpan dengan cara digulung, bukan dilipat dan ditumpuk. Cara menggulungnya pun nggak asal. Ada tekniknya sendiri. Pakaian yang digantung cuma pakaian yang memang bahagia kalau digantung.
- Barang yang dipertahankan adalah yang memberikan efek bahagia.
- Tak semua barang yang menyimpan kenangan perlu disimpan. Kalau kenangannya menyakitkan, barangnya disingkirkan aja.
Mudah Tapi…
Kelihatannya mudah, nih.
Bisa bikin rumah rapi dan lebih lega kalau diterapkan dengan benar.
Tapi bagi saya tidak
semudah itu urusannya. Masalah pertama, saya dan anak-anak tinggal di rumah
jadul milik orangtua. Bukan rumah peninggalan Belanda, sih, meski kadang-kadang seram. #eh
Seperti lazimnya rumah
orangtua, banyak barang dari zaman kami kecil tersimpan di sana. Kaset-kaset video dan tape masih numpuk tanpa pernah diputar.
Buku-buku jadul, jam dinding yang dibeli setahun sebelum saya lahir, baju-baju lama, sampai baki dan
tempat lilin hadiah pernikahan ortu saya tahun 1968.
Radio, jam beker, dan baki tahun 1960-an dan jam dinding yang dibeli tahun 1973. |
Masih untung sebagai
perwira militer bapak dan ibu sering pindah tugas. Kalau enggak, mungkin popok
saya waktu bayi pun masih disimpan 😀
Nggak mungkin barang-barang
milik orangtua saya itu saya bersihkan dengan Metode Konmari. Setiap barang menyimpan kenangan.
Kebaya tahun 1960-an milik ibu saya. |
Oya, kakak-kakak yang
nggak tinggal bareng lagi pun menitipkan segerobak dua gerobak barang.
Kebayang nggak gimana sumpek dan berantakannya rumah yang kami huni? Yang pernah ke rumah (ortu) saya pasti tahu.
Kebayang nggak gimana sumpek dan berantakannya rumah yang kami huni? Yang pernah ke rumah (ortu) saya pasti tahu.
Masalah kedua, saya ini manusia
penyimpan kenangan. Percaya atau tidak, saya masih menyimpan beberapa buku
zaman SMA, bahkan surat dari sahabat-sahabat pena saya sewaktu SD.
Acara beres-beres bisa
berlangsung lamaaaa karena banyak sekali benda yang mengingatkan saya pada
kenangan. Yang sudah terlupa pun bisa tiba-tiba mencuat lagi dari dasar ingatan
karena melihat sebuah benda.
Tapi… rasanya sumpek juga sih
kalau semua terus disimpan. Apalagi pakaian. Anak-anak kan bertumbuh besar.
Saya juga agak mengembang. Itu berarti ada pakaian yang tak muat lagi, kan?
Metode Konmari Untuk Menyortir Pakaian
Saya mulai mencoba
menerapkan Metode Konmari ini pada barang-barang milik saya dan anak-anak.
Lemari pakaian mulai
terasa lega ketika menyingkirkan baju-baju yang sudah sempit, tak pernah saya
pakai lagi dalam beberapa tahun terakhir, tak memberi kenangan istimewa, atau
malah membuka luka lama.
Baju-baju yang
disingkirkan itu dikemanakan?
- Beberapa dus baju yang masih layak pakai disumbangkan.
- Sebagian kecil saya jual online.
- Baju yang udah nggak muat tapi sayang dijual, saya rombak.
- Yang kondisinya udah parah banget ya….berubah fungsi menjadi kain lap dan kain pel.
- Yang memiliki kenangan spesial, tetap disimpan
Beberapa baju preloved yang saya jual online. |
Termasuk yang disingkirkan
(atau dijual) adalah barang-barang dari mantan. Mug bergambar foto, saya pecahkan
saja biar gaduh. Masa lalu yang menyakitkan harus disingkirkan, toh?
Ajaibnya, bukan cuma
lemari yang menjadi lega karenanya. Hati dan perasaan saya juga terasa lebih
lega. Lebih ringan.
Metode Konmari Untuk Menyortir Buku
Bagi saya, memilah buku jauh
lebih sulit daripada menyortir pakaian. Hehe….
Alhasil, hanya 30-an buku dan majalah yang keluar dari rak. Sebagian disumbangkan, sebagian saya jual. Selebihnya saya tata rapi di rak.
Alhasil, hanya 30-an buku dan majalah yang keluar dari rak. Sebagian disumbangkan, sebagian saya jual. Selebihnya saya tata rapi di rak.
Yang saya pertahankan
adalah:
- buku-buku favorit,
- buku-buku bertanda tangan penulisnya,
- buku-buku yang mendukung pekerjaan saya,
- buku-buku yang saya edit,
- buku-buku yang saya tulis (tentu saja!),
- buku-buku yang memunculkan kenangan menyenangkan.
Banyak? Banyaaak.
Hehehe…..
Tak Sepenuhnya Metode Konmari
Kalau kata Marie Kondo,
bersih-bersih ini harus dilakukan dalam satu hari. Kalau kata saya?
Hm…sesempatnya aja. Hehehe….
Metode Konmari ini keren
dan sederhana, meski belum sepenuhnya bisa saya terapkan (melipat baju dengan
cara menggulung itu belum bisa diterapkan karena tempatnya tidak memungkinkan).
Pasmina sifon, daleman kerudung, dan kaus kaki digulung dan disimpan di dalam kotak-kotak mungil. |
Barang yang tak terpakai lagi dan tak menimbulkan getar bahagia, keluarkan
saja. Bisa jadi masih sangat bermanfaat bagi orang lain.
Kalau kamu, gimana acara beres-beresmu? Paling sulit menyortir dan menyingkirkan barang apa? 😊
Salam
Triani Retno A
Penulis, Editor, Blogger
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.