Jadilah Rabu 18 Juli 2018 pukul
tujuh pagi saya sudah di Pusdai. Dua teman saya, Kang Dedew dan Teh Ida,
sedang menonton ibu-ibu senam. Saya juga.
Yakali aja, kan, abis nonton orang senam saya bisa lebih sehat dan bugar. *hoy, bangun!*
Yakali aja, kan, abis nonton orang senam saya bisa lebih sehat dan bugar. *hoy, bangun!*
Dialog Nasional Indonesia Maju
Dialog Nasional yang
diadakan di Bandung ini adalah yang ke-16. Sebelumnya diadakan di berbagai kota
seperti Semarang, Yogyakarta, dan Bandar Lampung.
Acara di Bandung ini
dihadiri oleh 3.000 orang yang berasal
dari berbagai unsur masyarakat. Dari polisi, mahasiswa, guru PAUD, kader
posyandu, sampai ibu-ibu dari keluarga harapan.
Tujuan utama diadakannya
Dialog Nasional bertema Indonesia Maju ini ada dua. Pertama, menjelaskan kepada
rakyat tentang kerja apa saja yang telah dilakukan pemerintah.
Kedua, mendengarkan keluhan rakyat dan menampung masukan yang dilontarkan oleh rakyat.
Kedua, mendengarkan keluhan rakyat dan menampung masukan yang dilontarkan oleh rakyat.
Yah, sebagai rakyat saya
juga ngarep dong bisa nanya atau nyampein unek-unek di hati.
Di Bandung ini sedianya
akan hadir tiga menteri Kabinet Kerja. Namun, ternyata Menteri Keuangan Sri
Mulyani serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochamad Basoeki
berhalangan hadir.
Dengan demikian, yang
menjadi pembicara dalam Dialog Nasional ke-16 ini adalah Menteri Perhubungan
Budi Karya Sumadi dan Pj Gubernur Jawa Barat Mochammad Iriawan.
Pemaparan berfokus pada upaya-upaya yang telah dilakukan
pemerintah untuk mengembalikan kejayaan Pasundan melalui pembangunan
infrastruktur.
Infrastruktur
Ketika Pak Iriawan
menyebut-nyebut “infrastruktur”, ingatan saya langsung tertuju pada ibu-ibu
yang berdemonstrasi gara-gara harga sembako melambung tinggi. Di salah satu
poster yang diacungkan peserta demo tertera tulisan “Kami tidak makan
infrastruktur”.
Apa karena itu makanya yang
hadir di acara ini mayoritas adalah ibu-ibu? Hehe ….
Sebenarnya infrastruktur
itu apa, sih? Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, infrastruktur itu berarti prasarana.
Trus, prasarana itu apa?
Prasarana itu infrastruktur. Hehehe … mbulet!
Prasarana adalah segala
sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek, dan sebagainya).
Dengan pengertian itu, maka jalan raya, jembatan, bandara, pelabuhan, rel kereta api, bendungan, dan sebagainya termasuk prasarana.
Dengan pengertian itu, maka jalan raya, jembatan, bandara, pelabuhan, rel kereta api, bendungan, dan sebagainya termasuk prasarana.
Prasarana ini memang tidak
bisa dimakan, tetapi bisa memperlancar proses untuk mendapatkan makanan. Diharapkan, transportasi lancar, ekonomi meningkat.
Kebayang ya kalau
insfrastruktur jalannya nggak ada. Padi, sayur-sayuran, buah-buahan dari desa
nggak bisa dibawa ke kota. Orang Bandung yang di dataran tinggi ini nggak bisa
menikmati ikan kakap, tuna, udang, dan sebagainya. Babay seafood, deh.
Jawa Barat adalah provinsi
dengan penduduk paling padat di Indonesia. Jawa Barat juga merupakan penopang utama
DKI. Itu sebabnya pembangunan infrastruktur di Jawa Barat tidak bisa ditunda-tunda
lagi.
Terwujudnya konektivitas antar
daerah di Jawa Barat melalui pembangunan infrastruktur akan memperkuat peran
Tanah Pasundan dalam menopang pembangunan nasional.
Budi Karya Sumadi. |
Pembangunan di Jawa Barat
Dalam kesempatan Dialog Nasional kemarin,
Pak Iriawan menyampaikan progress
pembangunan infrastruktur di Jawa Barat. Di antaranya adalah yang berikut ini.
Jalan Tol Bogor – Ciawi – Sukabumi (Bocimi).
Jalan Tol Bocimi Seksi I sudah akan
bisa beroperasi pada bulan September 2018 karena mini road-nya sudah selesai dibangun.
Sementara itu, pengadaan tanah dan konstruksi Seksi II, III, dan IV akan dimulai pada tahun 2019. Diupayakan untuk diselesaikan sekaligus pada tahun 2019 untuk mengantisipasi ketidakpastian harga.
Sementara itu, pengadaan tanah dan konstruksi Seksi II, III, dan IV akan dimulai pada tahun 2019. Diupayakan untuk diselesaikan sekaligus pada tahun 2019 untuk mengantisipasi ketidakpastian harga.
Bandara Sukabumi.
Bandara ini terletak di Cikembar,
Kabupaten Sukabumi. Diharapkan nantinya dapat memajukan pariwisata dan mendatangkan banyak wisatawan
mancanegara.
Seperti diketahui, di Sukabumi ada Geopark Ciletuh yang bulan April lalu ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark. Dengan begitu, perekonomian masyarakat pun akan semakin bertumbuh.
Bendungan Kuningan.
Bendungan Kunngan ini terletak di
Desa Lebakwangi, Kabupaten Kuningan. Bendungan ini diharapkan sudah selesai
dibangun pada akhir tahun 2018 agar dapat segera mengairi 3.000 hektare sawah
di wilayah Kuningan dan Brebes. Saat ini pembangunan fisiknya sudah mencapai
82%.
Bendungan Sukamahi.
Bendungan yang berlokasi di
Kabupaten Bogor ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2019.
Saat ini pembangunan fisiknya baru mencapai 2,67%. Bendungan Sukamahi ini kelak akan menjadi pengendali banjir di Jakarta.
Saat ini pembangunan fisiknya baru mencapai 2,67%. Bendungan Sukamahi ini kelak akan menjadi pengendali banjir di Jakarta.
Pelabuhan Internasional Patimban
Proses pembangunan Pelabuhan
Patimban di Kabupaten Subang ini baru dimulai pada bulan Juni 2018. Pelabuhan
ini menempati lahan seluas 372 hektare.
Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati
Bandara yang terletak di Majalengka
ini resmi beroperasi pada tanggal 1 Juli 2018.
Pembangunan berbagai infrastruktur
di Tanah Pasundan ini akan menjadikan perekonomian masyarakat semakin
menggeliat. Meskipun kalah di Jawa Barat pada Pilpres 2014, tidak menyurutkan
tekad Presiden Jokowi untuk membangkitkan kejayaan Pasundan melalui pembangunan
infrastruktur.
Suara Warga dalam Dialog Nasional
Dalam kesempatan ini,
beberapa orang warga Bandung berkesempatan berdialog langsung dengan Menhub RI
dan Pj Gubernur Jawa Barat.
Acara Dialog Nasional ke-16. |
Ada ibu tunggal (bukan
saya!) yang mengeluh kesulitan dalam membiayai pendidikan anak-anaknya, ibu
dari keluarga prasejahtera yang berharap mendapat bantuan untuk memperbaiki
rumah, dan sebagainya. Mereka akan terus berjuang demi keluarga, tetapi bantuan dari pemerintah pun sangat dibutuhkan.
Sebenarnya pasti masih
banyak yang ingin bertanya atau sekadar menyampaikan keluhan (di akun Facebook
saya saja berderet titipan pertanyaan dan curhatan untuk disampaikan dalam
Dialog Nasional ini). Sayangnya, kesempatan sangat terbatas.
Berharap tulisan di blog
ini dibaca oleh pihak kementerian, saya capture
saja, ya, titipan pertanyaan dari teman-teman yang berasal dari berbagai daerah
dan profesi.
Screenshot #1 |
Screenshot #2 |
Screenshot #3 |
Screenshot #4 |
Salam,
Triani Retno A
Penulis, Editor, Blogger
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.