Lazimnya ada empat rasa dasar makanan yang dikenal
oleh indra perasa kita, yaitu manis, asin, asam, dan pahit.
Tahun 1908 Dr. Kikunae Ikeda menemukan rasa dasar kelima yang dikenali oleh permukaan lidah kita, yaitu UMAMI.
Tahun 1908 Dr. Kikunae Ikeda menemukan rasa dasar kelima yang dikenali oleh permukaan lidah kita, yaitu UMAMI.
Merasa asing dengan rasa UMAMI inikah?
Well, kita di Indonesia lebih mengenal UMAMI ini sebagai rasa gurih.
Waaah … kalo gurih mah tahu. Siapa, sih, yang nggak suka rasa gurih yang
lezat ini?
Info lain seputar masak-memasak:
Info lain seputar masak-memasak:
UMAMI Si Gurih yang Dicinta dan Dibenci
Rasa gurih identik dengan msg alias monosodium glutamat. Menyebut msg
itu sendiri, kebanyakan kita langsung teringat pada vetsin (micin)
dan Ajinomoto.
Nggak heran, sih. Ajinomoto ini sudah eksis sejak tahun 1909 dan menjadi market leader dalam urusan rasa UMAMI.
Meski rasa UMAMI disukai banyak orang,
tak sedikit juga yang membencinya. Pernah dengar ucapan sinis seperti “dasar
generasi micin!” atau “kebanyakan makan micin!”
kan?
Begitulah. Micin yang UMAMI ini menjadi kambing hitam atas
segala ketidaktahuan, kealayan, kelolaan, dan sejenisnya.
Saya sendiri tidak anti pada msg. Kalau sedang ada deadline
naskah dari penerbit, saya harus ngemil snack supaya bisa lancar mikir. Berat badan
naik? Ntar aja diurus setelah kerjaan kelar. Hehe …
Camilan-camilan itu kebanyakan mengandung msg. Yang biasa
saya unggah di media sosial hanya foto buah-buahan atau labu rebus (iya, saya suka
ngemil labu rebus). Camilan kriuk-kriuk yang UMAMI nggak pernah saya cekrek
aplod.
Bukan apa-apa. Komentar - komentar netizen yang mahabenar terbukti sering merusak
mood saya. Padahal, saat dikejar oleh kamu deadline kan mood harus
terjaga.
UMAMI, MSG, dan Kesehatan
Tanggal 12 Oktober 2018 bertempat di Kapulaga Indonesian
Bistro, Bandung, Prof. Purwiyatno Hariyadi meluruskan kesalahkaprahan pemahaman tentang
msg dan rasa UMAMI ini.
Menurut
Guru Besar Rekayasa Proses Pangan IPB ini, msg terbuat dari bahan alami (yaitu tetes tebu yang
difermentasi) dan aman dikonsumsi.
Fermentasi itu sendiri lazim digunakan dalam proses
pengolahan makanan. Misalnya dalam pembuatan tempe, oncom, dan tape.
Jika aman dikonsumsi,
kenapa ada orang yang pusing setelah menyantap makanan yang mengandung msg? Apakah itu merupakan efek msg?
Menjawab
pertanyaan tersebut, Prof. Purwiyatno mengatakan bahwa penelitian menunjukkan
tidak ada kaitan antara msg dengan sakit kepala.
UMAMI melezatkan makanan di seluruh bagian dunia. |
Memang ada orang yang sakit kepala setelah menyantap makanan UMAMI
yang ber-msg. Tapi itu lebih karena tubuhnya sensitif pada msg. Seperti halnya
ada orang yang sensitif pada makanan tertentu.
Ehk. Itu saya. Saya alergi udang dan semua ikan laut yang
memiliki kadar histamin tinggi.
Bagi banyak orang, udang itu enak banget dan bergizi tinggi. Tapi bagi saya, udang adalah pencetus gatal-gatal, ruam merah, dan bentol-bentol di kulit.
Bagi banyak orang, udang itu enak banget dan bergizi tinggi. Tapi bagi saya, udang adalah pencetus gatal-gatal, ruam merah, dan bentol-bentol di kulit.
Faktanya, lanjut Prof. Purwiyatno, orang lebih sering sakit
karena makanan yang kurang higienis
daripada yang mengandung msg.
Selain itu, rasa UMAMI sebenarnya secara alami ada pada
asparagus, keju, daging, tomat, bahkan air susu ibu (ASI).
Nah, nah. Ada pada ASI juga? Berarti rasa UMAMI ini bukan
sesuatu yang salah dan menjadi penyebab muncunya “generasi micin” yang lola dan
alay, dong. Bukankah ASI adalah asupan yang paling baik dan paling sempurna bagi bayi?
Lalu, seberapa banyak kita boleh mengonsumsi makanan yang
mengandung msg supaya kesehatan kita nggak terganggu?
Menurut Prof. Purwiyatno sih tidak ada pernyataan
ilmiah tentang batas maksimal mengonsumsi msg. Tergantung pada kebutuhan dan
selera masing-masing saja.
Ah, setuju, Prof. Saya juga biasanya pakai sejumput kecil
saja (udah sejumput, kecil pula 😀).
Prof. Purwiyatno Hariyadi, "MSG aman digunakan." |
Rasa UMAMI pada Makanan
Dalam acara Blogger Gathering Eat Well Live Well with UMAMI yang
diadakan oleh Ajinomoto dan dream.co.id
ini Prof. Purwiyatno menyebutkan bahwa “makanan bergizi tapi tidak enak itu useless”.
Dengan kata lain, makanan harus memiliki cita rasa enak dan memberikan kenikmatan.
Dengan kata lain, makanan harus memiliki cita rasa enak dan memberikan kenikmatan.
Selain
faktor cita rasa enak dan nikmat itu, makanan juga
hendaknya:
- Aman dan halal.
- Bisa diterima oleh pribadi dan masyarakat.
- Menggugah selera.
Penambahan msg bisa meningkatkan cita rasa makanan. Tentu
saja, pakai msg-nya tidak berlebihan. Di mana-mana yang berlebihan itu tidak baik, kan?
Melengkapi uraian Prof. Purwiyatno,
di bawah ini saya kutipkan penjelasan dari buku Review Monosodium Glutamat: How to Understand It Properly (Primer
Keperasi Ikatan Dokter Indonesia, 2018) tentang fungsi msg pada makanan.
- Memperkuat rasa pada makanan.
- Menambah intensitas rasa pada makanan.
- Mempertinggi karakteristik rasa tertentu pada makanan.
- Mempertinggi rasa khas pada makanan jenis daging (sapi atau ayam).
- Mempunyai efek rasa yang sama pada air kaldu daging meskipun tidak memberikan efek aroma.
- Menambah kelezatan makanan.
Hm … jadi lebih tenang, deh, setelah menyimak penjelasan
Prof. Purwiyatno. Memasak dengan menambahkan sedikit msg pun tidak perlu
dihantui rasa bersalah lagi.
Dhatu Rembulan, influencer yang juga istri Tria The Cangcuters,
ikut berbagi pengalaman dalam acara Blogger Gathering Ajinomoto ini.
Dhatu Rembulan juga memberikan sedikit rasa UMAMI pada menu MPASI. |
Ibu dua anak ini kerap memberikan sedikit msg pada MPASI
untuk buah hatinya. Misalnya pada kaldu dan sayuran yang langu (seperti kentang
dan buncis).
Tujuannya adalah agar MPASI itu terasa lebih enak dan si
kecil lahap menyantapnya.
Lebih Mengenal UMAMI Ajinomoto
Di Indonesia, Ajinomoto mulai diproduksi pada tahun 1969 oleh
PT Ajinomoto Indonesia. Kalau di negara asalnya, Jepang, sih sudah sejak tahun
1909.
Halalkah Ajinomoto ini?
Ya. Ajinomoto sudah mengantungi sertifikat halal dari MUI.
Sertifikat ini diperbarui setiap dua tahun sekali.
Selain itu, Ajinomoto juga memiliki berbagai sertifikat yang
diakui dunia, seperti HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Point) dan ISO 9000.
Dengan kualitas internasional itu, tak heran jika Ajinomoto dipercaya untuk
melezatkan berbagai masakan di lebih dari 100 negara.
Resep Dapur UMAMI Masakan Sehari-hari
Di ujung acara ada demo masak oleh Chef Deny Gumilang.
Chef Deny Gumilang membubuhkan sedikit Ajinomoto, UMAMI seasoning pada masakannya. |
Ada
tiga menu yang dibuat oleh Runner Up Master Chef Indonesia season 4 ini. Yang pertama adalah mi kocok Bandung.
Mi kocok Bandung yang UMAMI ala Chef Deny. |
Selanjutnya adalah steak ayam sambal matah.
Steak ayam sambal matah ala Chef Deny Gumilang. |
Menu ketiga adalah chicken milanese valdostana. Chef Deny kemudian menantang para peserta gathering untuk menata menu ketiga ini di piring saji (plating).
Hasilnya? Yah, beginilah plating ala saya. *tutup muka pakai
apron*
Plating ala-ala 😀. |
Menu-menu yang didemonstrasikan Chef Deny kelihatannya sih
gampang dipraktikkan di rumah.
Referensi makan enak buat ide masak di rumah:
Steak ayam itu … saya biasa bikin di rumah, hanya saja berukuran lebih ekonomis dan tanpa sambal matah (perut saya tidak kuat pedas). Sama-sama pakai sedikit msg juga agar lebih terasa UMAMI.
Referensi makan enak buat ide masak di rumah:
- Dakken Cafe di Jl. Riau. Menu serba western.
- Chopstix di Cihampelas Walk. Menu chinese food halal.
- Saung Legit di Cipadung. Makanan khas Sunda.
- Royal Kashimura di Jl. Lombok. Makanan ala Jepang dengan konsep all you can eat.
Steak ayam itu … saya biasa bikin di rumah, hanya saja berukuran lebih ekonomis dan tanpa sambal matah (perut saya tidak kuat pedas). Sama-sama pakai sedikit msg juga agar lebih terasa UMAMI.
Praktis banget, sih. Masaknya cepat dan rasanya terjamin
enak. Saya jadi bisa lebih berfokus menyelesaikan naskah-naskah yang menjadi
tanggung jawab saya.
Masih penasaran dengan rasa UMAMI ini? Silakan mampir baca kunjungan saya ke pabrik Ajinomoto di
Kabupaten Karawang. Mengenal Lebih Dekat Pabrik Ajinomoto Karawang.
Salam,
Triani Retno A
Penulis, Editor, Blogger
Hai Teh. soal netizen yang mahabenar, emang bikion capek dan bisa merusak mood. Saya juga pernah ngalamain untuk kasus lain. He he.
BalasHapusSaya jarang masak pakai micin, kadang saja dan sedikit saja. Dan saya tak suka ikut-ikutan nyinyir, bikin pusing deh nyinyir itu bukan micinnya, hi hi.
Enak bisa ikut blogger gathering, teh. Moga kapan-kapan saya bisa ikutan. Lalu kita bisa ketemuan. :)
Saya tunggu reportase Teh Eno tentang pabrik Ajinomoto.
Hehe...bener Teh. Pakai micin apa enggak sesuai selera aja sih. Nggak perlu juga nyinyirin selera orang lain ya.
Hapus