Bandung di awal tahun 1990an masih dingin. Kalau jam 6 pagi
berangkat ke sekolah, rasanya masih menembus kabut deh. Mengembuskan udara dari
mulut pun masih akan memunculkan uap.
Jaket juga jadi outfit sehari-hari. Nggak pagi, siang, sore,
malam … kudu pakai jaket. Bukan cuma buat gaya tapi karena emang butuh.
Sekarang?
Yaaaah …, mesti diakui Bandung udah banyak berubah. Bandung
nggak sesejuk dulu lagi.
Perubahan memang pasti terjadi. Tapi hm … enak juga kan kalau
Bandung tetap sejuk?
Babakan Siliwangi
Masih di tahun 1990an, saya lumayan sering melewati Babakan
Siliwangi.
Oh, nggaaak...! Saya nggak akan ngebahas cerita-cerita horor urban legend di kawasan
itu. Alhamdulillah, saya nggak pernah mengalami yang aneh-aneh di sana. Kalau kalian pengen tahu pengalaman horor saya, bisa mampir ke blogpost ini.
Jadi, dulu itu saya ikut mentoring dan bimbel di Masjid
Salman ITB. Sedangkan rumah ortu di kawasan Setiabudi bawah. Jalan terdekat ya
lewat Jalan Siliwangi.
Babakan Siliwangi yang saya tahu dulu adalah sebuah rumah
makan yang teduh dengan pepohonan besar. Udah, gitu aja. Hehe…. Saya juga nggak
pernah masuk ke situ.
Nah, setelah melewati berbagai masalah, Babakan Siliwangi
ditata ulang.
Tanggal 17 Januari 2018, Wali Kota Bandung (ketika itu)
Ridwan Kamil meresmikan Forest Walk Babakan Siliwangi sebagai tempat rekreasi
yang terbuka untuk umum.
Forest Walk Babakan Siliwangi
Daya tarik Babakan Siliwangi ini adalah adanya forest walk.
Forest walk ini berupa jalan kayu sepanjang 2 kilometer, berada di ketinggian 2-4
meter di atas tanah.
Salah satu sudut Forest Walk Babakan Siliwangi. |
Baru tanggal 31 Desember 2018 saya bisa main ke sana. Ya
ampuuun … ke mana aja saya selama ini ya? Nggak ke mana-mana, sih. Makanya nggak ke sana-sana.
Selama ini lewat-lewat doang kalau pas dari mana atau mau ke
mana gitu. Tapi nggak mampir.
Beberapa kali ke Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) di sebelahnya,
tapi tetap aja nggak mampir ke Babakan Siliwangi. Baksil, nama singkatnya.
Forest Walk Babakan Siliwangi |
Ketika akhirnya saya sempat ke Forest Walk Babakan Siliwangi
ini, saya bersyukur nggak datang sendirian.
Kenapa, No? Serem?
Bukan! Bukan serem! Cuma … bete aja kaliiiik, kalau jalan
kaki menyusuri sky walk sepanjang 2 kilometer ini sendirian.
Dua kilometer sendirian, beberapa meter di atas tanah. Mati
gaya banget rasanya. Kalau berdua kan bisa sambil ngobrol. Kecuali ya… kalau ke sananya memang diniatin untuk hunting
foto atau mau nyepi aja.
Jalan-Jalan di Forest Walk
Untuk menikmati Forest Walk Babakan Siliwangi ini gratis,
kok. Nggak pakai tiket masuk. Kalau yang bawa kendaraan paling bayar uang
parkir doang.
Bener-bener fasilitas publik yang bebas diakses, deh.
Selain Babakan Siliwangi, Bandung punya banyak tempat wisata gratis. Di antaranya Teras Cihampelas (tentu saja di Jalan Cihampelas) dan Museum Pos Indonesia di dekat Gedung Sate. Atau bisa juga berwisata religi di Kampung Wisata Quran di kawasan Kiara Condong.
Untuk naik ke skywalk hanya ada dua pintu. Itu artinya kalau
udah naik lalu pengen turun lagi ya mesti kembali ke tangga awal atau teruuus
sampai nemu tangga satu lagi.
Jalan-jalan di sini paling enak kalau nyantai. Mengayun
langkah pelan-pelan sambil menyapa, tersenyum, dan berterima kasih pada
pohon-pohon.
Menyusuri Forest Walk Babakan Siliwangi sejauh 2 kilometer. |
Gila?
Hahaha … amit-amit. Nggak, dong.
Kita sama-sama tau, kan, Allah menugaskan pohon untuk
menghasilkan oksigen yang bersih. Dan oksigen itu kita hirup, kita butuhkan
untuk hidup sehat.
Belum lagi pepohonan mampu menurunkan suhu udara (sehingga terasa lebih sejuk) dan akarnya berguna untuk menyerap air hujan.
Belum lagi pepohonan mampu menurunkan suhu udara (sehingga terasa lebih sejuk) dan akarnya berguna untuk menyerap air hujan.
Jadi, wajar kan kalau kita berterima kasih pada pohon?
Menuju Babakan Siliwangi
Akses ke Forest Walk Babakan Siliwangi ini gampang banget.
Pintu masuknya ada di Jalan Siliwangi (kira-kira berseberangan dengan Teras
Cikapundung).
Taman di dekat pintu masuk Forest Walk Babakan Siliwangi. |
Dari Simpang Dago juga
deket. Jadi kalau abis jalan-jalan di Dago, bisalah sekalian mlipir ke sini.
Kalau naik angkot gimana, No?
Dari tahun 1990an sampai sekarang, teteup, dua trayek angkot
ini bolak-balik melintasi Jalan Siliwangi: angkot Cicaheum – Ledeng dan angkot Cicaheum – Ciroyom.
Kalau naik angkot Kebon Kelapa – Dago atau Riung Bandung –
Dago, berarti turun di Simpang Dago. Dari situ naik angkot Cicaheum – Ciroyom
yang arah ke Ciroyom. Bilang aja mau turun di Baksil.
Kalau abis main ke Kebon Binatang Bandung dan pengen lanjut
ke sini, bisa naik angkot Cicaheum – Ledeng yang arah ke Ledeng.
Abis jalan-jalan trus lapar? Bisa terus ke Dago atau Cihampelas untuk wisata kuliner. Bisa nyoba mampir ke Cokotetra di Dago nih. Cokelat dan kopinya enak!
Atau kalau mau yang murmer, ada
gerobak-gerobak penjual makanan di gerbang Babakan Siliwangi. Cukuplah buat ngeganjel perut. Makanannya,
malov, bukan gerobaknya. Yakali makan gerobak mah.
Di dekat mushola juga ada tempat makan dan sanggar lukis.
Sanggar lukis di Forest Walk Babakan Siliwangi. |
Selamat jalan-jalan di hutan kota Bandung, ya. Keep Bandung clean and beautiful.
Salam,
Triani Retno A
Penulis
Buku
Novelis
Blogger Bandung
Babakan siliwangi emang ada horror2nya ya? ak kudet malah baru tau babakan siliwangi dari post ini hahahhaa... tempatnya seru bgt buat jalan2 murah meriah yaa, hijau dimana2 adem liatnya. Btw Bandung dulu memang lbh terasa dinginnya daripada skrg, dulu klo dah sore klo lg di bdg, aku takut kena air hahahhaa...
BalasHapusUdah lama cerita horor di situ mah. Coba aja searching "urban legend babakan siliwangi".
HapusBisa jadi alternatif wisata juga nih buat wisatawan kurang kreatif yang mainnya ke FO doang kl di Bandung macam saya,hehe. Dulu di dekat rumah orang tua di jakarta juga ada hutan kota. Sayangnya kalau di sana kurang terawat. Tapi itu dulu sih... zaman saya kecil. Semoga sekarang sudah sekece hutan kota Babakan Siliwangi deh.
BalasHapusBaru tahu spot wisata alam di Kota Bandung ini. Pas diklat 5 bulan di bandung (2017), sempat roaming nyari lokasi wisata alam, akhirnya main ke kebun teh. Semoga next time, bisa jalan-jalan lagi di Bandung dan menikmati romansa wisata alam di babakan siliwangi ini.
BalasHapusBaksil ini luas, ya, Teh Eno. Sejuk deh, lumayan buat tempat ngademin diri. Semenjak Kang Emil jadi Walikota Bandung beliau bikin Bandung makin cantik
BalasHapusKebayang betapa sejuknya jalan di situ mba. Tapi kalau sendirian ya, mati gaya sih, hehehe. Langsung semangat dengan kata-kata kalau lapar bisa mampir ke cihampelas atau dago, hehehe. Jadi, pengen wisata kuliner juga.
BalasHapusYa ampun, saya 2 th lalu ksini hehe
BalasHapusBabakan siliwangi, trus kulineran disana banyak jajanan haha
Nah iya ini segar main kesini.
BalasHapusSaat ke bandung tahun lalu. Aq semoetin kesini. .
Ah jadi kangen bandung
Aku masiiiih belum kesampaian ke sini teh. Terakhir ke Bandung itu 2014. Wkwkwk. Belum apa-apa mah Babakan Siliwangi, masih horor. Lihat fotonya viral setelah jadi forest walk, langsung tersepona, eh terpesona gitu. Memang kalo digarap oleh orang yg tepat bisa jadi cakep abis.
BalasHapusWah, 2 km kalau jalan sendiri ya memang bikin bete sih. Meski pemandangan bagus. Kalau ada teman ngobrol apalagi yang sehati, lebih asyik dan seru. Juga bisa gantian fotoin. Poin ini cukup penting. HIhihi
BalasHapusAku bolak-balik ke Bandung kok nggak pernah mampir kemari, ya? Sayang banget. Suka banget aku jalan di alam terbuka begini. Kalau aku sih ya, nggak masalah jalan sejauh 2 km sendirian, apalagi di Baksil ini.
BalasHapusMau ngapain, coba? Ya foto-foto lah. Bawa tripod. Sambil senyum sendiri, gaya sok cool sendiri, cengar-cengir sendiri, hahaha ...
Kakak mending akhir 2018 bisa ke sana, daku malah baru membaca tulisan ini aja, belum berkesempatan ke sana, hix
BalasHapusLumayan gening ya? Terakhir banyak yang bilang kalo Baksil rusak
BalasHapusSakieu mah lumayan, jadi pingin kesini, selfie selfie :D :D
Ini destinasi wisata yang ga jadi terus mau dikunjungi sampe lupa pengin ke sini. Sekarang malah pandemi...
BalasHapus