Pekerjaan Rumah
“Mi, aku ada PR.”
“PR apa?”
Si adek membuka buku PR-nya, lalu membacakan soal-soal yang
harus ia kerjakan.
Saya manusia visual. Lebih mudah memahami dengan melihat
dan membaca. Dibacain
begitu…saya kelimpungan juga
jadinya.
“Sini deh bukunya,”
saya mengulurkan tangan. “Biar Mami baca sendiri aja.”
Dengan ringan tanpa beban, si adek mengulurkan buku PR-nya.
Dan saya … oalah! Kepala saya malah cenat-cenut jadinya.
Dua Anak yang Berbeda
Kedua anak saya sungguh berbeda. How… Susah payah deh usaha
untuk nggak membanding-bandingkan mereka.
Gini-gini saya kan suka membaca. Dari membaca buku sampai
membaca isyarat di matamu.
Saya tau, nggak baek membanding-bandingkan anak. Mau itu
dengan sodara kandung, sepupu, atau dengan teman-temannya.
Setiap anak itu unik. Setiap anak terlahir dengan keunikan
masing-masing. Membandingkan satu anak dengan anak lain bukanlah tindakan
bijak.
Itu teorinya! Praktiknya tidak semudah itu, Esmeralda!
Jujurly, adaaa aja kenginan untuk membanding-bandingkan
mereka. Si kakak udah pintar membaca
sejak usia 5 tahun, si adek baru lancar membaca di usia 8 tahun. Kenapa Anak Tidak Suka Membaca? Yup, menumbuhkan kesukaannya untuk membaca pun menjadi PR besar.
Si Kakak udah pintar merangkai kalimat menulis cerita sejak
kelas 3 SD. Ketika kelas 5 SD tulisannya sudah sering dimuat di koran sebagai
wartawan cilik. Si adek…sekarang kelas 6 dan top rekornya cuma menulis 10 baris
cerita. Itu pun dengan huruf berukuran bwesar-bwesar.
Tulisan tangan si kakak sudah rapi sejak kelas 1 SD. Si adek…
huuweeew! Itu yang bikin kepala saya cenat-cenut membaca tulisannya.
Kalo mau diterusin mah, perbedaan mereka masih panjang lagi.
Tapi makin nggak baek jadinya kalo terus dibanding-bandingin. Saya aja males
kalo dibanding-bandingin sama orang lain.
#YukKenaliAnakKita
Yang paling bikin kepala cenat-cenut adalah perbedaan pencapaian
mereka di sekolah. Si kakak tampak begitu mudah menangkap pelajaran. Si adek
sebaliknya.
Huuuft. Pusing nggak tuh. Apalagi dia sudah kelas 6. Ujian
akhir sudah tak sampai satu bulan lagi.
Memasukkannya ke tempat bimbingan belajar, mengingatkannya
untuk lebih sering membaca buku dan berlatih soal … tak terlalu berdampak.
Dia sendiri tetap supersantai. Membaca buku pelajaran paling lama
tiga puluh menit saja. Setelah itu konsentrasinya buyar.
Memaksanya belajar jelas nggak bagus. Dia punya rentang
konsentrasi sendiri. Dia punya gaya belajar sendiri.
Dia juga punya minat dan
bakat sendiri, berbeda dengan kakaknya. Saya nggak memaksa anak-anak untuk menjadi juara satu. Saya
cuma pengen anak-anak enjoy dalam belajar.
Tentang bakat bisa juga dibaca di Sekolah Bakat Does University.
Tapiii, sebagai orangtua wajar kan ya kalau saya
bertanya-tanya, bagaimana menggali potensinya? Bagaimana cara
memaksimalkan kecerdasannya?
Kebingungan-kebingungan saya mungkin tak perlu terjadi jika
sudah menemukan tes kognitif yang tepat untuk anak saya.
Pernah sih ikut tes IQ. Tapi hasilnya gitu aja. Cuma berupa
angka-angka. Sejujurnya saya nggak puas sih ngeliat angka-angka gitu doang. Pengennya
sih ada penjelasan lebih lanjut.
Tes Kognitif
Kemampuan kognitif adalah kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan rasional atau akal.
Kemampuan kognitif ini terdiri atas beberapa tahapan, yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Baru belakangan ini saya tahu ada tes kognitif yang namanya
AJT CogTest.
AJT CogTest ini merupakan hasil inovasi dari PT Melintas
Cakrawala Indonesia. Tes ini baik dilakukan pada anak-anak usia 5 tahun hingga
18 tahun. Pengembangan tes kognitif ini melibatkan 250 orang psikolog, loh.
Beda dengan tes kognitif lainnya, #AJTCogTest ini sudah dinormakan untuk anak Indonesia,
sudah terstandardisasi dengan karakteristik bahasa dan budaya Indonesia.
Hasil #TesKognitifAJT ini bakal membantu orangtua dan guru untuk
lebih memahami kemampuan berpikir anak dalam pembelajaran di sekolah.
Kemampuan kognitif umum. |
AJT CogTest ini ngetes apaan, sih?
Nah, yang dites dalam AJT CogTest ini ada beberapa poin,
yaitu:
- Comprehension knowledge
- Fluid reasoning.
- Psychomotor abilities.
- Learning efficiency.
- Visual spatia processing
- Auditory processing
- Retrieval fluency
- Short-term working memory
- Processing speed
Masih penasaran dengan AJTCogTest ini? Langsung aja deh ke
web www.melintascakrawala.id, Instagram @melintascakrawalaid, atau tanya-tanya via WA 0878-8325-8354
Tugas Sebagai Orangtua
Sebagai orangtua, tugas kita bukan memaksa anak-anak untuk
menjadi seperti yang kita inginkan.
Sebagai orangtua kita bertugas mempersiapkan anak-anak
agar siap hidup di zaman mereka. Membuka
jalan bagi mereka agar bisa menjadi yang terbaik.
Setiap anak berbeda karakter. Meski berbeda, semua anak cerdas.
Setuju banget. Tiap anak tu cerdas istimewa. Ortu aja yang kadang nggak mau nerima anaknya nggak cerdas matematika. wkwkwk.... numpang curhat.
BalasHapusHehehe....iya, sih.Masih banyak ortu yang beranggapan cerdas = jago matematika. Aku termasuk yang payah dalam matematika :D
HapusJadi pengen ikut tes ini. Mahal nggak ya?
BalasHapusUntuk info harganya bisa langsung klik web melintascakrawala yang saya kasih link-nya di atas, Mbak. :)
HapusWah, keren nih infonya. emang perlu sih tahu potensi dan bakat biar nantinya lebih berpeluang bwt sukses.
BalasHapusBetuuuul. Makin cepet kita tau potensi dan bakat anak, makin cepet juga kita bisa mengarahkannya dengan benar ya.
Hapus