Memasuki bulan Ramadhan, ibu-ibu se-Indonesia Raya dihebohkan
oleh harga bawang putih yang meroket. Dari yang biasanya sekitar Rp 35.000 per kilogram
terbang hingga mencapai Rp 100.000 per kilogram.
Harga berbagai kebutuhan lain juga beranjak naik meskipun
tidak sefantastis bawang putih.
Tips lain seputar Ramadhan:
- Tips Berpuasa Ramadhan Untuk Ibu Menyusui
- Kuliner Hemat di Bulan Ramadhan
- Agar Berat Badan Tidak Bertambah Saat Puasa
Ramadhan, Dompet Jebol
Ini persoalan dari tahun ke tahun, ya. Aneh, sebenarnya. Di
hari biasa kita makan besar tiga kali sehari. Belum lagi ngopi cantik di
kafe dengan teman-teman.
Di bulan Ramadhan, pola dan frekuensi makan kita berubah.
Makan besar jadi dua kali sehari saja, sahur dan makan malam.
Kebiasaan cemal-cemil di siang dan sore hari otomatis
terhapus. Ngafe-ngafe sepulang dari kantor pun tidak ada.
Jadi lebih hemat, kan?
Berpuasa seharusnya jadi lebih hemat. |
Mestinya iya. Tapi kenyataannya tidak begitu. Makan memang
berubah dari tiga kali sehari menjadi dua kali sehari. Namun, setelah
dihitung-hitung, dompet (dan saldo rekening) malah jadi lebih cepat kosong.
Pasti ada yang bocor, nih. Tapi di mana?
Sumber Kebocoran
Kalau diperhatikan, penyebab bocor keuangan keluarga ini terjadi
karena dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Pertama, faktor eksternal alias yang datang dari luar diri
kita. Faktor ini tidak dapat kita kendalikan.
Contohnya harga bawang putih yang meroket tadi dan harga
tiket pesawat. Kita tidak bisa mengendalikan mereka, kan?
Belanja harian atau mingguan kita sama saja seperti
bulan-bulan Ramadhan. Misalnya satu kilogram telur ayam dan satu kilogram
daging ayam untuk seminggu.
Jenis dan kuantitasnya sama. Yang berbeda adalah harganya.
Yang kedua adalah faktor internal. Faktor ini datang dari
dalam diri kita sendiri. Faktor internal ini berupa nafsu.
Penyebab kebocoran keuangan di bulan Ramadhan. |
Kita bisa mengendalikan faktor ini. Kita berpuasa juga untuk
mengendalikan hawa nafsu, kan?
Termasuk nafsu ini adalah nafsu makan dan nafsu belanja.
Sekian belas jam tidak makan dan minum. Lalu pada sore hari
mata disuguhi pemandangan indah berupa aneka makanan dan minuman.
Bermacam-macam kolak, beraneka minuman dingin, kue-kue jajan
pasar (kue tradisional), dan gorengan sungguh menggelitik mata.
Ingat, kan, ada tips agar tidak berbelanja ketika perut
sedang lapar? Ketika lapar, kita cenderung ingin membeli bermacam-macam
makanan. Kita jadi lapar mata.
Lihat kolak pisang, beli. Lihat cendol, beli. Lihat jajan pasar dan gorengan, beli. Lihat ayam bakar, beli. Lihat martabak, beli.
Semakin mendekati Lebaran, semakin sering lapar mata. Baju,
sepatu, tas, gorden, stoples, hingga perabotan rumah tangga dan gadget baru pun
dibeli.
Alhasil, kebocoran di dompet pun semakin besar.
Gimana dengan bukber?
Jika harus membayar sendiri, satu dua kali bukber tak
apa-apa. Tapi kalau setiap hari bukber di kafe atau mal, jangan heran kalau
saldo rekening semakin cepat berkurang.
Tips Hemat di Bulan Ramadhan
Setelah tahu penyebab kebocorannya, kita tinggal atur
strategi. Pengeluaran pasti ada. Tinggal gimana caranya supaya nggak sampai
kebobolan.
Berikut ini tips berhemat di bulan Ramadhan ala saya.
Tips berhemat di bulan Ramadhan. |
1. Makan secukupnya.
Berpuasa itu melatih kita untuk merasakan lapar dan haus yang
sering dialami kaum fakir miskin. Dengan begitu, kita jadi bisa lebih berempati
pada mereka.
Kalau perut kekenyangan (sementara di luar sana fakir miskin
tetap kelaparan), gimana bisa berempati.
Selain itu, makan sampai kekenyangan juga nggak baik buat
kesehatan.
Tips mengelola keuangan di bulan Ramadan:
Tips mengelola keuangan di bulan Ramadan:
2. Kurangi ngabuburit
Biasa ngabuburit alias nunggu waktu berbuka puasa dengan
berjalan-jalan?
Nah, kurangi deh. Pengalaman saya, sih, setelah Ashar penjual
makanan bermunculan. Sering sampai memacetkan jalan.
Yakiiin … bisa tahan dari godaan kolak, es buah, dan jajanan
lainnya? Saya sih lemah, nggak tahan godaan. Hihi…. Makanya ngasih poin tips
ini.
Kalaupun membeli, beli secukupnya saja. Biasanya mata lebih
lapar daripada perut.
Sekuat apa kamu berhemat? |
3. Selektif memilih ajakan buka bersama.
Buka puasa bersama biasanya diadakan di kafe, restoran, atau
mal. Pertimbangannya adalah kepraktisan.
Nggak repot masak dan nyuci piring sendiri, nggak repot
bersih-bersih rumah sebelum dan sesudah acara, nggak pusing nyari alamatnya.
Di satu sisi, buka bersama begini bisa menjalin silaturahmi.
Di sisi lain bisa menjebol benteng pertahanan dompet.
Mending kalau cuma satu-dua kali. Kalau tiga kali seminggu? Taruhlah
sekali bukber Rp 100.000. Seminggu Rp 300.000. Berarti selama sebulan puasa
bisa Rp 1.200.000.
Besar juga, ya.
Itu baru kita sendiri. Belum anggota keluarga lain yang juga
bukber dengan teman-temannya.
Supaya bisa berhemat, mulailah selektif memilih ajakan buka
bersama. Terutama yang harus bayar masing-masing. Hehe….
Buka puasa bersama, yes or no? |
Kalau bukber dibayari oleh kantor atau klien? Boleh saja, tapi
jangan keseringan. Keluarga juga pengen bukber dengan kita loh.
Kalau nggak ada yang ngundang bukber gratisan? Gampaaang. Ke
masjid aja. Banyak masjid menyediakan makanan untuk berbuka puasa. Plusnya,
shalat Magrib nggak akan kelewat.
Iyalah, bukbernya aja di masjid.
4. Utamakan kebutuhan, bukan gengsi.
Para pakar perencana keuangan selaluuu ... rajin mengingatkan
agar kita mendahulukan kebutuhan. Bukan keinginan, bukan gengsi.
Menuruti keinginan dan gengsi mah nggak ada habisnya. Sampai
dompet bocor dan saldo rekening mengering pun masih dikejar. Jadilah berutang.
Berbeda dengan kebutuhan. Kalau sudah terpenuhi ya sudah.
Alhamdulillah. Yang penting tetap bijak mengelola keuangan.
Kebutuhan, bukan gengsi dan keinginan. |
5. Cari harga diskon
Di bulan Ramadhan banyak sekali toko yang menawarkan diskon. Naaah … kesempatan ini bisa dimanfaatkan
sebaik-baiknya.
Berburu diskonan itu jauh lebih terhormat loh daripada nawar
mati-matian sampai penjualnya tekor. Kalau diskon, penjual mestinya sudah
berhitung untung ruginya lebih dulu.
Membeli barang dengan harga diskon berarti bisa menghemat
banyak. Tapi tetaaap, teliti sebelum membeli dan utamakan kebutuhan.
Girang dong kalau bisa belanja dengan harga diskon dan dapat cashback. |
Membeli baju, misalnya. Baca dengan saksama ukuran bajunya. Perhatikan
ukuran panjang baju, panjang dada, panjang lengan, dan panjang celana. Cocok
nggak dengan ukuran kita?
Jangan lihat S, M, L, atau XL-nya. Pengalaman sih, ukuran
begitu sering nggak standar. Gimana produsennya aja.
Perhatikan juga kemudahan pengiriman. Kena ongkirnya mahal nggak? Atau ada gratis ongkos kirim?
Hemat Secara Bijak
Pengeluaran pasti ada. Sangat mungkin di atas bulan-bulan
sebelumnya karena ada faktor yang nggak bisa kita kendalikan. Namun, kita bisa berhemat tanpa menjadi pelit.
Kita bisa berhemat tanpa kehilangan empati pada fakir miskin. Kita bisa berhemat tanpa menutup pintu rezeki pedagang
musiman.
Kalau makan sate padang satu porsi saja sudah kenyang, kenapa
harus tiga porsi? Lebih baik yang dua porsi lagi diberikan kepada mereka yang
berpuasa sepanjang tahun.
Tentang indahnya berbagi pada sesama bisa dibaca di sini:
Selamat beribadah puasa dan berhemat secara bijak, ya. Semoga berkah dan kasih sayang Allah selalu tercurah pada kita.
Tentang indahnya berbagi pada sesama bisa dibaca di sini:
- Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadan
- Kenapa Takut Berbagi Pada Sesama?
- Kebaikan Berbagi, Kebaikan dari Hati
Selamat beribadah puasa dan berhemat secara bijak, ya. Semoga berkah dan kasih sayang Allah selalu tercurah pada kita.
Salam,
Triani Retno A
Hehehe kadang suka lucu, siang sampe magrib bisa menahan semuanya. Pas waktu udah buka kaya yang kalap semua dibeli
BalasHapusIyaaa.... Tahan ketika nggak ada makanan. Nggak tahan juga ketika ada makanan :D
HapusHahaha... Daftar keinginan yang sdh di list sebelum THR datang membuat dompet lebih cepat jebol bagiku...
BalasHapusBukti kalo keinginan itu nggak terbatas ya, Mbak :D
HapusYang no 5 yg bikin rekening terkuras drastis malahan, lihat barang-barang diskon jadi lapar mata, giliran dh di bayar baru ingat, kn masih punya dan g butuh-butuh amat, hadeuh...dh terlanjur.... nyesel g da gunanya....��
BalasHapusHehe.... diskon kadang emang kayak jebakan betmen ya. Balik lagi ke kitanya aja: beneran butuh atau cuma lapar mata :)
HapusRamadhan kali ini bawaannya malah kenyang terus. Baru makan sedikit, eh kenyang. Kalau dihitung-hitung malah jadi berhemat sebenarnya. Tapi ada anggaran lain yang harus aku perhitungkan, nih. Anak-anak tiap selesai Tarawih pasti minta jajan. Alhamdulillah mereka rajin banget. Tapi berhubung masih kecil, dikasih reward dulu deh, hahaha ...
BalasHapusHahaha...iyaaaa. Yang penting anak-anak seneng tarawih dulu, ya. Kalo aku kebetulan antara masjid sama rumah nggak ada warung. Jadi aman dari jajan-jajan. Di sebelah masjid ada warung bakso enak, tapi selama Ramadhan dia libur. Makin aman deh :D
HapusBulan biasa aja saya doyan belanja di shopee apalagi pas bulan Ramadhan dengan banyak penawaran menarik. Apalagi ada gratis ongkir dan cashback yang bikin budget belanja Ramadhan tetap terkontrol.
BalasHapusSamaaa. Jadi rajin mantengin Shopee. Cashback-nya lumayan banget kalo dikumpulin, bisa buat belanja yang lain.
HapusSalah satu yang bikin dompet bocor itu menurutku... libur sekolah yang tahun ini bareng dengan Ramadan. Libur tea asa sagala hoyong:)) Masih alhamdulillah bisa dicegah gak jajan kembang api dan petasan.
BalasHapusDitambah lagi ada piknik perpisahan atau kelulusan yang diadakan puasa-puasa. Mbak Eno pernah nulis soal perpisahan sekolah ini nggak? *brb menggali isi blog Mbak Eno*
Perpisahan sekolah? Belum, Rin.
Hapus