Mata air Zamzam
di zaman Abdul Muthalib sudah tidak ada karena tertutup tanah/pasir.
Orang-orang tahu tentang Zamzam tapi tidak pernah menjumpai sumurnya. Zamzam tinggal
cerita karena sudah hilang selama ratusan tahun.
Mimpi Abdul Muthalib
Suatu malam
Abdul Muthalib bermimpi, dia mendengar sebuah suara berkata, "Galilah
sesuatu yang baik."
Di mimpi
itu dia bertanya, "Apa itu sesuatu yang baik?" Tapi suara itu hilang
tanpa meninggalkan jawaban.
Hari
berikutnya dia mimpi lagi hal yang sama. "Galilah sesuatu yang bermanfaat,"
kata suara itu lagi.
Abdul
Muthalib bertanya lagi, "Apa itu sesuatu yang bermanfaat?" Dan suara
itu pun hilang lagi.
Hari ketiga
Abdul Muthalib bermimpi lagi. Ia mendengar suara itu berkata, "Galilah
sesuatu yang terjamin.”
Tapi suara
itu lagi-lagi menghilang saat Abdul Muthalib bertanya, "Apa itu sesuatu
yang terjamin?"
Hari
keempatnya dia bermimpi dan dia mendengar suara itu berkata, “Galilah Zamzam.”
“Apa itu Zamzam?”
tanya Abdul Muthalib.
Suara itu
menjawab, “Sesuatu yang selalu bersih dan tidak akan pernah rusak. Dengannya
engkau akan memberi minum para jamaah haji. Tempat zamzam itu cirinya ada busa
darah yang bercampur tanah, di bawah patukannya burung gagak yang memiliki
warna keputih-putihan, di sekitar sarang semut.”
Paginya
Abdul Muthalib bangun dalam keadaan penasaran dengan mimpinya. Dia yakin
mimpinya bukan sembarang mimpi.
Berbekal
alat penggali, dia datang ke sekitar Ka’bah. Dia memilih tempat di sekitar
Ka’bah karena tidak ada tempat yang lebih agung di Mekkah daripada Ka’bah.
Saat itu
ada satu suku Arab yang menyembelih sapi di dekat Ka’bah. Kebetulan Abdul
Muthalib sedang duduk dan memandang ke tempat itu. Darah sapi yang disembelih
itu mengucur dan berbusa, mengalir ke sebuah tempat agak cekung, berkumpul di
situ dan bercampur dengan pasir.
Abdul
Muthalib sadar, itu isyarat pertama dari mimpinya. Dia mendekati tempat itu. Tiba-tiba
ada burung gagak datang dan mematuk-matuk di sekitar darah itu. Abdul Muthalib
telah melihat isyarat yang kedua.
Isyarat
ketiga adalah ketika dia melihat di dekat kakinya ada lubang sarang semut. Maka
dia berkata pada anaknya, Harits, bahwa dia mau menggali di tempat itu. Dia meminta
agar tak ada yang mengganggunya.
Abdul
Muthalib menggali sampai alat penggalinya menyentuh bibir sumur zamzam. Air pun
muncrat keluar.
Selanjutnya,
dari sumur itu Abdul Muthalib memberikan minum bagi jamaah haji.
Sumur Zamzam Saat Ini
Terletak 21
meter di sebelah timur Ka’bah, sumur Zamzam kini dikelola secara modern dan
higienis. Air Zamzam didistribusikan secara gratis pada jamaah di Masjidil Haram
dan Masjid Nabawi.
Air zamzam di Masjidil Haram. |
Secara
berkala sampel air Zamzam diambil secara acak setiap hari. Sampel itu dibawa ke
semacam laboratorium untuk diteliti apakah ada kontaminasi berbahaya atau tidak.
Saat berhaji
atau berumrah, kita bisa minum air
Zamzam sepuasnya. Tapi mungkin jarang yang tahu proses di balik air Zamzam yang
selalu tersedia untuk jamaah di Tanah Suci.
aku inget banget di film sejarah Nabi Muhammad SAW, ternyata air zamzam itu berawal dari sarang semut. subhanallah mukjizat Allah SWT yang nyata.
BalasHapusMasya Allah ...
Hapus