Sudah lama saya berkeinginan ke Istana Ratu Boko. Di
mata saya, situs ini indah dan sangat memesona.
Nah, akhir Juni kemarin saya ke Yogyakarta. Niatnya sih
selain untuk menikmati keindahan kota Yogyakarta, juga untuk wisata sejarah
di Yogyakarta.
Istana Ratu Boko ini bukan destinasi pertama yang saya
kunjungi dalam trip kali ini. Tapi jadi yang pertama saya tulis di blog ini.
Wisata Ratu Boko
Kami keluar dari hotel di Malioboro pukul setengah
tujuh. Tapi baru pukul setengah 8 lebih naik bus Trans Jogja untuk menuju
lokasi. Kan sarapan dulu di kaki lima Malioboro, plus foto-foto. Mumpung masih
pagi dan relatif sepi.
Sekitar satu jam perjalanan dengan bus, kami tiba di Halte
Prambanan. Rencana awal sih mau ke Candi Prambanan dulu, lalu beli tiket
terusan ke Istana Ratu Boko.
Tapi mendadak berubah pikiran. Istana Ratu Boko dulu! Seperti
ditarik-tarik untuk segera ke sana gitu deh.
Jadi, naik becaklah kami dari Halte Prambanan ke tempat wisata
Ratu Boko. Bapak becaknya merangkap sebagai guide.
Menuju Istana Ratu Boko di Jl, Raya Piyungan - Prambanan. |
Saya lupa nama si pak becak siapa, tapi anaknya lima. Yang 2
udah kerja, yang 3 masih sekolah. *penting ya dibahas*
Becak berhenti di pinggir jalan. “Istananya di atas,” kata si
bapak, menunjuk jalan aspal menanjak. “Nanti beli tiket di sana.”
Setelah berjalan kaki sekitar 100 meter kami sampai di
pelataran parkir. Baru ada satu mobil di sana.
Tiket masuk Candi Ratu Boko ini
seharga Rp 40.000 per orang. Tapi si pak becak mah nggak bayar. Jadi, saya cuma
beli dua tiket.
Tiket masuk Istana Ratu Boko |
Dan, mulailah perjalanan naik-naik ke puncak bukit. Tapi
terbayar lunas dengan pemandangan indah di kawasan wisata Ratu Boko ini.
Candi Ratu Boko
Yes, ada yang menyebut kawasan ini istana, ada yang menyebutnya
candi.
Melihat bentuk reruntuhannya sih saya lebih cenderung
menyebutnya Istana Ratu Boko ketimbang Candi Ratu Boko.
Di papan informasi tercantuk keterangan bahwa luas situs Ratu Boko ini lebih dari 16 hektare (tapi sumber-sember lain yang saya temukan di internet menyebutkan 25 hektare).
Mantep yak
luasnya. Untuk mengelilingi situs bersejarah ini cuma ada satu cara: berjalan
kaki.
Jadi kalau mau ke sini, pakai alas kaki yang nyaman ya.
Jangan pakai high heels karena banyak naik-turun tangga batu. Saya sih pakai sepatu bordir Aiesha yang modis dan nyaman banget dipakai jalan.
Reruntuhan Istana Ratu Boko. Ini lokasinya di depan tempat persemadian. |
Berjalan beberapa ratus meter dan menaiki tangga batu, kami
sampai di gerbang loket lagi. Tapi karena di bawah udah beli tiket masuk Candi
Ratu Boko, di sini nggak perlu bayar. Tinggal nunjukin tiket yang tadi.
Kalau belum bawa guide sendiri, di sini kita juga bisa
menyewa jasa guide sebesar Rp 100.000.
Setelah itu? Jalan lagi. Naik tangga lagi. Hehe…. Makanya,
soal alas kaki jadi penting banget.
Istana Ratu Boko terletak di atas bukit. Jadi kita harus menaiki banyak tangga. |
Daaan… sampailah di gerbang Istana Ratu Boko yang dibangun
pada abad ke-8 Masehi ini. Saya terpesonaaa…. Masya Allah … indahnya!
Di benak saya langsung terbayang sebuah istana kuno. Para
putri dan pangeran berjalan keluar masuk gerbang.
Ah, hati jadi deg-degan. Berdebar-debar tak biasa, sampai
lupa memotret gerbang dan beberapa spot cantik lainnya.
Setelah mendaki bukit, sampai deh di gerbang utama Keraton Ratu Boko. |
Bertamu ke Istana Ratu Boko
Memasuki gerbang, lirih saya berucap assalamualaikum. Lebay?
No! Ke Istana Ratu Boko itu kan ibaratnya saya bertamu. Sebagai tamu mesti
sopan dong.
Yang tak bisa saya jelaskan, begitu melangkah memasuki
gerbang utama, saya merasa seperti “pulang ke rumah”.
Yang seperti benteng itu (kalau nggak salah) paseban, tempat para tamu menunggu kesempatan bertemu raja. |
Semakin jauh menjelajahi area wisata ini, perasaan “pulang ke
rumah” itu semakin kuat. Udaranya, desir anginnya, rerumputannya, reruntuhannya
… seperti sesuatu yang saya pernah ada di sana tapi sudah lama saya tinggalkan.
Di sana, rasanya pengen berlari-lari, melompat, berputar,
menari…. Jangan minta saya kasih penjelasan, ya. Saya sendiri nggak ngerti
kenapa tiba-tiba merasa segembira dan selepas itu di sana.
Reruntuhan istana yang daya tariknya luar biasa. |
Selama menjelajahi kawasan reruntuhan istana, pak becak
berkali-kali mengingatkan, “Pikiran jangan sampai kosong.”
Jadilah sambil menikmati keindahan pemandangan di reruntuhan
istana ini saya berzikir dalam hati.
Tapi kadang-kadang putus juga sih zikirnya gara-gara ngobrol
atau terlalu excited melihat lokasi ini.
Mistis dan Wisata Sejarah
Saya bersyukur banget dipandu oleh guide yang warga asli. Apalagi
setelah kemudian dapat info (dari pak becak dan kemudian saya baca juga di
intenet) bahwa tak sedikit pengunjung situs Ratu Boko ini yang tersesat.
Pengunjung tersesat itu seharian muter-muter di lokasi tanpa
melihat jalan ke luar. Penglihatan mereka seperti ditutup atau seperti ada
kabut menutupi pandangan.
Pernah juga ada cerita tentang wisatawan yang batal masuk ke
situs bersejarah ini karena melihat ada pagar gaib.
Saya manggut-manggut aja. Bukannya “iyain aja biar cepet”
loh. Tapi karena pernah mengalami sendiri kejadian serupa itu di sebuah town
square di kota saya, Bandung.
Beberapa kali mengalami peristiwa di luar nalar seperti yang
saya ceritakan dalam Cerita-Cerita Horor di Bandung membuat saya lebih berhati-hati.
Pak becak dengan fasih menjelaskan tempat-tempat yang ada di sana. Cuma, karena guide amatir, jadi nggak dapat ilmu sejarahnya.
Pak becak dengan fasih menjelaskan tempat-tempat yang ada di sana. Cuma, karena guide amatir, jadi nggak dapat ilmu sejarahnya.
Tapi saya merasa cukuplah. Sejarah Candi Ratu Boko ini bisa
dibaca di berbagai literatur (yang ternyata beda-beda versinya). Yang penting
di lokasi nan luas ini kami nggak sampe cengo dan nyasar.
Rugi banget kan kalo jauh-jauh ke tempat wisata sejarah cuma buat
foto-foto narsis tanpa tahu sejarah dan kisahnya.
Kolam tempat para putri mandi. Di bangunan sebelahnya ada kolam untuk para lelaki. Kedua tempat ini dipisahkan oleh tembok batu. |
Itu kejadiannya seperti waktu kami berwisata sejarah ke Benteng Van der Wijck, Gombong. Karena nggak nemu pemandu wisata, jadilah
kami cuma jalan-jalan sambil foto-fotoan.
Ketika melewati sebatang pohon menuju tempat semadi,
lagi-lagi saya merasa mual. Setelah agak jauh, barulah pak becak berkata bahwa
pohon itu “ada apa-apanya”.
Keindahan yang Memesona
Karena saya di sana masih cukup pagi, terasa nyaman
berjalan-jalan. Sinar matahari masih ramah, angin bertiup sepoi-sepoi, dan
suasana hening. Belum lagi keindahan pemandangannya.
Sayangnya, pemandangan ke arah Gunung Merapi dan Candi
Prambanan sedang tertutup kabut. Jalan-jalan saya di Candi Prambanan bisa dibaca di Wisata Candi Prambanan
Di beberapa tempat saya bahkan merasakan keheningan yang
HENING. Sempurna buat saya yang memang ke Yogyakarta buat menenangkan hati yang
sedang patah.
Bangunan Keputren yang adem dan ngebetahin banget. Terasa bebas, lepas, dan bahagia di sini. Oya, Kata pak guide, di sini juga tempat turunnya para bidadari dari kahyangan. |
Pagi itu pengunjung juga masih sedikit. Jadi, bisa puas
menikmati keindahan reruntuhan Istana Ratu Boko ini.
Ketika kami berjalan turun untuk meninggalkan lokasi, barulah
datang beberapa bus wisatawan lokal.
Nah, kalau kalian sedang merencanakan menikmati wisata
sejarah atau wisata Yogyakarta, masukkan Istana Ratu Boko ini sebagai destinasi
ya.
Pesan saya: usahakan pakai pemandu wisata serta berperilaku
dan bertutur kata sopan.
Kalo pesan si pak becak, jangan coba-coba berbuat mesum di
kawasan wisata Ratu Boko ini karena ”penghuni” di sana akan murka.
Alamat Istana Ratu Boko
Jl. Raya
Piyungan - Prambanan No.KM.2
Gatak,
Bokoharjo, Kec. Prambanan
Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Salam,
Triani Retno A
Penulis buku anak
Penulis novel
Editor Indonesia
Blogger Indonesia
Blogger Bandung
Wah keren sekali pemandangannya.
BalasHapuswow sekarang tiketnya udah 40 ribu aja.
BalasHapussaya jaman kuliah (udah lama banget) maennya ke Ratu Boko. Saya bilangnya "candi gempor", soalnya kalo ke sana bikin kaki gempor. hahahahaha
tapi pemandangannya bagus kalau senja :)
Berarti reruntuhan masih ada area candi boko ya? Tapi kalau ke sana harus fit deh, jalan kaki :)))
BalasHapusSemangat kakak :) Aku suka wisata sejarah semacam inii dan mmg butuh sekali pemandu, btw biaya jasa utk pak becaknya berapa Kak?
BalasHapusBagus memang ini..
BalasHapusBaru minggu lalu ke yogya, sempat mampir sini sama prambanan
Sebagai anak perantauan yang punya kampung halaman di Yogya, aku belum pernah ke candi ini. 😭😭😭 Kemarin sempat mau ke sini pas pulang kampung tapi bingung jalannya lewat mana kalau dari Prambanan. Melihat ulasan ini kok makin pengin ke sana. 😍 Semoga ada kesempatan lain. Nice, btw.
BalasHapusAku juga krasan kalo berkunjung ke Situs Ratu Boko. Tempatnya adem, bikin merem melek. Suami sempat tertidur di rumah joglonya, wkwkwkkk. Kami kesana sampai 3 kali, saking sukanya dengan suasana di sana
BalasHapusTosss..... Emang asik banget ya di sana :)
HapusWah harus jalan kaki? Untung ngga jadi kesini karena macet :D :D
BalasHapusHihi...iya, Ambu :D
HapusAsik juga keliling dan lihat langsung tempatnya. Memang tempat bersejarah itu kadang byk cerita mistisnya tinggal niatnya aja jgn macam macam.
BalasHapusSalam
Kidalnarsis.com
Betuuul... Manusia nih yang kadang niatnya suka aneh-aneh.
Hapus