Beberapa tahun lalu seorang pengarang dituduh melakukan plagiat. Pasalnya, beberapa deskripsi lokasi di novelnya sangat mirip dengan tulisan di berbagai website. Bahkan ada yang sama persis.
Eh, enggak. Saya nggak bermaksud mengghibah.
Saya mau cerita betapa saya justru mendapatkan pelajaran berharga dari kasusnya. Pelajaran itu bernama: Deskripsi.
Belajar Deskripsi dari Foto
Sebagai pengarang novel, jujur aja saya lemah dalam urusan
deskripsi lokasi. Kekuatan saya (kata para editor dan pembaca novel saya) pada narasi
dan dialog yang mengalir.
Saya cenderung sekadarnya dalam menjelaskan suatu lokasi.
Pernah mencoba mendetail tapi kok jadinya garing. Jadi saya fokus pada kekuatan
saya saja.
Kasus yang dialami teman saya itu membuat saya berpikir. Saya
kan nggak bisa menghindari dari urusan mendeskripsikan lokasi.
Masih tentang lokasi dalam novel, saya tulis juga di blogpost SMA 79 Bandung Itu di Mana Sih?
Bagaimana caranya mendeskripsikan suatu tempat (sebutlah misalnya Candi Borobudur) tanpa dituduh memplagiat?
Masalah plagiat ini perlu jadi perhatian khusus. Amit-amit deh kalau sampai memplagiat. Tentang plagiat ini saya tulis khusus di
Masih tentang lokasi dalam novel, saya tulis juga di blogpost SMA 79 Bandung Itu di Mana Sih?
Bagaimana caranya mendeskripsikan suatu tempat (sebutlah misalnya Candi Borobudur) tanpa dituduh memplagiat?
Masalah plagiat ini perlu jadi perhatian khusus. Amit-amit deh kalau sampai memplagiat. Tentang plagiat ini saya tulis khusus di
Nah, atas pertanyaan saya tadi, solusi yang saya dapat adalah: Foto. Yes, foto. Meski foto sama, deskripsinya oleh si A, si B, si C, dan
seterusnya akan berbeda.
Perbedaan itu terjadi karena setiap orang punya pengalaman,
pengetahuan, kejelian pengamatan, fokus, perasaan, serta imajinasi yang berbeda.
Dari kesadaran itulah kemudian saya rajin sekali memotret
tempat-tempat yang menarik. Bangunan bersejarah, rumah tua, rumah berarsitektur
unik, warung bakso, air terjun, sungai yang penuh sampah, taman kota, interior
hotel, coffee shop, dan sebagainya.
Foto-foto itu saya gunakan untuk berlatih mendeskripsikan
lokasi. Lalu, muncul masalah baru. Memori smartphone saya penuh!
Segera Gagal Menyimpan
Pernah mendapatkan peringatan “Segera Gagal Menyimpan” atau sejenis itu ketika sedang asyik-asyiknya memotret?
Saya pernah beberapa kali. Memori internal smartphone saya
sebenarnya lumayan, 32 GB. Tapi dengan banyaknya aplikasi yang saya instal di
ponsel, plus banyaknya foto di galeri, yang kosong tinggal sekitar 2GB saja.
Kesal banget kalau dapat peringatan seperti itu! Apalagi
kalau yang difoto itu objek bergerak atau momen penting yang nggak bisa
diulang.
Maksa motret sih bisa aja, tapi fotonya nggak bisa disimpan.
Ya trus untuk apa motret atuh?
Dari pengalaman mengesalkan itu, kalau akan jalan-jalan ke
luar kota atau datang ke acara yang bakal banyak jeprat-jepretnya, saya
biasanya melakukan ini.
Bersih-bersih memori hape. |
Nomor 1 repot. Nomor 2 dan 3 butuh banyak kuota internet.
Nomor 4 resolusi foto otomatis mengecil dan malah pecah jika gambar diperbesar.
Nomor 5? Duh! Saya tipe manusia penyimpan kenangan. Foto-foto
begitu kan #DibuangSayang
Sayangnya, upaya yang saya lakukan itu nggak membuat saya terbebas dari kehilangan data. Penyebab utamanya?
Sayangnya, upaya yang saya lakukan itu nggak membuat saya terbebas dari kehilangan data. Penyebab utamanya?
Saya lupa mem-back up foto dan dokumen. Ketika tanpa sengaja
data itu terhapus, kelar deh. Hilang. Tinggal nangis kejer aja.
67% Kehilangan Data Penting
Berita bagusnya, saya nggak sendiri. Emh … bentar. Ini berita
bagus atau berita buruk, ya.
Tanggal 27 Februari hingga 11 Maret 2019 Western Digital
Corp. melakukan survei pada konsumen smartphone di Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Medan.
Hasilnya, sebanyak 67% dari 1.120 orang yang diteliti
ternyata sama seperti saya: pernah kehilangan data penting di smartphone.
Bukan karena nggak pernah mem-back up data loh. Pernah tapi
nggak teratur.
Sebanyak 80% orang yang disurvei oleh Western Digital Corp. tahu
kok mem-back up data itu penting banget. Meski begitu, hanya sepertiganya yang
rutin sebulan sekali mencadangkan data.
Yang dua per tiga lagi? Ya seperti saya. Kadang ingat, tapi lebih
sering lupanya. Lalu nangis kejer ketika kehilangan data penting.
Begini pengguna smartphone di Indonesia. Termasuk saya. Heuheu.... |
Smartphone, Gawai Utama
Indonesia menempati posisi keenam sebagai pengguna smartphone
terbanyak di dunia.
Dari penelitian yang dilakukan Western Digital Corp., terungkap
bahwa 97% responden menggunakan smartphone sebagai gawai utama.
Digunakan untuk apa sih smartphone itu? Untuk mengakses internet dan eksis di media sosial?
Digunakan untuk apa sih smartphone itu? Untuk mengakses internet dan eksis di media sosial?
Iya. Tapi bukan itu yang terbanyak. Ponsel yang pada awalnya
merupakan alat komunikasi, sekarang justru fitur kameranya yang lebih banyak
digunakan. Baik untuk memotret maupun untuk merekam.
Penggunaan smartphone oleh orang Indonesia berdasarkan survei. |
Coba deh nonton tayangan berita atau infotainment di TV. Para
wartawan pun banyak yang menyodorkan smartphone ke arah narasumber untuk merekam
pernyataannya.
Sering digunakan untuk memotret dan merekam, tak heran jika
memori ponsel cepat penuh, kemudian gagal menyimpan data.
Mobile Storage SanDisk
Untuk membantu para pengguna ponsel pintar menyimpan data,
Western Digital Corp. meluncurkan mobile storage yang praktis.
Produk mobile storage ini ada dua macam. USB OTG SanDisk Dual Drive untuk ponsel android dan iXpand Flash Drive untuk iphone.
Kapasitas memorinya juga macam-macam, mulai dari 16GB hingga
256GB. Tinggal pilih yang sesuai kebutuhan.
Saya memakai USB OTG SanDisk Dual Drive yang berkapasitas
32GB. Bagi saya, cukuplah memori tambahan sebesar itu untuk menyimpan foto-foto
jepretan ponsel saya.
Untuk menyimpan data, USB OTG SanDisk Dual Drive ini tinggal disambungkan ke smartphone. Kalau di ponsel saya, on-kan dulu koneksi OTG di Pengaturan. Setelah itu pilih data mana yang akan dipindahkan ke USB OTG #SanDiskAPAC
Kalau nanti ingin memindahkan data dari USB OTG SanDisk Dual Drive ke laptop, tinggal sambungkan juga.
Praktis banget. Kalau sedang fakir kuota atau sinyal internet
selelet siput ngesot, saya tetap bisa mem-back up data sekaligus membebaskan
memori di ponsel saya.
Pentingnya Back Up Data
Di zaman serba digital seperti sekarang ini, masalah back up data
menjadi sangat penting.
Minimalkan risiko kehilangan data penting dengan selalu
mencadangkannya di perangkat lain.
Si mungil USB OTG SanDisk Dual Drive menjadi solusi. Saya
bisa tenang memotret tempat-tempat yang menarik. Nggak takut lagi memori penuh.
Kenangan tersimpan, data-data penting pun aman.
Salam,
Triani Retno A
Lebih mudah memang dokumentasi menggunakan smartphone ya mbak, selain mudah untuk dibuka pastinya lebih cepat. Nah kalau ada OTG SanDisk pasti sudah tidak khawatir lagi kehabisan memory :D
BalasHapussolusi banget ya kak . nggak salah kalo ngandalin usb otg sandisk ini
BalasHapus
BalasHapusWah kudu punya nih. Secara blogger itu pasti harus motret dan berulang-ulang sampai hasilnya bagus. Gak kerasa udah gak muat aja gara-gara memorinya cuma sedikit. Dan itu sering banget saya alami.
Betul sekali kak.. kekuatan kakaknya memang terletak di bahasan yang kompleks tapi minimalis sehingga mudah dicerna pembaca, OTG sandisk juga wajib punya kita kita.. :D
BalasHapusAku jga lebih suka jepret2 di sekitarku dg smartphone mbak, lebih mudah dan prktis,
BalasHapusSoal penyelamat data dan kenangan, aku udah serahin ke USB OTG SanDisk yg aku punya hheee
Bapak nih yang sering menyimpan foto cucunya, dari bayi sampai sekarang udah masuk SD 🙈
BalasHapusPejuang konten emang harus rajin back up data
BalasHapusTapi terbatasnya waktu dan bnyknya deadline bikin nggak sempat mindah2in yaa..
Ada usb otg ini masalah selesai
Bener banget penting punya USB untuk blogger
BalasHapusSupaya ga nangis darah waktu data hilang
Aku adalah orang yang suka males ngapusin foto, video dan file di HP, alhasil HP nya lemot kalau udah gitu jadi kalang kabut deh...sepertinya sudah harus mulai mikir budget untuk beli Sandisk OTG nih
BalasHapusHaruuss...back up data mah..
BalasHapusAku pernah juga kehilangan, teh...trus ngemis ke temen, minta dokumentasi selama acara.
Alhamdulillah,
Temen teh meuni bageuurr...
Sejak pernah kehilangan foto dan data yang ada di smartphone, udah 1 tahun ini backup foto tiap minggu. Eh masih juga kejadian kehilangan foto, hikss
BalasHapusKudu persiapan dengan punya USB OTG Sandisk kayaknya, agar selamat hasil foto saat jalan-jalan
wah aku pun mengandalkan usb otg nih buat backup file terutama foto dan video.. secara memori hp gak gede hehe
BalasHapusAlat penting ini mbak. Kalau pas lagi nggak depan laptop tapi butuh mindahin data
BalasHapusDulu saya mesti ngapus2 foto atau video di hape karena berat.. Sejak ada OTG SanDisk masalah saya teratasi gak perlu hapus2 data lagi..
BalasHapus