"SHU hari ini ada nggak?”
“Ada dong. Tapi ntar ya, dihitung dulu.”
Ketika itu, sebagai warga kelas Sosial yang merupakan jurusan
sepi peminat, saya dan sebagian teman sekelas didapuk menjadi pengurus koperasi
siswa.
Sekalian buat praktik pelajaran yang berhubungan dengan keuangan, yaitu Ekonomi dan Akuntansi. Begitu
alasan para pendapuk.
Sebagai pengurus koperasi, setiap hari kami mendapat SHU
alias Sisa Hasil Usaha harian. Bentuknya? Kue-kue yang tidak habis terjual.
Hehe….
Bagi kami ketika itu, yang kebanyakan adalah anak kos, dapat
jatah kue gratisan tiap hari udah alhamdulillah banget.
Mengenai kewirausahaan bisa dibaca lebih lanjut di sini:
Mengenai kewirausahaan bisa dibaca lebih lanjut di sini:
Generasi Milenial yang Mengejutkan
Generasi milenial lahir pada rentang tahun 1980 – 2000.
Mereka yang yang pada waktu saya SMA itu masih berseragam putih merah, sekarang
mulai memegang peranan penting dalam roda perekonomian.
Terobosan yang mereka lakukan sering kali mengejutkan.
Kreatif, inovatif. Kok kepikir ya untuk bikin yang seperti itu.
Lalu, lebih unggulkah mereka dibandingkan generasi saya? Hm…
gimana ya. Awas jebakan “generasi gue lebih hebat”. Hehehe….
Bagi saya pribadi, setiap generasi memiliki keunggulan dan
kekurangannya sendiri. Setiap generasi mempunyai tantangannya sendiri.
Menarik mundur ke sekian abad yang lalu, Ali bin Abi Thalib
r.a sudah mengingatkan kita, “Didiklah anakmu sesuai zamannya karena mereka
hidup bukan di zamanmu.”
Dalam buku Profil Generasi Milenial Indonesia yang
disusun oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Badan
Pusat Statistik, generasi milenial memiliki beberapa karakteristik.
Karakteristik ini yang membedakannya dengan generasi-generasi sebelumnya.
Karakteristik generasi milenial. |
Yang menarik adalah kecenderungan generasi milenial ini dalam
bekerja. Mereka mementingkan pengembangan diri dan mengejar tujuan (bukan
sekadar gaji).
Bagi generasi milenial ini, mengembangkan kelebihan jauh
lebih penting daripada memperbaiki kekurangan.
Tak aneh jika kemudian muncul berbagai start up dan usaha
berbasis teknologi informasi dari tangan mereka.
Terkait keuangan digital, bisa juga dibaca dalam artikel berikut:
Terkait keuangan digital, bisa juga dibaca dalam artikel berikut:
Koperasi Digital, Model Baru Koperasi
Di tangan generasi milenial, koperasi yang dulu hanya
melayani lingkungan sekitar (koperasi sekolah, koperasi warga, koperasi
karyawan kantor, dan sebagainya) sekarang cakupannya meluas.
Bentuknya pun tak melulu seperti koperasi yang dulu ada.
Menjawab perubahan zaman, koperasi zaman now bertransformasi menjadi koperasi
digital.
Ya memang sekarang zamannya serba digital, kan. Serba online.
Semua serba terhubung dengan internet.
Bentuk boleh berbeda, tetapi semangatnya sama. Yaitu semangat
kekeluargaan dan gotong royong. Semangat untuk mengumpulkan dan memberdayakan
orang-orang, bukan sekadar mengumpulkan modal.
Tetap memegang asas koperasi. |
Kelebihan dari koperasi digital ini adalah layanannya bisa
diakses oleh anggota koperasi di mana pun secara online.
Modal Rakyat, misalnya. Meski berkantor di Jakarta, misalnya,
anggota koperasi bisa tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Koperasi Digital dan Semangat Wirausaha
Apakah koperasi digital masih mempunyai layanan simpan pinjam
uang dan jual beli?
Masih. Namun, teknisnya berbeda. Anggota tak perlu datang langsung
ke koperasi. Menyimpan dan meminjam uang dilakukan secara online. Begitu juga
dengan jual beli.
Kalau tidak serbadigital begitu, sulit mendekatkan koperasi
dan generasi milenial yang maunya serba online.
Bagus nih kalau koperasi "gaya lama" mau beralih menjadi koperasi digital agar dapat lebih merangkul masyarakat, terutama generasi milenial.
Untuk dukungan sistem teknologinya, ada produk dari Multi Inti Sarana Group yang dapat dijadikan alternatif solusi. Namanya coopRASI.
Bagus nih kalau koperasi "gaya lama" mau beralih menjadi koperasi digital agar dapat lebih merangkul masyarakat, terutama generasi milenial.
Untuk dukungan sistem teknologinya, ada produk dari Multi Inti Sarana Group yang dapat dijadikan alternatif solusi. Namanya coopRASI.
Lalu, apa bedanya koperasi digital dengan pinjaman online
yang sekarang menjamur dan memunculkan banyak bermasalah?
Tentu saja berbeda. Prinsip dasarnya juga udah beda, kok. Koperasi
digital berasaskan pada kekeluargaan dan gotong-royong. Saling menolong. Bukan untuk menyusahkan anggotanya.
Pinjaman yang diberikan oleh koperasi digital adalah pinjaman
produktif untuk membiayai usaha kecil milik anggota.
Koperasi digital memberi pinjaman modal produktif. |
Bisnis skala kecil ini kan biasanya susah dapat pinjaman dari
bank. Tak sedikit yang usahanya tak berkembang karena terkendala modal. Nah,
koperasi digital memudahkan urusan ini untuk pebisnis kecil.
Seperti di bank, koperasi juga melihat dulu kelayakan bisnis
dari calon peminjam. Gimana cashflow-nya selama ini, gimana pasarnya, gimana
prospek ke depannya.
Jadi, nggak ada tuh siapa pun bisa minjem duit dengan syarat
super-duper ringan seperti di pinjaman online untuk kemudian diteror sampai stres.
Semangat Milenial
Semangat generasi milenial yang senang berkolaborasi ini
patut mendapat acungan jempol.
Selama itu untuk kebaikan dan kebermanfaatan bersama, ayo
kita dukung.
Zaman memang sudah berubah ya. Asalkan menuju hal-hal yang makin positif, patut kita dukung, termasuk koperasi digital dan pinjaman online.
BalasHapus