Mau liburan ke mana?
Pertanyaan senada dengan itu sangat lazim terdengar.
Saya juga lumayan sering mendengar, bahkan mengucapkannya sendiri.
Oh iya, dong. Indonesia ini luas. Tempat-tempat wisata
tersebar di berbagai penjuru negeri. Dari wisata alam, wisata budaya, wisata
sejarah, hingga wisata kuliner.
Sayang kalau tidak menyempatkan diri untuk menjelajah negeri
sendiri. Sayang sekali kalau sampai tidak mengenal tanah air sendiri.
Jelajah Destinasi Wisata
Entah ya bagi orang lain. Kalau bagi saya, berkunjung ke
tempat-tempat wisata bukan sekadar untuk mengisi feed Instagram.
Bagi saya, mengunjungi berbagai destinasi wisata adalah cara
untuk mengisi ulang energi tubuh. Menumbuhkan semangat baru, menghibur hati
yang gundah, hadiah bagi diri sendiri karena sudah bekerja keras, memperkaya
batin, dan tentu saja untuk lebih mengenal negeri sendiri.
Tempat baru, pemandangan berbeda dengan yang saya lihat
sehari-hari, ragam kuliner yang berbeda, dan sebagainya. Semua itu menarik bagi
saya.
Ah, tentu saja. Semua itu bisa menjadi sumber ide bagi
tulisan-tulisan saya di blog dan buku.
Sekarang perjalanan berlibur ke berbagai destinasi wisata di
Indonesia lebih mudah dan menyenangkan. Salah satunya karena sarana
transportasi yang menuju tempat-tempat wisata di Indonesia sudah semakin bagus.
Untuk destinasi di dalam Pulau Jawa, saya biasa menggunakan
jasa kereta api. Makin asyik naik kereta api sekarang ini. Makin nyaman. Berburu tiket kereta api pun sekarang semakin mudah.
Kereta api ekonomi dari Bandung ke Yogyakarta saja, misalnya,
sudah nyaman dan berpendingin udara. Jauh berbeda dengan beberapa tahun lalu.
Demikian juga dengan bandara. Misalnya Bandara Blimbingsari,
Banyuwangi. Lima tahun lalu bandara ini hanya bisa didarati oleh pesawat jenis
ATR 72 yang berkapasitas 78 penumpang.
Sekarang bandara ini sudah bisa digunakan oleh pesawat jenis
Airbus 320 yang berkapasitas 150 penumpang.
Dalam lima tahun terakhir ini (2014 – 2019), pemerintah memang
gencar membangun infrastruktur transportasi dengan pendekatan Indonesia
sentris.
Pembangunan infrastruktur ini tidak lagi terpusat di Pulau
Jawa saja. Infrastruktur daerah-daerah di luar Pulau Jawa pun terus dibangun
dan dikembangkan.
Di daerah-daerah 3TP (Terluar, Terdepan, Tertinggal, dan
Perbatasan) pembangunan infrastruktur transportasi ini diharapkan dapat membuka
keterisolasian serta meningkatkan perekonomian masyarakat.
Transportasi dan Pariwisata
Peringkat daya saing pariwisata Indonesia memang masih kalah
dibandingkan Singapura, Malaysia, dan Thailand. Namun, sesungguhnya peringkat
itu terus membaik dari tahun ke tahun.
Dalam "Travel and Tourism Competitiveness Report 2019" yang
dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF), daya saing pariwisata Indonesia
berada di urutan 81 pada tahun 2009. Tahun 2017 naik ke peringkat 42 dan tahun
2019 naik lagi menjadi peringkat 40 dari 140 negara.
Peningkatan yang bagus, ya. Sangat mungkin peringkat ini akan
terus membaik pada tahun-tahun yang akan datang. Yuk dong yuk, Indonesia maju.
WEF menentukan indeks ini dengan menggunakan beberapa
indikator. Salah satunya adalah infrastruktur yang ada. Termasuk dalam
infrastruktur ini adalah sarana transportasi.
Indikator lainnya adalah lingkungan, kebijakan dan kondisi yang mendukung, sumber daya alam dan budaya.
Indikator lainnya adalah lingkungan, kebijakan dan kondisi yang mendukung, sumber daya alam dan budaya.
Sejalan dengan itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan bahwa lima tahun terakhir ini kunjungan wisatawan mancanegara ke
Indonesia meningkat 14% per tahun.
Persentase ini lebih tinggi daripada periode 2009-2013 yang
hanya mencapai 9% per tahun.
Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ini tentu saja berpengaruh
pada penerimaan devisa. Perekonomian rakyat di sekitar lokasi wisata pun ikut
meningkat.
Warga di sekitar lokasi wisata bisa menjadi pemandu wisata,
menyediakan penginapan, menyediakan transportasi lokal, pertunjukan seni tradisional,
memulai bisnis kuliner, serta menjual cinderamata. Usaha-usaha lain pun akan
ikut tumbuh.
Mendukung pertumbuhan ekonomi rakyat. |
Melihat dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi, tak heran jika
pembangunan infrastruktur ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah.
Sederhananya aja, nih, kita juga pasti akan enggan datang
berwisata ke suatu daerah jika jalanannya rusak kan? Apalagi jika tidak ada
transportasi umum ke tempat tersebut lalu di sana ternyata tidak ada
penginapan, yang sederhana sekalipun.
Saya pribadi, sih, memilih tempat wisata yang memiliki sarana
transportasi memadai dan ada penginapan. Apalagi berliburnya kan dengan anak-anak
dan ibu yang sudah sepuh.
Nah, sudah ada rencana akan berlibur ke mana? Ke salah satu
destinasi super prioritas di periode lima tahun lalu (Borobudur, Danau Toba,
Mandalika, Labuan Bajo), atau destinasi lainnya?
Saya, hm … sepertinya akan mengajak keluarga berlibur ke
Bromo dulu.
***
Lebih jauh tentang kinerja transportasi Indonesia dalam
mengembangkan pariwisata ini bisa Teman-teman ikuti di
Web: http://dephub.go.id/
Twitter: @kemenhub151
Facebook: Kemenhub151
Instagram: @kemenhub151
Referensi
Biro Komunikasi dan Informasi Publik. “Capaian Lima Tahun Kinerja, Menhub: Indonesia Sentris Membuka Keterisolasian dan Membuka Ruang Ekonomi Baru”. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, 19 Oktober 2019. http://dephub.go.id/post/read/capaian-lima-tahun-kinerja-menhub-indonesia-sentris-membuka-keterisolasian-dan-membuka-ruang-ekonomi-baru Diakses tanggal 20 Oktober 2019.Pusparisa, Yosepha. “Pariwisata Indonesia Kalah Bersaing dengan Negara Tetangga”. Data Boks. 18 Oktober 2019. https://katadata.co.id/infografik/2019/06/28/pariwisata-indonesia-melesat Diakses tanggal 20 Oktober 2019.
Tim Publikasi Kata Data. “Pariwisata Indonesia Melesat”. Kata Data, 28 Juni 2019. https://katadata.co.id/infografik/2019/06/28/pariwisata-indonesia-melesat Diakses tanggal 20 Oktober 2019.
Widowati, Hari. “5 Tahun Terakhir, Rerata Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Mancanegara 14%”. Data Boks, 17 Juli 2019. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/17/5-tahun-terakhir-rerata-pertumbuhan-kunjungan-wisawatan-mancanegara-14 Diakses tanggal 20 Oktober 2019.
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.