“Kemarin paket umrohnya bayar berapa?”
Pertanyaan senada itu ternyata lumayan sering kudengar ketika
umroh kemarin. Iya, sesama jamaah sering bertanya-tanya berapa biaya umroh
Aneh? Nggak juga. Biro travelku kemarin punya beberapa
“anak”. Masing-masing dengan harga yang berbeda, tapi berangkatnya bareng.
Beda pilihan kamar (sekamar berdua, bertiga, atau berempat) juga
kan beda harga. Belum lagi daftarnya tuh pas lagi ada promo atau enggak.
Kalau ketemu jamaah Indonesia dari travel lain, pertanyaan tentang
biaya umroh itu juga muncul.
Aku sih nyimak aja. Dari obrolan sama temen-temen di sana
sih, biaya umrohnya 19 juta ke atas.
Umrohku sendiri kemarin dibiayai oleh Bank Muamalat,
hadiah Juara 1 Lomba Blog #Ayo Hijrah tahun 2019. Bisa dibaca di #AyoHijrah Bersama Bank Muamalat, Hidup Lebih Tenang dan Berkah.
Biaya Umroh
Dalam tulisan ini aku mau sharing tentang biaya-biaya lain
yang mesti kukeluarkan sendiri. Kalau dilihat satu per satu sih kecil. Tapi
kalau dijumlahkan jadinya besar juga.
1. Bikin paspor
Mau murah? Urus sendiri ke Kantor Imigrasi. Daftarnya mesti
online lewat aplikasi Layanan Paspor Online (cari aja di Playstore). Bikin akun
deh di aplikasi tersebut.
Selesai mengurus paspor di Kantor Imigrasi Bandung. |
Saat wiken pantengin aplikasi itu baik-baik. Kuota baru dibuka saat wiken. Akan terlihat di Kantor Imigrasi mana hari apa yang masih ada kuota pendaftar.
Setelah dapat jadwal, baru deh datang ke Kantor Imigrasi yang
dipilih. Aku sendiri milih Kantor Imigrasi yang di Jalan P.H.H Mustofa Bandung. Itu yang paling deket dari rumah.
Aku keluar uang Rp 350.000 untuk membuat paspor ini. Beli materai dan fotokopi berkas-berkas Rp 10.000.
Kalau pakai jasa “pihak lain”, bisa kena Rp 2 juta tuh.
2. Vaksin Meningitis
Setelah paspor jadi, baru bisa suntik vaksin meningitis. Aku
kan tinggal di Bandung, nih. Di Bandung ada beberapa lokasi untuk vaksin
meningitis.
Aku pilih ke Klinik Mutiara Cikutra aja. Letaknya deket SMA
10 Bandung. Ini udah yang paling deket
dari rumah. Alhamdulillah, karena datengnya weekdays aku nggak perlu ngantre.
Di sini aku ngeluarin uang Rp 345.000. Rinciannya, Rp 25.000 untuk buku kuning
ICV, Rp 40.000 jasa konsultasi dokter, Rp 20.000 tes hamil, dan Rp 260.000
vaksin meningitis.
Tes kehamilan?
Iyes. Calon jamaah perempuan yang berusia 17-55 tahun wajib
tes kehamilan. Nggak peduli kalopun berstatus single atau sedang haid.
Oya, sebenernya disarankan untuk vaksinasi flu juga. Tapi
dengan pertimbangan biaya, aku skip aja.
Yang juga aku skip adalah konsultasi ke dokter kandungan dan
obat penunda haid yang harganya cukup mahal bagiku.
Kebetulan setelah rescheduled, jadwal keberangkatan umrohku
itu sekitar 2 hari setelah aku selesai haid. Aman.
3. Pasfoto untuk visa
Untuk pasfoto ini aku keluar uang sebesar Rp 35.000. Studio fotonya
kebetulan tetanggaan dengan Janji Kopi, coffee shop tempat aku biasa numpang
kerja.
4. Biaya kirim koper
Aku kan didaftarin di travel Jakarta. Jadi, aku kena biaya
kirim koper ke Bandung sebesar Rp
250.000. Itu ada 2 koper, mukena, kain batik, totebag, dan buku panduan
umroh.
Tadinya sih pengen minta dikirim pakai Paxel
aja karena aku masih punya saldo di sana. Biar ngirit, gitu. Tapi ukuran kopernya lebih besar daripada ukuran paket yang
bisa dikirim oleh Paxel.
5. Jahit baju batik
Kain batik seragaman dari travel itu mesti dijahit. Modelnya
bebas. Aku bawa kain batik itu ke
penjahit langganan ibuku. Letaknya di gang kecil.
Untuk menjahit kain batik itu menjadi outer, aku bayar Rp 50.000. Kenapa outer?
Yaa… aku kan emang sukanya pakai outer :D Lagi pula semua
baju yang akan kubawa berupa gamis polos.
Jadi udah pas bangetlah kalo outer dipadankan sama gamis mah.
Dianter sama Shinta dan Teh Irma ke Bandara Soetta. Koper besar udah diserahkan ke travel pada saat manasik (H-1 keberangkatan) |
6. Pakaian untuk umroh
Alhamdulillah, teman-temanku mengirim hadiah berbagai
keperluan umroh. Dari gamis, kerudung panjang, sampai manset, kaus kaki, dan
masker.
Aku sendiri cuma beli 1 set gamis putih (Rp 93.000), 3 celana
panjang kaus buat daleman gamis (Rp 52.000), 3 pak celana dalam sekali pakai
(Rp65.000), 3 ciput ninja (Rp 45.000), dan sandal jepit (Rp15.000). Total 270.000.
Oya, kecuali sandal jepit, semuanya kubeli di Shopee.
Memanfaatkan Harbolnas bulan Desember. Berasa banget diskon dan subsidi
ongkirnya.
Bisa intip di sini nih tips membeli gamis secara online.
7. Paket data
Kebutuhan online nggak bisa ditiadakan. Karena aku memang
pakai nomor XL dan males ribet, aku beli paket umroh XL. Aku pilih paket combo
(internet, sms, nelepon) 10 hari. Harganya Rp 299.000.
Eh ternyata pas di Mekah aku kehabisan kuota paket. Jadi aja
beli 1 GB lagi seharga Rp 99.000.
8. Uang saku
Meski nggak niat belanja-belanji, aku tetap menganggap perlu
bawa uang saku. Buat jaga-jaga kalau kena dam, beli oleh-oleh sekadarnya,
sedekah, wakaf, infak, dan sebagainya.
Aku siapin uang cash 250 riyal (sekitar Rp 930.000). Alhamdulillah,
ada beberapa temen yang kasih hadiah uang riyal. Total yang kubawa jadi Rp 400
riyal. Abis? Nggak tuh.
Oya, aku juga bawa uang tunai Rp 500.000 plus Rp 2 juta di kartu debit Visa. Yang di kartu debit
sengaja diisi pas 2 juta aja biar nggak mengganggu stabilitas keuanganku.
Siapin dana secukupnya di kartu debit Visa. |
Uang cash rupiah itu
terpakai untuk ongkos mobil Bandung – Jakarta pp (di poin berikutnya ya).
Kartu
debit sendiri alhamdulillah aman. Nggak digesek satu sen pun.
9. Transpor Bandung – Jakarta
Dari Bandung ke Jakarta (pool Kuningan) aku naik mobil travel
DayTrans. Ongkosnya 165.000.
Rinciannya Rp 110.000 untukku dan Rp 55.000 untuk koper besar.
Di Jakarta aku dijemput sama Shinta dan Teh Irma, plus nginep
semalam di rumah Teh Irma.
10. Transpor Jakarta – Bandung
Pulangnya, aku naik bus Primajasa dari Bandara Soekarno-Hatta
ke pool di Caringin. Tiketnya Rp
115.000.
11. Keperluan lain-lain
Termasuk keperluan lain-lain ini adalah skincare (aku beli
Wardah travel haji/umroh series Rp 106.000). Skincare ini kudu banget dengan pertimbangan perbedaan iklim Indonesia dan Arab Saudi.
Selain itu juga sikat gigi dan odol yang travel pack, vitamin,
wedang jahe instan (karena dapat info Madinah sedang dinginnnn), dan
obat-obatan standar (obat diare, maag, tolak angin dsb). Untuk ini Rp150.000
deh.
Untuk keperluan lain-lain ini jadinya Rp 256.000.
12. Keperluan di rumah
Ini juga penting. Sebelum berangkat umroh, aku harus bayar
listrik, telepon, air, SPP dua anak, tabungan hari tua, dan lain-lain.
Mesti nyetok telur ayam dan bahan makanan praktis buat 10
hari. Juga mesti nyediain dana buat uang saku dua anak, plus saldo Ovo dan
Gopay si sulung. Dia ke sekolah dan bimbel kan pakai ojol.
Untuk keperluan ini total Rp 3 juta.
Ohya, untuk wira-wiri ngurus ini itu di Bandung plus
ngopi-ngopi cantik sepulang dari Kantor Imigrasi dan klinik, ada deh Rp 200.000.
Total Biaya
Yang keliatannya kecil-kecil itu ketika dijumlahkan ternyata sampai
Rp 8,5 juta juga.
Huuuuft….! Jadi teringat pernah dinyinyirin di FB ketika aku nanya “butuh bekel berapa ya buat
umroh”.
Huhu… asli dinyinyirin. Nggak usah belanja di sana mah Teeeh,
ibadah aja. Nggak usah kulineraaaan, makanan yang disediakan sama travel di
hotel berlimpah kok. Nggak usah takut kelaparaaan.
Sekali-kali jajan, boleh kan? Es krim ini 5 riyal harganya. |
Duh…. Sedih akutu. Bagi mereka, duit segitu
barangkali receh banget. Apalagi yang punya ATM hidup di sebelahnya. Tapi bagiku jumlah segitu tuh besar.
Mana udah berbulan-bulan sepi job pula. Saldo tabungan pun
udah terkuras bwanyaks buat keperluan sekolah anak-anak.
Untuk keperluan belanja-belanji di sana terbukti aku cuma
abis sekitar 1 juta. Yang terbesar justru untuk keperluan sebelum berangkatnya.
Temen-temen sekamarku tuh jadi saksi tentang simpelnya
belanjaan dan isi koperku.
Rasa sedih karena dinyinyirin itulah yang membuatku menulis
blogpost ini. Pembaca entah di bagian mana negeri ini, mungkin ada yang
memendam pertanyaan sama sepertiku waktu itu. Cumaaa… mereka nggak berani
bertanya karena takut malah dinyinyirin oleh warganet.
Semoga Allah memudahkan dan meluaskan rezeki kita untuk
beribadah di Tanah Suci.
Cerita lain seputar umroh bisa dibaca di:
- Catatan #1 Jangan Kelayapan Sendiri di Mekah Medinah
- Catatan #3 Belanja Oleh-Oleh di Madinah
- Catatan #4 Empat Malam di Hotel Hilton Mekah
- Catatan #5 Bersedekah di Tanah Suci
Catatan #2 dari Perjalanan Umroh 16-24 Januari 2020.
Umroh ini merupakan hadiah Juara 1 Lomba Blog Bank Muamalat tahun 2019.
Salam,
Triani Retno A
Penulis buku anak
Penulis novel
Editor Indonesia
Blogger Indonesia
Blogger Bandung
Terima kasih banyak, Mbak, atas tulisannya. Mencerahkan sekali.
BalasHapusAku pun juga punya pertanyaan sama, soal biaya umroh. Bukan semata-mata biaya buat belanja, dsb. Tapi lebih ke biaya printilan-printilan macam pembuatan paspor, dll.
Anyway, makasih banyak, Mbak ^^
Makasih, Teh.
BalasHapusJadi ada gambaran kira-kira berapa yang dibutuhkan.
Semoga dimudahkan biar aku bisa nyusul umroh juga. Aamiin...
Nah, ini hal yang wajib banget dibaca buat yang mau pergi umroh, tentunya kalau biaya sama travel pasti harganya tertera disitu, ini yang printilan-printilan yang kadang gak terduga. Emang ya warganet itu sukanya nyinyir, padahal kita nanyanya bener suka dinyiyirin juga.
BalasHapusMaa sya allah kak pencerahan sekali tulisan kak, noted banget doa in kak aku suami,anak dan keluarga bisa umroh bareng2 aamiin
BalasHapusJadi totalnya berapa mbak untuk budgetnya? Ku rasa, selain biaya akomodasi, diperlukan juga biaya untuk syukuran ya mbak. Semoga diberikan rezeki berlimpah, biar bisa umroh.
BalasHapusMakasih banyak mbak Retno sharing nya, ini tuh penting bgt. Semoga suatu saat aku bisa berkunjung kerumah Allah (Haji ataupun Umroh) aamiiin.
BalasHapusJangankan untuk yang bisa umroh karena hadiah. Untuk yg berangkat sendiri saja, sudah jadi kewajiban mempersiapkan bekal keluarga dan kenyamanan di rumah. Seperti teteh bilang, 3 juta buat bayar ini itu dan bekal anak. Dengan pelajaran ini, semoga tidak ada yang menyepelekan lagi soal biaya dan bekal yg harus dipersiapkan. Meski orang kaya sekalipun...
BalasHapusIni bisa bahan acuan buatku mbak, bahwa uang remeh temeh itu banyak😊 semoga aku pun dilancarkan ibadah ke mekkah aamiinn
BalasHapusKok saya sempet aja ada yang nyinyir ya 🙈 Barakallahu untuk Kak Tri semoga mabrur umrohnya, dan daku pun bisa berkesempatan pula ke sana, aamiin
BalasHapusTeteehh, Alhamdulillah Masya Allah tabarokAllah..
BalasHapusSenaaangg bgt ya, bisa berkunjung ke Baitullah
Memang kliatannya printhilan tapi kalo ditotal butuh banyaak :D
Semoga ALLAH ganti dgn rejeki yg kian cethaarr dan berkah ya
Mau komentar kok rinci amat, beli celdam aja tercatat
BalasHapusTernyataaaa.....ada nyinyiran
Semoga mereka diampuni ya :)
Dari sekian banyak tulisan blog tentang tips umrah yg saya baca, tips dari mba paling lengkap dan mudah dipahami. Sampai reminder jahit baju batik juga ada. Hehehe. Makasih ya mba. Dibintangin dulu.
BalasHapusMakasih penverehannyaaa
BalasHapusSetidaknya bekalnya 10 juta juga yaaa
Jd siap2 tar kl mo umrah hehe
Alhamdulillah, ikut seneng. Semua lancar dan ada rezekinya. Semoga aku ketularan Teh Eno deh, bisa umroh segera. Aamiin :)
BalasHapusSenangnya baca artikel ini, jadi kepingin juga cepat-cepat berangkat UMROH deh,, Alhamdulillah lagi rutin kumpulkan uangnya juga
BalasHapusTernyata besar (sekali) ya Mbak. Kalau buat saya lho. Karena printilan 8 juta itu terasa agak mencekik. Tapi kan hal-hal semacam itu tergantung bagaimana kebiasaan kita ya. Kayak saya misalnya, ga perlu isi Gopay tuk ojol anak, uang saku di bawah 10 ribu karena di kota kecil, etc etc. Mungkin yng nyinyir itu orang pelosok desa seperti saya, Mbak
BalasHapusAh, nyinyir mah nggak lihat tempat tinggal Mbak :D
HapusBagiku juga besar segitu. Mau diirit-irit...nggak bisa juga. Makanya sebulan sebelum berangkat itu kan aku bolak-balik buka jastip :)
wah aku kayaknya gak dihitung2 dulu jadi habisnya berapa lupa
BalasHapus