Aku
bingung. Lhaaa ... aku juga nggak tau ada apa. “I don’t know...,” jawabku apa
adanya. Mataku menangkap seorang temanku keluar dari kamar mandi dengan wajah
panik.
“Ada
apa? Ada apa? Gue ya? Ya Allah... maaaaap...! Tadi nggak sengaja nutup pintu
keras-keras....”Aku
makin bingung. Berusaha menghubungkan teriakan babang Arab di seberang sana
dengan kepanikan teman-temanku.
Menginap di Hotel Hilton Mekah
Tanggal
16-24 Januari 2020 aku berangkat umroh
bersama rombongan dari NRA Tour and Travel Jakarta.
Dalam
perjalanan umroh 9 hari ini, kami lebih dahulu masuk ke Madinah. Hari Minggu 19
Januari selepas Zuhur (jamak Ashar), barulah kami naik bus ke Mekah.
Sudah
malam ketika kami tiba di Jabal Omar Hilton Convention Center. Hotel ini biasa
juga disebut dengan nama Hotel Hilton Convention Makkah. Di hotel ini kami
menginap sampai Kamis dini hari, 23 Januari 2020.
Hotel Hilton Convention Makkah. |
Aku
baru tahu akan menginap di mana di Mekah dan Madinah ini H-1 keberangkatan dari
Jakarta. Jadi nggak sempat browsing dulu buat lihat hotelnya seperti apa.
Emangnya
penting?
Emmh
... buat orang seperti aku, itu nggak penting sih. Tapi penting banget 😀
Waktu
tahu akan menginap di Hotel Hilton Convention Makkah, tentu aja aku seneng.
Bersyukur banget.
Ya
siapa sih yang nggak kenal jaringan hotel bintang lima ini? Di Indonesia juga
ada beberapa. Di antaranya Double Tree by Hilton Hotel Jakarta dan Hotel Hilton Bandung.
Aku
makin seneng waktu tahu jarak dari Hotel Hilton Convention ke Masjidil Haram
cuma sekitar 200 meter.
Tadinya
kukira jauh karena kata ustaz pembimbing, “Ada bus shuttle dari hotel ke
Masjidil Haram.”
Setelah
tahu jarak ke Masjidil Haram cukup dekat, banyak jamaah yang milih jalan kaki
aja. Lewat pintu belakang hotel nggak terlalu jauh kok. Kalau bus kan di lobi
utama hotel di bagian depan sono.
Aku
juga lebih suka berjalan kaki saja. Tapi pas pertama pulang sendiri ke hotel
sempat salah belok sih😀. Untung nggak sampai nyasar ke mana-mana.
Naik
bus shuttle hanya dua kali waktu bareng temen-temen. Pernah waktu abis shalat
Subuh, karena udaranya dingiiiin jadinya mau naik bus aja ke hotel. Eh,
ternyata antreannya panjang banget.
Daripada
beku karena kelamaan berdiri diam di udara dingin begitu, aku putar balik aja.
Jalan kaki. Lumayan, sekalian untuk menghangatkan badan.
Lantai 12 Hotel Hilton Mekah
Aku
dan tiga temanku menempati kamar di lantai 12. Waktu masih di bus, ustaz
pembimbing mengingatkan untuk memotret kamar dan isi kulkas lebih dahulu.
“Buat
jaga-jaga aja,” kata ustaz. Maksudnya, mengantisipasi kalau-kalau nantinya ada
tagihan di luar pemakaian.
Pesan
ustaz kumanfaatkan sebaik-baiknya buat motret kamar hotel. "Bentar ya, Temen-temen. Kamarnya kufoto-foto dulu. Kan tadi Ustaz pesen begitu," kataku serius. Padahal mah sekalian nyetok foto buat konten. Hehe....
Dua
temanku langsung memilih tempat tidur di bagian tengah. Aku memilih tempat tidur
di dekat jendela.
Ketika
menyingkap gorden dan vitrase, masya Allah ... itu Masjidil Haram. Terlihat jelas
dari kasurku.
Ini
pemandangan dari jendela hotel yang terindah yang pernah kualami. Seperti mimpi
rasanya bisa tidur sedekat ini dengan Masjidil Haram.
Bintang Lima yang Prima
Ada
banyak hotel dekat Masjidil Haram. Hotel Hilton di Mekah saja ada dan dua-duanya
bintang lima. Tapi, letak Hotel Hilton Suite Makkah lebih dekat lagi ke
Masjidil Haram. Ngesot bentar juga nyampe.
Apa
yang paling menyenangkan dari Hotel Hilton Convention Makkah ini?
Nggak
ada yang paling. Semuanya menyenangkan. Kamar bersih dan luas. Lift ada banyak.
Masing-masing penghuni kamar dapat satu kunci. Toilet dan air lancar. AC prima.
Kalau
soal senyum ramah pegawai hotel ... well, ini Arab Saudi bukan Indonesia.
Budayanya beda. Babang-babang Arab di meja front office terlihat ganteng serius tanpa senyum.
Singkat
kata, Hotel Hilton Convention Makkah ini benar-benar memberikan yang terbaik
untuk tamu-tamu Allah yang menginap di sana.
Hm
... ada harga ada rupa juga, sih ya.
Gimana
dengan makanan?
Nah
ini!
Makanan Indonesia di Mekah
Selama
di Hotel Hilton Mekkah kami makan di restoran Indonesia di lantai Lobby.
Sebagian besar yang bekerja di restoran ini adalah orang Indonesia. Bahan-bahan
makanan dan bumbu-bumbu juga didatangkan dari Indonesia.
Makan
di restoran Hotel Hilton Mekah ini bener-bener bikin lupa kalau sedang berada
di Arab Saudi.
Teman-teman
yang kalau makan mesti nasi jadi tenang deh. Di resto ini makanannya Indonesia
banget dan pastinya selalu ada nasi.
Makan
malam pertama di sana, yang kuingat salah satu menunya adalah urap.
Hehehe...
Jauh-jauh ke Mekah nemunya urap yang kalau di Indonesia sering disebut makanan
kampung.
Berikut-berikutnya
ada sayur sop, sayur asem, juga sayur kacang merah.
Semua
yang kumakan di sana enak. Meski enak, porsi makanku tetap sedikit dan tetap
nggak harus nasi.
Dari
semua yang enak itu, ada dua menu di deretan dessert yang aku suka banget.
Bubur
kacang ijo dan puding-nggak-tau-apa-namanya. Puding ini teksturnya lembuuut.
Manisnya medium cenderung low. Warna pudingnya kayak jeruk dengan toping keju parut.
Aaaak...!
Apa sih ini nama pudingnya? Pas aku ngambil puding itu, nggak ada babang chef
yang bisa ditanyain.
Enak banget! Cuma aku nggak tau namanya puding apa. |
Oya,
ada menu yang aku hindari sejak dari Madinah. Ikan. Bukan apa-apa. Aku memilih
menghindari pencetus alergiku itu supaya bisa fokus ibadah.
Cuma
nih, nggak bisa lama-lama makan di sini. Masalahnya, banyak jamaah lain yang
juga mau makan.
Sebagai
gambaran enaknya makanan di Hotel Hilton Mekkah nih, kejadian di rombonganku.
Di
Mekah rombongan travel kami terbagi di dua hotel. Yang di Hotel Hilton
Convention Makkah ini rombongan umroh 9 hari. Rombongan umroh 10 hari menginap di
hotel lain.
Begitu
tau makanan di Hotel Hilton Mekah ini enak-enak, beberapa orang dari rombongan
10 hari ikut makan di sini. Hehe....
Kata
mereka, makanan di hotel mereka yang juga bintang lima nggak seenak di Hotel
Hilton Convention.
Kehebohan di Kamar
Siang
itu seusai makan siang kami bersantai di kamar. Ada yang mulai mengemas
oleh-oleh. Ada yang mau mandi.
Aku
sendiri duduk kasurku, memandangi Masjidil Haram di bawah sana.
Tiba-tiba....
Diiit...!
Diiiit ....! Diiiiit....!
Suara
itu terdengar berkali-kali. Nyaring banget.
“Halooo,
hape siapa tuh?” tanyaku tanpa berpaling.
Diiit...!
Diiiit ....! Diiiiit....!
“Bukan
hape, Mbak!”
Dua
temanku mulai panik. Atuh kalau bukan hape itu suara apa,
dong? Kenceng banget bok!
Kriiing....kriiing...kriiing....
“Hape
siapa itu?” Nggak tau deh, kok aku nuduh hape melulu.
“Bukan
hape, Mbak. Itu telpon.”
“Mbak
Retno yang nerima ya.”
Bunyi
diiit...diiit...diiit dan kriiiing... kriiing... kriiiing... itu sungguh bikin
senewen.
“Halo,”
sapaku begitu mengangkat gagang telepon. Yang nelepon ke kamar gini
pasti pegawai hotel.
“Assalamualaikum,”
terdengar suara tegas seorang laki-laki. “What’s wrong?”
Aku
bengong. Baru kali ini nerima telpon langsung ditanya “what’s wrong” tanpa
basa-basi dikit pun.
Sementara
itu, bunyi diit... diiit masih terus menjerit-jerit.
“I
don’t know what happened here.” Cuek aja sama grammar. Yang penting ngomong.
“Are
you making coffee or tea?” Suara si babang Arab terdengar melunak dua persen.
Coffee or
tea?
Tring!
Terjawab
sudah.
Gagang
telepon kuletakkan di nakas. Aku bergegas ke bufet. Temanku sedang merebus air
untuk membuat teh.
Hening.
Suara
diiit ... diiit tadi hilang ketika tombol di-off-kan.
Semua
menghela napas lega. Terlebih temanku yang ke luar dari kamar mandi hanya dengan
berhanduk doang.
“Alhamdulillah.
Kirain alarmnya bunyi gara-gara gue nggak sengaja ngebanting pintu kamar mandi.”
Ahahah...
nggak nyangka keributan ini bersumber dari ketel listrik. Pengalaman yang
udah-udah di hotel, ketel akan mati sendiri kalau air sudah mendidih. Tapi di Hotel
Hilton ini ternyata enggak.
Check Out
Pukul
empat pagi di hari Kamis 23 Januari 2020, kami check out dari Hotel Hilton
Convention Makkah.
Rencana
awal check out jam tiga dini hari. Tapi ternyata ada satu-dua masalah. Salah
satunya, teman serombongan dikenai tagihan pemakaian wifi
yang cukup besar.
Ternyata
eh ternyata, ada orang lain yang online di jaringan wifi premium dengan
menggunakan nomor kamarnya.
Ketika
dicek di ponselnya, tidak ada pemakaian wifi premium. Last name si pemakai wifi
premium itu pun berbeda dengan nama temanku itu.
Beres
urusan. Bus bergerak meninggalkan Hotel Hilton Mekkah Arab Saudi.
Ah,
ini bukan check out biasa. Ini sekaligus meninggalkan Tanah Suci, meninggalkan
Masjidil Haram, meninggalkan Kakbah.
Ada
rasa sedih dan embun di mata. Semoga Allah limpahkan rezeki, usia, dan
kesehatan agar bisa kembali ke Tanah Suci.
Cerita Umroh
Cerita
lain seputar perjalanan umrohku kemarin bisa dibaca di tulisan berikut ini.
- Catatan #1 Jangan Kelayapan Sendiri di Mekah Madinah
- Catatan #2 Berapa Biaya Umroh?
- Catatan #3 Belanja Oleh-Oleh di Madinah
- Catatan #5 Bersedekah di Tanah Suci
Catatan #4 dari Perjalanan Umroh 16-24 Januari 2020.
Salam,
Triani Retno
A
Penulis
buku anak
Penulis
novel
Editor
Indonesia
Blogger
Indonesia
Blogger
Bandung
Masya Allah, pengalaman reliji yang menyenangkan daaaan sungguh seru hahaha. Kusukaa alur penulisannya. Dari awal nyambung di ending. Penulis keren sih yg nulis. 😍😍
BalasHapusHehe...Makasih, Mbaaaak...😊😊
Hapuswaww...Ibadah jadi lebih nyaman dan tenang. Fasilitas juga lengkap.
BalasHapusSeru bgt sih pengalamannya
BalasHapusSaya bacanya macam saya pula ada di situ haha
Masya Allah, alhamdulillah wa Syukurillah ya. Nikmat mn lg yg kau dustakan. Membaca nya bikin aq jd mupeng mba. Semoga nular yaa rezeky nya .... Aamiin
BalasHapushilton mah sudha jamina mutu ya
BalasHapusMasya Allah, semakin berkah perjalanan umrahnya dengan berbagi seperti ini, mba. Saya yg membaca ikutan terbawa suasana di sana.
BalasHapusAlhamdulillah, ternyata krn ketel air, di awal membaca penasaran kirain apa.
ternyata hotel Hilton staff-nya sangat siaga ya.
Ya Alloh, segerakan saya dan keluarga juga sampai ke masjidil haram....
BalasHapusAamiin
Itu babang arabnya kalau senyum dan bersuara lembut bisa jadi disangka yang nggak2 ya kalau di sana? Hihihi. Kudu serius dan tegas tiap ngomong dong. 😅
BalasHapusMaa syaa Allaah bisa tidur di kamar yang ketika dibuka jendelanya bisa langsung menatap masjidil haram itu benar2 mimpi yang sangat indah ya Mbak, so rekommended banget ya hotel Hilton Makkah ini apalagi jaraknya juga cuna 200 meter ke masjidil haram.
BalasHapusMasya Allah Teh. Aku berkaca-kaca, ngebayangin teteh tidur sambil memandangi Masjidil Haram.
BalasHapusEung....aku mah kalau tidur tetep merem kok, Cha 😀
HapusMasya Allah mewah banget ya Mbak. Pudingnya lucu ya kayak ada rumbai rumbai gitu.
BalasHapusAku baru tau klo inep di hotelnya tu rame rame juga. Kirain satu orang satu kamar. Hihi.
Iya, Da. Pertama kali nginep di hotel semewah gini.
HapusAda sih yang sekamar berdua dan bertiga. Ini karena kami berempat single ladies alias pergi sendiri tanpa keluarga, jadinya dikumpulin satu kamar 😊
Ya ampun itu viewnya yang bikin berkesan ya mbak. Semoga aku disegerakan bisa umroh ya Allah, aminn
BalasHapusAkupun berharap nanti bisa balik LG ke sini mba. Semoga bisa stay di tempat yg LBH baik juga, drpd yg aku tempati dulu, syukur2 di Hilton :D. Aduuuuh itu ga kebayang bisa lihat Masjidil haram dr jendela kamar :). Gpp deh mahal, tapi dengan view seindah itu :)
BalasHapusMauk pudingnya mbak Eno hehe.. baca postinganmu aku njuk kencengin doa. Mumpung Ramadan, biar bisa sampai sana juga. Amin...
BalasHapusTernyata banyak juga ya makanan Indonesia yang tersedia, jadi yang mau nyari nasi ga usah khawatir nih. View kamarnya bagus banget Kak, bisa keliatan Masjidil Haram. Keren banget!
BalasHapusposisi dekat jendela itu keren abnget kak, tuh kelihatan banget keindahan kotanya danmasjidnya. dan itu pilihan makannya banyak banget.
BalasHapusIh seru banget pengalamannya. Bacanya berasa ikutan umroh. Moga2 bisa kesana juga segera. Indah bangettt kota dan masjidnya ya. Makanannya juga enak2 ya.
BalasHapusSenang y, mbak, kalo bisa istirahat di tempat nyaman. Ibadah juga santai. Aku duku di Conrad, mesti nyeberang jalan duku mau ke pelatarannya Masjidil Haram.
BalasHapusYa Rabbana mudahkanlah kami ke tanah suci ya Rabbana untuk menunaikan Haji dan umroh bareng keluarga Aamiin
BalasHapusLantai 12 waw Hilton mah recommended nih
Merinding membayangkan melihat Masjidil Haram dari balik jendela hotel, Mbak. Pemandangan langka yang dipengenin siapa aja, apalagi aku hehe. Bermalam di hotel mungkin bisa di mana aja, tapi yang dekat cuma 200 meter ke Majid bersejarah oh sungguh pengalaman luar biasa. Tak tergantikan. Terus akhirnya disuruh bayar atau enggak tagihan wifi, Mbak? Emang ga ada wifi gratisankah? Semoga bisa ke sana lagi ya Mbak.
BalasHapusSemoga bisa ke Tanah Suci suatu saat nanti. Tiap lihat orang yang ke sana selalu ada rindu untuk ke sana juga
BalasHapusMasya Allah, tanggal segitu seharusnya saya dan suami juga berangkat unmroh. Qadarallah, ada halangan sehingga ter-pending hingga sekarang (setelah ada wabah, kita gak tahu kapan bisa ke sana). Btw, mba Eno beruntung banget dapat tempat tidur dengan posisi yang sangat spesial.
BalasHapusSungguh beruntung bisa ke tanah suci di bulan-bulan tersebut, apalagi menginapnya di hotel bintang lima. Di bulan Maret sudah tidak ada lagi yang bisa umroh karena pandemi
BalasHapusSubhanallah mbak...amazing banget pengalamannya. Seru pastinya. Jauh-jauh ke Mekkah ternyata makan urap ....tapi pasti sensasinya beda ya. Semoga suatu saat aku mendapatkan kesempatan ke Mekkah untuk umroh atau pergi haji..aamiin. membaca pengalaman mbak Eno jadi pengen merasakan ibadah di tanah suci....jadi pengen merasakan pengalaman makan makanan khas Indonesia namun dimasak di negara lain... bener-bener bikin takjub deh.
BalasHapussenang sekali ya kak bisa beribadah dengan nyaman dan aman. Apalagi tinggal di hotel sekelas Hilton pasti jadi pengalaman yang tak terlupakan.
BalasHapusPasti kepengen balik lagi kesana kan? hehehe
Salah satu kendala yg biasanya dialami saat berada di luar negeri yaitu makanan. Tapi kalo di hotelnya ada menu urap, sayur asem kayak gitu... Wah terasa di rumah sendiri ya :)
BalasHapusMasya Allah.. indah banget, saya bakal betah tuh disana pasti nyaman sekali. Apalagi ada cerita serunya wkwk pasti cukup menghibur ya. Semoga saya bisa kesana Bareng keluarga, aamiin
BalasHapusKeren banget ya memang hotel bintang lima, apalagi ini buat para jemaah haji. View-nya emang impian banget sih buat umat muslim seluruh dunia. Tapi ketelnya gak mati sendiri ya, harus dimatiin, wah masak air gak bisa ditinggla nih
BalasHapusMasyaalah beruntung sekalI Mbak bs merasakan menginap di hotel bintang 5 selama umrah. Barakallah.
BalasHapusWah asyik banget bisa nginep di Hilton
BalasHapusUdah gak diragukan lagilah servicenya ya
Btw situasi kayak gini sekarang, hotel dimana-mana sepi
Apa kabar Hilton di sana ya?
Luar biasa mbak, pasti senang ya sudah pernah jadi tamu Allah...
BalasHapusAq baru pernah staycation di hotel hilton surabaya, sekarang namanya hotel singgasana...
Smg bisa segera jadi tamu Allah juga,
Baca artikelnya sambil ngebayangin lagi umroh di mekah, ternyata seperti itu yaa gambaran akomodasi selama umroh, semoga suatu saat bisa kesana juga, Amiin. Terima sharing artikelnya mbak
BalasHapusHotel Hilton emang terkenal dengan fasilitas yang gak diragukan lagi. Pokoknya kalo semacam aku nginep di sono pasti banyak mlongonya. hihi. Ceritanya asyik teh, aku jadi penasaran baca cerita lainnya saat teh Eno umroh. Barakallah
BalasHapusMasyaallah... seneng banget deh baca pengalaman mbak Retno. Apalagi yg dapat kamar menghadap masjidil haram itu ya allah sesuatu banget ya. Semoga berkah perjalannya ya mbak. Semoga aku bisa nyusul juga, amiin
BalasHapusGak penting tapi penting vanget tuh gimana sih teh? Wkwkwk
BalasHapusYa ampun kapan ya saya bisa ke sana juga.
MasyaAllah baca pengalaman mbak jadi bikin banget bisa ke sana mbak bersama keluarga. Semoga Allah mudah kan aamiin
BalasHapusAhahahahaha ternyata alarmnya bunyi karena masak air biar Mateng. Seru ih baca pengalamannya. Semoga nanti aku ada kesempatan umroh juga. Aamiinn
BalasHapus"what`s wrong" tak kira mau diomelin petugas hotelnya mb, trnyata hanya alarm bunyi doang, wkwk. terlepas dari itu, terlihat perjalanan umrohnya mb tria menyenangkan dan mengharukan juga, semoga suatu saat nnti saya juga bisa pergi kesana, aamiin
BalasHapusSeru sekali ya kak... Doakan saya juga bisa segera ke tanah suci untuk menunaikan ibadah umroh atau haji....
BalasHapus