“Mbak, aku mau nyumbang. Tapi cuma
bisa lima puluh ribu. Nggak apa-apa kan, Mbak?”
Sebuah pesan yang tangkap layarnya
dikirimkan pada saya itu membuat saya tercengang.
Tanpa bisa dicegah, ada rasa menyesak
naik ke tenggorokan. Detik itu juga mata saya memanas. Berkaca-kaca.
Perempuan pengirim pesan itu bersikeras ikut
berdonasi karena tahu seperti apa kebaikan berbagi.
Perempuan itu, sebut saja namanya
Kemuning.
Cerita lain tentang berbagi bisa dibaca di sini:
Cerita lain tentang berbagi bisa dibaca di sini:
Ketika Corona Menyerang
Wabah corona yang dengan cepat
berubah menjadi pandemi telah mengubah banyak hal. Penularan virus corona yang
begitu mudah memaksa kantor, perusahaan, pabrik, bidang-bidang jasa tutup.
Sebagian masih bisa dikerjakan dari
rumah. Sebagian bidang jasa masih buka tetapi dengan tingkat keuntungan yang
menurun tajam. Sebagian lagi tutup entah sampai kapan.
Keuangan rumah-rumah tangga
terguncang. Yang masih mendapatkan transferan gaji dari kantor, bisalah sedikit
tenang. Begitu juga yang masih memiliki dana cadangan.
Semua merasakan dampak ekonomi dari pandemi corona. |
Namun, rasa tenang itu tak lama. Terjun
bebasnya omzet memaksa banyak perusahaan memotong gaji karyawannya. Tak sedikit
pula yang terpaksa melakukan PHK massal.
Secara ekonomi, semua terdampak oleh
pandemi ini. Semua pusing memikirkan cara untuk bertahan.
Kesulitan Ekonomi Semakin Nyata
Baru tiga minggu pandemi corona, satu
per satu teman penulis terpantau mulai mengalami kesulitan keuangan. Terutama
yang mengandalkan penghasilan dari menulis, baik dari media cetak maupun dari
penerbitan buku.
Beberapa penerbit besar terpaksa
menjadwal ulang buku yang akan terbit. Penulis yang semula sudah senang karena
uang muka royalti akan segera cair ketika buku terbit, terpaksa gigit jari.
Jadwal pembayaran royalti yang hanya
dua kali setahun pun turut dijadwalkan ulang. Nominalnya bisa jadi merosot mengingat toko-toko buku tutup dan daya beli masyarakat melemah.
Dalam kondisi normal saja, banyak
penulis buku yang mendapat royalti hanya 200-300 ribu rupiah dalam periode enam
bulan. Jauh di bawah Upah Minimun Regional (UMR) mana pun.
Tahukah bagaimana pilu rasa hati
ketika mengetahui ada teman yang tak punya uang lagi untuk membeli beras padahal
di rumah ada anak-anak yang harus makan?
Saya tahu rasanya. Saya bisa
merasakannya. Tiga belas tahun silam saya pernah berada dalam kondisi yang tak
jauh berbeda.
Semakin lembut atau keraskah hati kita? |
Tak ada lagi cukup uang untuk membeli
makanan bergizi (saya sedang hamil ketika itu). Satu per satu barang di rumah
dijual. Uangnya untuk membeli beras dan telur atau kepala ayam. Betul, kepala
ayam. Itu yang paling murah.
Untuk lebih berhemat lagi, sering
cukup dengan sayur katuk (yang untunglah sedang subur-suburnya di halaman
rumah) atau kangkung yang tumbuh liar di dekat rumah.
Ya, pernah sesusah itu dulu, tiga
belas tahun yang lalu. Membuat saya lebih mudah memahami kebingungan
teman-teman di hari ini.
Keinginan Untuk Berbagi
Minggu ketiga bulan Maret 2020, seorang teman menuliskan keprihatinannya di media sosial. Dia lalu mengajak saya untuk
menggalang donasi dari penulis untuk penulis.
Satu per satu teman-teman penulis
bergabung. Penulis buku anak, penulis novel remaja, penulis antologi, editor,
penerjemah, penulis skenario, dan sebagainya.
Semua digerakkan oleh keinginan untuk
berbagi. Untuk menebar kebaikan pada sesama.
Di luar dugaan, Kemuning juga ingin
bergabung. Ingin berdonasi. Ingin ikut menolong sesama. Saya tercengang, lalu menitikkan air mata.
Ya, Kemuning ingin ikut berdonasi.
Kemuning yang sedang kesulitan keuangan.
Berbagi bukan masalah kaya harta, tapi kaya hati. |
Sebenarnya, kondisi Kemuning dan
beberapa teman lainlah yang menggerakkan kami untuk menggalang donasi. Tapi di luar dugaan, Kemuning justru datang untuk ikut membantu.
Sebelum pandemi datang, Kemuning
sudah diberhentikan dari pabrik tempatnya bekerja sebagai buruh. Tinggal
suaminya yang bekerja, juga sebagai buruh pabrik.
Kemuning bukan buruh biasa. Ia suka
menulis. Tulisannya ada dalam beberapa buku antologi. Itu sebabnya ia masuk di
daftar orang yang perlu dibantu dalam gerakan dari penulis untuk penulis.
Kuatnya keinginan untuk berbagi tak
lepas dari pemahaman akan ajaran Islam agar bersedekah di saat lapang dan
sempit. Bahwa sedekah yang ikhlas akan mendatangkan kebaikan dan ampunan,
menjauhkan dari marabahaya, serta menjadi amal jariah.
Beberapa hadis Rasulullah tentang sedekah. |
Lima puluh ribu rupiah. Saya tahu,
itu nominal yang besar untuknya. Tapi keinginannya untuk menebar kebaikan pada
sesama ternyata lebih besar lagi.
Kisah inspiratif lain pernah saya tulis di sini:
Kisah inspiratif lain pernah saya tulis di sini:
Zakat, Infak, Sedekah
Banyak orang seperti Kemuning di
sekitar kita. Banyak pula yang semula hidup tenang dengan penghasilan cukup, kini
merosot jatuh. Bahkan banyak yang menjadi orang miskin baru karena pandemi ini.
Bersyukur, Allah tiupkan kasih
sayang. Orang-orang bergerak membantu dengan kesanggupan masing-masing.
Lembaga-lembaga sosial tak perlu
ditanya lagi. Bergerak gesit membantu di sana-sini.
Yayasan Dompet Dhuafa pun mempercepat
penyaluran zakat non-fitrah kepada masyarakat yang terdampak secara
ekonomi.
Tentang zakat saya tulis juga dalam Mengoptimalkan Zakat, Menyejahterakan Masyarakat.
Tentang zakat saya tulis juga dalam Mengoptimalkan Zakat, Menyejahterakan Masyarakat.
Dompet Dhuafa menyalurkan donasi pada yang berhak menerimanya. |
Termasuk dalam zakat non-fitrah ini
adalah zakal maal, zakat penghasilan, dan zakat profesi yang bisa dibayarkan
kapan saja oleh muzakki.
Penyaluran zakat kepada masyarakat
dhuafa ini berupa pemberian sembako, bantuan pengobatan, hingga menggerakkan
ekonomi pedagang kecil dengan membeli barang dagangan mereka.
Selain zakat, Dompet Dhuafa juga menerima
donasi berupa infak dan sedekah, wakaf, serta donasi kemanusiaan.
Dana titipan dari umat inilah yang
kemudian disalurkan oleh Dompet Dhuafa kepada masyarakat yang berhak.
Donasi untuk masyarakat terdampak corona. |
Tidak perlu menjadi kaya raya dahulu
untuk berdonasi dan menebar kebaikan berbagi kepada sesama.
Seperti yang dilakukan oleh Kemuning.
Belajar dari Kemuning
Sebut saja dia Kemuning. Berbagai
masalah berat pernah dialaminya. Tapi tak ada kata menyerah dalam kamus
hidupnya.
Ya, sebut saja dia Kemuning. Perempuan
yang tetap menebar kebaikan meskipun tengah dalam kesulitan ekonomi. Perempuan
yang darinya saya belajar untuk meletakkan harta di tangan, bukan di hati.
Salam,
Triani Retno A
www.trianiretno.com
Salam,
Triani Retno A
www.trianiretno.com
Tak pernah rugi ketika berbagi dengan sesama. Allah Maha Baik dan janji Allah itu pasti. Yuk berbagi walau kita dalam keadaan sempit :)
BalasHapusMasya Allah.... 😊😊
HapusIya nih sejak pandemi bisnisku menurun omset nya. Semoga bisa tetap sedekah menebar kebaikan.
BalasHapusAaamiiin.....
HapusUsaha jastipku auto berhenti. Tempat jastipannya juga tutup.
aku amazed di masa seperti pandemi sekarang banyak manusia yang bener-bener memanusiakan manusia alhamdulillah
BalasHapusIya. Alhamdulillah.
HapusSemoga yang sekarang masih mengedepankan ego jadi tersadar juga.
Iyaaa ini yang bikin terharu yaa meski sama2 sedang kondisi sulit, tapi masih ada saja yang mau membantu sesama. Semoga kita semua diberikan keluasan untuk selalu bisa membantu sesama ya, amin
HapusAamiin...allahuma aamiin...
Hapusga ada alasan untuk tidak bersedekah, bahkan ketika keuangan sedang tidak lapang, masih ada senyum yang bisa dibagikan masih ada doa yang bisa dipanjatkan. Serahkan pada Allah sampai sejauh mana besarannya. tugas kita hanya ikhlas
BalasHapusBetul, Mas. Ikhtiar dan doa harus sejalan.
HapusSemoga dengan bersedekah meski dalam keadaan pas-pasan, rizki kita dilapangkan juga ya. Aamiin
HapusBerbagi nggak kenal sikon ya mba tantangannya justru disaat kayak pandemi sekarang
BalasHapusBetul,Mbak. Apalagi sekarang kan bisa sedekah via online.
HapusKita tidak tahu ke depan bagaimana ya, namun dengan berbagi kita bisa mendapatkan keberkahan yang berlimpah
BalasHapusBetul banget, Bang. Semoga kita bisa melaluinya dengan baik ya.
Hapusmemang kalau ursan berbagi ini membuat hati senang ya, smeoga kita bisa terus berbagi kebaikan tanpa terhalang kondisi
BalasHapusAamiiin....
HapusIkhlas berbagi juga bikin hati bahagia 😊
Semua orang sekarang mengalami perbedaan ya mbak dari segi ekonomi. Dalam waktu sempit Alhamdulillah kalau masih bisa berbagi ya jadi bisa meringankan sesama juga
BalasHapusBetul, Mbak. Orang tajir bersedekah mah biasa ya. Kalau buat sendiri saja pas-pasabn tapi masih rajin sedekah...masya Allah....
HapusBanyak cara yg bisa kita lakukan untuk berbagi. Tidak hanya materi, kita bisa juga memberikan pikiran, atau tenaga kita
BalasHapusSetuju banget, dengan menulis hal bermanfaat kita sudah berbagi
HapusYang awalnya ngga paham jadi tahu
Berbagi di saat tidak punya itu jauh lebih bernilai drpd mereka yg berbagi dlm keadaan kecukupan. Iya g mb
BalasHapusIya, Mbak. Heran-heran takjub gitu deh. Untuk sendiri aja susah kok masih ikhlas berbagi dengan orang lain.
HapusBeberapa teman juga kena dampaknya, apalagi ada yang di rumahkan. Dengan gerakan sepeeti Yayasan dompet dhuafa, setidaknya bisa meringankan
BalasHapusIya, Sar. Kita semua berharap demikian.
HapusSemoga kita semua kuat dalam menghadapi bencana yang tak terencana. Btw gambar dan penempatan adsensenya keren.
BalasHapusAamiin... Allahuma Aamiin.
HapusMakasih, Mas.
Sedih banget di saat pandemi ini, banyak sektor yang jadi down. Tiap nonton tv pasti ada berita dampak pandemi ke ekonomi. Semoga kita bisa saling tolong-menolong ya di situasi kayak sekarang.
BalasHapusIya, kita semua terdampak. Temenku yang pengusaha udah bingung gimana bayar gaji pegawainya.
HapusPadahal kepala ayam itu enak sekalih. Dan aku masih doyan sampe sekarang sama maem ceker hehe.
BalasHapusYang aku syukuri, saat ini tuh gerakan orang sedekah semampunya bener-bener banyak. Dan allhamdulillah banget meski semampunya tapi mereka optimalkan sedekahnya.
Beda dengan jaman resesi tahun 98. Yang susah ya susah yang masih bisa senang ya senang.
Kalau sekarang semua mau gotong royong yaa.. Ikut berbagi. Dan bikin terharu dan jadi semangat berbagi juga
Iya nih. Teknologi informasi juga sangat membantu sekarang ini. Jadinya kalo mau nyumbang lebih gampang. Nggak perlu malu juga kalo nominalnya nggak seperti orang lain.
HapusSedekah itu sebetulnya bisa dilakukan semudah kita tersenyum ya Mba Tri. Selama kita ikhlas dan mengawalinya dengan bismillah, insya Allah berkah. Ngomong-ngomong soal donasi untuk masyarakat kita yg terdampak COVID-19 ini sebetulnya kita bisa melakukan dengan banyak cara. Gak melulu harus uang. Kebaikan itu bisa ditebar mau itu lewat support semangat, support materi, dan support doa.
BalasHapusBetul, Mbak. Hanya saja kalau kondisinya udah sama sekali nggak punya uang buat beli beras untuk makan sekeluarga hari ini, sedekah uang (atau sembako) lebih diperlukan. Karena udah terbukti, memulai hari dengan sarapan lebih kuat daripada memulai hari dengan senyum 😀😀
HapusSedekah itu penting dan berguna banget, baik untuk orang yang kita bantu maupun untuk kita sendiri. Masa" sulit menghadapi pandemi ini emang penting banget bagi kita untuk saling bantu membantu dalam kebaikan
BalasHapusBetul, Mbak. Semoga kita selalu ringan tangan untuk membantu dalam kebaikan ya.
HapusSedekah memang tak pernah membuat rugi pemberinya. Malah, biasanya rezeki menjadi lebih lancar dan rasanya menjadi lebih berkah. Terlebih, di tengah wabah seperti ini, semoga semakin banyak yang tergerak hatinya untuk memberi pada sesama.
BalasHapusBener, Mbak. Dalam urusan seperti sedekah ini, matematika cara manusia nggak berlaku ya.
HapusSaat sekarang memang kegotongroyongan yang utama ya mbak..saling membantu dan menguatkan semampu yang kita bisa. Salut dengan semangat berbagi dari teman-teman dan juga dompet dhuafa
BalasHapusBanget, Mbak. Makin terasa kalo kita nih bukan apa-apa, bukan siapa-siapa.
HapusSaya juga terdampak banget,Mbak Eno karena event blogging yang fee-nya lumayan banyak yang dibatalkan sampai entah kapan. Pekerja kreatif seperti penulis dan editor juga bloger memang kena banget, apalagi penerbit juga mengalami penurunan pemasukan akibat wabah ini. Tapi aku salut, di tengah krisis masih ada org baik kayak Kemuning yang buat sendiri pun susah tapi tetap mau membantu. Teringat tengah bulan lalu ada teman baru yang nyumbang 20rb buat nambah paket sembako yg akan kami bagikan awal Ramadhan nanti. Semoga wabah cepat berlalu, ekonomi pulih, dan kebiasaan berbagi terus istikamah. Kebaikan berbagi sangat berarti, meringankan beban orang dan menenteramkan hati.
BalasHapusJastiper juga, Mas😊. Usaha jastip otomatis tutup dengan kondisi begini.
HapusAamiiin....
Perlu kesadaran semua orang supaya pandemi ini segera berlalu.
Kakak aku yang bekerja di bidang wedding organizer juga terkena dampaknya mbak. Tapi alhamdulilah saat ada job sampingan yg masih dibutuhkan yg juga masih jadi skill dia.
BalasHapusMeski begitu dia ga lupa buat kasih sekian buat emak, walau rezeki cukup buat ini itu tetap harus disyukuri dan ga lupa berbagi
Lewat Dompet Dhuafa ini pun proses untuk bersedekah kita jadi lebih mudah
Insya Allah kita kuat melewati pandemi ya.
Hapusmemang banyak sekali yang terdampak virus corona ini ya kak, Kita berharap semua cepat berlalu. Teman teman yang menggantungkan hidupnya dari menulis juga segera mendapat solusi. I feel u all.
BalasHapusAhhh marilah kita yang berkecukupan boleh membantu untuk bersedekah, siapa tahu bis amembantu walau sedikit
Sedikit dari kita bisa sangat besar artinya bagi orang lainnya, Kak.
HapusBesar atau kecil yang penting ikhlas ya Teh
BalasHapusBener banget, Teh 😊
HapusHampir semua orang terdampak secara ekonimi karena corona. Tapi emezingnya, ternyata teman2 malah menggalang dana untuk membantu yang lebih membutuhkan. Kadang kesempitan memang mengeluarkan sisi2 terbaik manusia ya. Semoga corona segera berakhir dan semua kembali ke sedia kala.
BalasHapusAlhamdulillah ya teh masih ada yang mau berbagi dimasa sulit seperti sekarang, semoga masa pandemi covid-19 ini bisa segera berakhir
BalasHapusSemoga kita selalu bisa menjadi orang2 atau jawaban bagi banyak orang ya mbak bisa bersedekah. Semoga di masa pandemi ini semakin banyak pula yang terbantu melalui zakat setiap orang.
BalasHapusDengan berbagi itu sesungguhnya akan menambah peluang rizki kita bertambah ya.. dan juga menambah rasa keimanan kita.. berbagi itu adalah makanan hati.. yuk ah kita perbanyak berbagi
BalasHapusIya Teh, sedekah gak pernah rugi ya. Semua pasti terdampak pandemi ini, tapi sedekah hanya mengetuk hati yang selalu bersyukur dan tersentuh dengan penderitaan orang lain, bukan masalah banyak harta atau tidak. Keren banget kalimat penutupnya, letakkan harta di tangan bukan di hati. Makasih ya Teh Eno udah ngingetin. 🙏👍
BalasHapusSekarang posisiku sama dgn kondisi mba tigabelas tahun lalu.. aah, g bisa diungkapkan dgn kata2, selalu menjaga diri agar terlihat biasa saja didepan orang
BalasHapusMbak...ada yang bisa kubantu? Setahuku komunitas blogger juga ada yg menggalang donasi.
HapusBerbagi sesuai kemampuan ya teh. Nggak harus nunggu kaya. Ngga tau kapan jadi kaya, kalo ngga kaya-kaya, gimana, ngga jadi berbagi dong :)
BalasHapusSaat seperti ini memang terasa banget pastinya kesulitan apalagi dari sisi perekonomian. Kebaikan dari sesama tentunya penting banget ya mbak. Saling support satu sama lain apalagi yang punya kemampuan lebih bisa memberikan dari hati setiap kebaikan yang mau dibagikan.
BalasHapusMemberi dari kekurangan jauh lebih keren kak, memberi dalam keterbatasan. Semoga semua masalah yang disebabkan pandemi ini segera berlalu dan hidup kita kembali normal.
BalasHapusMAri berbagi dan pasti akan ada ganti
alhamdulillah ya mba, aku suka terharu sama orang-orang yg masih mau membantu sesama walaupun di masa sulit seperti sekarang ini. Insya Allah akan allah berikan keberkahan
BalasHapusIya, Dys. Jadi reminder juga buatku.
HapusKeadaan saat ini saling membantu sehingga terasa lebih ringan dirasa, oleh karenanya dengan bersedekah bisa memberikan manfaat baik yg memberi maupun yg menerima
BalasHapusNgerasain banget dampak corona di sektor ekonomi, betul2 down, dan saatnya kt butuh bantuan uluran tangan bagi yang mampu di tengah wabah ini
BalasHapusKeadaan skrg ini memang tak terduga, persiapan keuangan juga otomatis terkendala. Karena saya pribadi tanpa persiapan. Ada bbrp kerjaan yg sudah deal, all cancel. Memang harus kencangkan ikat pinggang dan ga tau kuatnya sampai kapan hehe
BalasHapusTp tetap semangat and optimis, lawan corona insyaAllah menang
aku turut merasakan dampaknya sih, tapi bersyukur bahwa masih ada yg lebih membutuhkan dari aku. insya allah corona cepat berlalu deh
BalasHapusAamiin... Iya, semoga cepat berlalu. Semoga kita juga bisa ngambil pelajaran dari kondisi ini ya.
HapusMasyaAllah, semoga Mbak Kemuning selalu dalam lindungan Allah ya Mbak, berkah rejeki dan usianya.
BalasHapussemoga kita semua dimudahkan untuk bisa berbagi ke sesama, Aamiin.
Saya jadi ingat pesan ibu saya. Bersedekahlah setiap hari.
BalasHapusSeiring dengan pesan almarhum Bapak saya. Bersedekahlah tanpa menunggu kamu mampu.
Semoga Kemuning dilapangkan rizkinya dengan bersedekah di kala keuangannya sulit. Amin.
Saya ingat sekali nasihat yang menyatakan bahwa sedekah itu menolak bala. Menolak keburukan yang akan menimpa pelaku sedekah. Semoga Kemuning dan penderma lainnya akan selamat senantiasa dijauhkan dari bala dan musibah dalam menjalani hari-harinya.
BalasHapusAamiin.... Allahuma aamiiin....
HapusMenebar kebaikan sekarang jadi lebih mudah ya mba, apalagi zaman sudah serba digital begini. Aku juga pernah berada di posisi bawah, mudah2an kita selalu ingat untuk bersedekah ya amin
BalasHapusAamiin... Allahuma aamiin....
HapusBener banget. Sekarang sambil rebahan juga kita bisa bersedekah.
masya Allah... jadi malu sama mbak Kemuning. kekurangan harta benda nggak bikin dia kekurangan rasa, empati pada sesama. tertohok deh saya yang kadang masing sering mikir diri sendiri aja, thanks mbak ini jadi reminder saya
BalasHapusMasyaAllah, ada orang semulia Mbak Kemuning ya, Teh. Meski dalam kesempitan tetapi mau menyisihkan hartanya untuk orang lain. Insya Allah berkah
BalasHapusBerbagi memang mulia apalagi dilakukan orang yang serba kekurangan, ya. Semoga Kita semua bisa belajar dari Kemuning. Insyaallah jadi pahala kebaikan di sisi-Nya.
BalasHapusIya, Lia. Aamiin....
HapusUwww iya sepakat kl berbagi nggak harus dg nominal besar. 50rb mungkin buat kita nggak seberapa, tp bagi orang lain uang segitu besar nilainya. Semoga kita semua selalu dilembutkan hatinya untuk berbagi kebaikan ke sesama :)
BalasHapusHihihi malah saya pernah cuma punya Rp 80.000 untuk sebulan.
BalasHapusNamun subhanallah, tiba tiba Allah menurunkan rizkinya
Alhamdulillah ya, Ambu. Btw itu kejadiannya tahun berapakah?
HapusDari Kemuning kita bisa belajar tentang keikhlasan ya mba. Bahwa berbagi tidak harus menunggu kaya, namun apa yang kita punya saat ini, bisa dibagi untuk sesama yang membutuhkan..
BalasHapusArtikelnya keren banget mbak, bisa menjadi pengingat bagi kita semua akan indahnya berbagi. Terima kasih mbak :')
BalasHapusDi masa sulit kaya gini, kepedulian terhadap sesama tuh rasanya berharga bannget ya mba, krn skrg lg byk bgt yg membutuhkan uluran tangan krn dampak pandemi
BalasHapusSalut sama mbak Kemuning yang tetap mau berbagi walau dalam keadaan sempit.
BalasHapusSemoga pandemi ini segera berlalu dan roda perekonomian bisa berjalan lancar lagi
Kemuning yang menurut saya membangkitkan kepekaan sosial dari hati. Tak mengindahkan kesusahan yang ada dalam dirinya, namun ia mampu keluar dari kebiasaan umumnya. Jiwa semacam ini memang sudah terlatih dengan keadaan. Terima kasih sudah berbagi dengan tulisan ini saya ikut merasakan apa yang kemuning rasakan.
BalasHapusSalut sama mba Kemuning dan juga teh Eno juga yang lainnya. Bener sih aku setuju, masa-masa sulit itu bisa jadi dua sisi. Lebih mudah tersentuh atau ego jadi meninggi. Semoga lebih banyak yang mudah tersentuh agar bisa saling membantu ya karena harta yang disumbangkan tidak akan mengurangi rezeki kita. Seneng juga ada dompet dhuafa yang cepat bergerak untuk membantu di tengah pandemi ini. Semoga pandeminya lekas berlalu
BalasHapusKarena kebaikan itu nagih, semakin dilakukan, semakin ingin mengulang lagi. Yang berat itu memulainya dan membiasakan Semoga ada banyak Kemuning lain di negara ini.. terimakasih sharingnya mbak
BalasHapusKebaikan yang datang timbulnya dari hati memang kebaikan yang menular ya kak, senang rasanya ketika mau berbuat kebaikan banyak orang spt dalam komunitas yg sama turut andil membantu
BalasHapusBergerak terus untuk menerbar kebaikan ya, menerbarcrk 40 rumah di sekitar kita. Semoga dan kuat menghadapi ujian ini.
BalasHapusIya, Yuk. Kalo yg sekitar rumah udah koordinasi sama RT.
HapusSedekah justru membuat harta jadi berkah, ya, Mbak. Dan ajaibnya, ketika kita sendiri sedang butuh dan nggak punya banyak, tapi mau mengusahakan bantu orang justru saat kayak gitu Allah ganti berlipat-lipat. Berbagi emang nggak pernah rugi dan selalu bikin hati jauh lebih lapang. Itu arti kaya yang sebenarnya :)
BalasHapusJejak Kemuning saat ini banyak diikutin oleh yang lain karena kondisi saat ini memang berasa buat semuanya. Indahnya berbagi.
BalasHapusAku pernah membaca salah satu arti dari ayat Al-Quran tentang Sedekah ini salah satunya adalah Allah akan melipat gandakan ganjaran kepada orang yang bersedekah. jadi jangan pernah takut untuk berbagi ya
BalasHapusItu sebabnya banyak orang yang senang berbagi ya, karena Allah pasti menepati janji.
HapusSaya merasa di saat seperti inilah untuk meningkatkan saling berbagi tapi namun apa daya kita juga lagi susah hmm
BalasHapusBener, Kak. Berbagi apa saja yang kita bisa. Kemarin aku lihat di IG, ada yang menggalang donasi dengan posting foto. 1 foto = donasi 100ribu untuk dibelikan APD para dokter dan paramedis.
HapusBanyak yang terkena dampak akibat pandemi ini, dan menyenangkan melihat banyak sekali pihak yang ingin membantu walaupun dengan nominal yang kecil dan dan semampunya spt d atas, luar biasa memang kebaikan itu :)
BalasHapusSepertinya kita semua terdampak. Cuma bedanya, ada yang masih punya tabungan, ada yang masih punya penghasilan meski berkurang dari biasanya, ada yang udah kering banget 😞
HapusSemoga pandemi ini segera berakhir ya, dan bisa beraktifitas normal seperti biasanya
BalasHapusAku jadi terbanting rasanya dengan sosok kemuning ini. Memang benar kata abahku, "Sedang berada di manapun roda kehidupan kita, ingatlah nak, tangan di atas selalu lebih baik daripada tangan di bawah."
BalasHapusAh, aku bahkan sudah mulai tidak peka dengan kondisi orang-orang sekitar yang kenda dampak pendemi. Tulisannya inspiratif mbak.
Bener banget itu mba, gaperlu nunggu jadi kaya dulu untuk bisa menebar kebaikan. Walaupun dengan secuil senyuman itu juga sudah menebar kebaikan dan memberikan energi positif juga kepada orang lain. Jika tidak bisa membantu dengan uang, bisa dengan tenaga. Banyak sekali opsi kebaikan yang bisa kita lakukan ^_^
BalasHapussemoga mba kemuning dimurahkan rezekinya.. aku mungkin belum bisa meniru kemurahan hati mbanya.
BalasHapusPandemi bikin hidup kita bener2 berubah ya.
BalasHapusBanyak org jadi lebih peduli, gak egois mikirin diri sendiri. Walo lg susah tetep masih bisa saling bantu.
Semoga corona ini cepet selesai.
Pandemi bener jadi kayak ujian ya, Mel. Nggak coba soal virus, tapi juga soal kepedulian kita.
HapusBerbagi itu indah dan membuat hati damai. Semoga kita senantiasa diberi kepekaan hati dgn lingkungan skitar, seperti Kemuning. Aamiin...
BalasHapusAamiiin. ..Allahuma aamiin....
HapusMasya Allah kemuning baiknya, semoga dilancarkan rezekinya. Dan ya semua memang terdampak karena pendemi ini, semoga pandemi ini segera berakhir.
BalasHapusAamiin... Allahuma aamiin... Semoga kita pun kuat ya, Mbak.
HapusWaaa ... salam buat Mbak Kemuning, ya, Mbak. Terharu bacanya. Ingin sekali bisa berbagi, paling tidak, mampu menolong orang tua dulu :')
BalasHapusIya, Fel. Insya Allah dia juga baca komen-komen di sini kok. Aku kasih link blogpost ini ke dia.
HapusAamiin... Semoga dimudahkan ya, Fel.
MasyaAllah... Salut untuk Kemuning. Semoga kita bisa terus menebar kebaikan meski di saat sempit.
BalasHapusAamiin...
HapusJadi pelajaran banget sih buatku, Ceu.
Sedang pandemi kayak gini jangan sampai kita melupakan orang sekitar, keluarga terdekat. Pasti banyak sekali yang terdampak.
BalasHapus