Bagi Kopi.
Saya memperlambat langkah ketika melihat neon sign itu di Jalan A.H Nasution Bandung. Waktu itu saya baru dari bank dan pulang dengan berjalan kaki.
Wah, coffee shop di Bandung Timur nambah satu lagi. Harga promo 10K-15K yang tertera di banner seperti mengabarkan Bagi Kopi adalah tempat ngopi murah di Bandung.
Pandemi Malah Buka Tempat Ngopi Murah di Bandung
Sejak pandemi coronces bulan Maret 2020, saya jarang pergi-pergi. Berbulan-bulan aktivitas saya nggak melebihi jarak 300 meter dari rumah. Cuma ke kios buah dan minimarket.
Makanya ketika bisa pergi agak jauh, ke bank yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari rumah, saya seneng banget. Rasanya udah kayak pergi traveling dah 😀
Sepulang dari bank itulah saya melihat ada kedai kopi baru. Pas di depan Kompleks Yon Zipur. Namanya Bagi Kopi.
Lagi musim pandemi gini kok malah buka usaha kuliner baru? Apa nggak takut sepi dan merugi?
Entahlah. Tapi pemilik Bagi Kopi ini pasti punya pertimbangan matang hingga berani membuka kedai kopi baru di era pandemi begini.
Btw, kalau kalian juga pengen tau lebih banyak tentang usaha kedai kopi, mampir ya ke resensi saya atas buku A to Z Memulai dan Mengelola Usaha Kedai Kopi.
Tapi baru sebulan kemudian (awal Agustus) saya ke sana karena butuh tempat buat menyelesaikan menulis naskah buku yang sudah hampir deadline.
Dari Instagram saya dapat informasi kalau Bagi Kopi ini buka sejak pukul 9 pagi sampai 9 malam.
Aha ...bagus! Saya memang butuh kedai kopi terdekat dari rumah yang buka sejak pagi buat numpang kerja.
Kedai Kopi dan Salon
Ketika pagi itu saya tiba di Bagi Kopi, suasana masih sepi. Belum ada pengunjung satu pun. Hanya ada seorang pegawai yang baru selesai mengepel lantai.
Asik! Saya suka kalau masih sepi begini. Bisa lebih konsen nulis dan lebih kecil pula risiko terpapar korona.
Hanya ada satu ruangan bagi pengunjung Bagi Kopi. Tidak ada pintu. Terbuka lebar bagi siapa pun yang ingin menikmati kopi. Itu sebabnya sebelum masuk pun saya tahu kedai kopi ini masih sepi.
Ruangan coffee shop baru di Bandung Timur ini imut minimalis. Beda banget dengan The Warung Kopi yang sekitar 700 meter dari Bagi Kopi.
Ruangan Bagi Kopi Hanya berisi dua meja yang masing-masing dilengkapi dengan 4 dan 3 kursi.
Di bagian ujung ruangan terdapat undakan dengan empat meja kecil. Pas-pasan untuk menaruh laptop dan segelas kopi. Dengan 11 orang pengunjung saja Bagi Kopi ini sudah penuh.
"Udah buka kan, Kang?" saya basa-basi bertanya.
"Salon?"
"Kopi."
"Oh, udah. Udah."
Bangunan ini berlantai dua. Lantai dasar buat Bagi Kopi, lantai atas buat Salon Humaira. Salon khusus muslimah. Pemiliknya orang yang sama. Tapi saya butuh ngopi, bukan nyalon.
Pertanyaan sakti saya pun keluar. "Minuman andalan di sini apa, Kang?"
Menu andalan pastinya yang paling enak. Syukur-syukur harganya pun terjangkau. Hehe…
Nggak banyak minuman yang tersedia di sini. Semuanya minuman, nggak ada makanan.
"Yang ini, Bagi Kasih Sayang," kata si akang barista yang tadi ngepel. "Kopi pakai hazelnut."
"Satu ya, Kang. Yang reguler aja." Setelah memesan, saya langsung menuju meja di pojok ruangan. Waktunya kerja.
Es Kopi Bagi Kasih Sayang
Pertama ngopi ke sana itu saya pesan es kopi Bagi Kasih Sayang karena itu minuman andalan Bagi Kopi. Segelasnya Rp23.000 nett.
Minuman yang saya pesan diantar dalam gelas plastik take away bertuliskan Bagi Kopi. Sedotannya masih rapat terbungkus kertas.
Penting disebut nih, apalagi di masa pagebluk coronces begini. Kertas pembungkus itu berarti sedotan nggak bersentuhan langsung dengan tangan si barista.
Ah, sayang banget. Seharusnya saya pesan pakai gelas biasa aja. Kelamaan mendekam di rumah nih. Jadi lupa pada kebiasaan sendiri kalo mesen minuman di coffee shop. Kalau sudah terkocok-kocok begini kan saya kehilangan sensasi dalam menikmati kopi.
Tapi baiklaaaah. Kita nikmati saja rasa yang ada. Kalau biasanya kopi dipermanis oleh gula atau madu, es kopi Bagi Kasih Sayang berbeda. Rasa manisnya datang dari kenangan bersama mantan terindah (sirop) hazelnut.
Ada rasa manis hazelnut yang berbeda dengan manisnya gula atau madu. Manis seperti cokelat tapi lebih ringan dan terasa sedikit gurih. Tercecap rasa khas kopi yang pahit, berpadu cantik dengan rasa manis hazelnut.
Paduan tiga rasa itu meluncur mulus di tenggorokan. Memberi kesegaran yang nikmat.
Bagi Kekayaan
Dua hari kemudian saya datang lagi ke tempat ngopi terdekat dari Kantor Pos Ujungberung Bandung ini. Penyebabnya karena naskah saya belum selesai, masih kurang sekitar 10 halaman lagi.
Rumus berbagi yang tertulis di dinding seberang meja bar pun masih ramah menyapa, mengingatkan pada keajaiban berbagi.
Di kunjungan kedua ini saya pesan es kopi Bagi Kekayaan. Kali ini disertai permintaan agar pakai gelas kaca biasa aja.
"Bagi Kekayaan ini ada filosofinya, Teh," kata si barista. "Kami ingin pelanggan bisa menikmati kopi yang enak dengan harga murah. Bahkan masih dapat kembalian."
Dibandingkan jenis es kopi lainnya di sini, Bagi Kekayaan memang paling murah. Untuk gelas ukuran reguler Rp10.000. Sedangkan untuk ukuran large Rp 13.000.
Bagi kekayaan ini adalah es kopi susu Vietnam. Saya meringis ketika melihat susu cair dingin yang dituangkan oleh barista ke gelas. Pencinta susu mungkin akan berbinar-binar girang.
Bayangin aja. Dengan harga Rp 13.000 sudah dapat satu gelas besar es kopi susu yang susunya royal banget. Di marketplace, susu cair merek itu harganya sekitar Rp20.000 per liter.
"Udah, susunya segitu aja, Kang," ujar saya sebelum si akang barista selesai menuang susu. “Saya nggak terlalu suka susu. Itu udah banyak banget," jelas saya.
Kalau dipikir-pikir, alasan saya kok konyol ya. Dengan susu yang kurang dari takaran sebenarnya, berarti saya nggak bisa mencicipi rasa riil dari es kopi Bagi Kekayaan ala Bagi Kopi ini. Tapi daripada saya jadi nggak bisa minum, kan?
Saya kembali menempati meja di pojok. Mengeluarkan laptop dan bersiap untuk mulai bekerja. Eh, bentar. Nyicipin si Bagi Kekayaan dulu.
Biasanya, saya menunggu semua cairan di dalam gelas es kopi bercampur sendiri tanpa diaduk. Seperti ketika saya menikmati kopi karamel macchiato di Kopi Truk, Tempat Ngopi di Bandung yang unik banget.
Lama? Memang. Tapi dengan begitu saya mendapat sensasi rasa yang berbeda setiap kali menyedot es kopi susu. Setelah puas dengan aneka rasa itu, barulah saya aduk untuk mendapatkan rasanya secara keseluruhan.
Trus, gimana dengan es kopi susu yang ini?
Well, setelah tadi melihat banyaknya susu cair yang dituang ke gelas, saya memutuskan untuk langsung mengaduk minuman ini.
Kemarin kan es kopi hazelnutnya enak. Jadi, saya berharap banget cairan hitam kopi jujur yang dituang di atas susu bisa memberi keajaiban rasa.
Setelah teraduk rata, barulah saya berani (((berani))) menikmati es kopi Bagi Kekayaan ini. Rasa susunya masih terasa sangat dominan meski telah bercampur sempurna dengan pahitnya kopi. Di lidah saya, rasa manisnya pun kalah oleh rasa susu.
Singkatnya nih, kalo kalian penikmat susu tapi pengen nyoba minum kopi, udah deh pesen ini aja. Kalau pengen minum kopi tanpa terganggu oleh rasa susu, pesen kopi hazelnut. Beres.
Tempat Ngopi di Bandung
Tempat ngopi di Bandung yang saya tulis di blog ini:
Sebagai orang yang sering ngungsi ke coffee shop demi produktivitas kerja, saya jelas seneng banget dengan kehadiran Bagi Kopi di deket rumah saya. Buka sejak pagi, harga minumannya pun murah.
Alamat Bagi Kopi
Jl. A.H. Nasution No. 48, Cigending
Ujungberung, Bandung
Jam buka Bagi Kopi: 09.00 – 21.00 WIB.
Toilet : Ada.
Ruangan: Tidak ada pemisahan smoking dan no smoking area. Ada ruangan buat numpang shalat. Tapi bawa peralatan shalat sendiri ya biar aman.
Wifi: Ada
Poin plus: Harga minumannya relatif murah mulai dari Rp 10.000 nett. Ada layanan pesan online.
Selain Bagi Kopi, kalau mau cari tempat ngopi murah di Bandung timur ada Coger Madani. Nah, selamat ngopi ya.
TR
Es kopi susunya murah banget.
BalasHapusTempatnya lumayan minimalis ya mbak. Klo misal sendirian ak betah hehe
BalasHapuswah keren tempatnya, aku sudha lama ga nongkrong di di tempat ginian selama pandemi. moga segera berakhir dah bisar bisa nikmati copy sambil cuci mata
BalasHapusTempatnya nyaman dan harganya juga sangat terjangkau. Ngopi makin betah aja nih. Salam dari Aku, Pecinta Kopi dari Bojonegoro.
BalasHapusBelok dikit ke sukup baru pas depan pegadaian ada juga Cafe baru kalau gak salah. Tapi aku belum pernah mampir. Hehe
BalasHapusKalau di Bandung semua jenis kuliner sampai tempat kuliner yang nyaman selalu ada ya, Mba. Saya buka pecinta kopi tapi kalau ada cafe atau tempat ngopi senyaman itu bisa juga dicoba. Meskipun sayang belum ada pembatas untuk perokok dan yang tidak merokok.
BalasHapusHuwiiii ini tha Kopi Bagi yang bikin kepo di apdetan teteh kemarin. Akhirnya aku mampir juga.
BalasHapusBeneran ya, Kopi Bagi Kekayaan nya buanyak banget susunya. Murah meriah banget pula harganya.
Salut bagi pemilik yng berani membuka usaha baru pas masa pandemi. Padahal potensi pembeli mungkin minim ya, Mbak Eno. Namun ya namanya rezeki, insyaallah ada aja asalkan usaha dan tetap ikuti protokol kesehatan. Di Lamongan ga sebanyak di Bandung kedai kek gini jarang banget. Adanya warkop yang penuh dengan asap rokok. Menarik banget rumus berbagi yang dipasang di dinding. Murah lagi 10 ribuan udah bisa ngopi enak. Betah nih nulis di kafe kayak gini :)
BalasHapusFilosofi berbaginya makjleb banget Mbak. Sesungguhnya begitulah hitungan sedekah atau infaq tak bertepi ketika ikhlas tanpa pamrih dan berharap kembali.
BalasHapusMeski di tengah masa pandemi, bisnis kuliner terutama kafe masih menggeliat ya, apalagi kalau ada layanan antarnya. Kalau jalan-jalan ke Bandung mau cobain kopinya ah
BalasHapusWah hebat ya ownernya, di saat banyak bisnis yang tutup ini malah buka. Btw, jadi pengen ngopi nih, wkwk. Tempatnya asyik ya, kalau bosan kerja di rumah bisa jadi 'pelarian' nih... sayangnya jauh buatku, hehe.
BalasHapuswaaa keren tempatnya, lihat harganya beneran murah ya, jadi penasaran pengen nyoba klo ke bandung
BalasHapusAmbience bimin semangat nongkrong lama
BalasHapusTapi karena pandemi lebih memilih take away saja dulu
Tempatnya terlihat minimalis ya kak jadi di mata bagiku malah terlihat nyaman buat ngopi dan ngelaptop, dan harganya itu termasuk murah, bs jd rekomendasi nih :D
BalasHapusSubhanallah, filosofi rumus berbaginya pas baget. Betul sekali mbak, Jika kita berbagi dan tidak mengharapkan apa2 maka akan mendapatkan kebahagiaan yang tak terhingga yang tidak disangka sebelumnya..
BalasHapusWalau tempatnya terbilang kecil, tapi saya suka dengan konsepnya yang aesthetic. Bisa menikmati kopi sambil jepret-jepret manja buat postingan instagram ^_^
BalasHapusFilosofi berbagi tersebut memang benar mbak, tanpa mengharapkan balasan kita malah dapat banyak karena berbagi kebahagiaan yang bermanfaat
BalasHapus