Jakarta pasti punya banyak coffee shop. Tapi dalam kunjungan ke Jakarta yang hanya sekitar 24 jam, rasanya nggak mungkin mampir sana-sini buat ngopi.
Iya, saya cuma sebentar saja di Jakarta. Dari Sabtu siang hingga Minggu siang. Itu dalam rangka nikahan keponakan pertama saya.
Udah riweuh dengan persiapan ini itu,
rasanya males jalan-jalan. Padahal sih pengennya tiap jalan-jalan ke kota
selain Bandung, mesti mampir ke satu kedai kopi.
Seperti dulu mampir ngopi di The Kopi Pondok Indah. Atau
waktu di Yogyakarta mampir di Loko Coffee Shop.
Anak sulung saya sempat buka aplikasi
GoJek buat mencari kopi susu. Tapi dia nggak jadi pesan.
“Lebih mahal daripada di Bandung,”
katanya setelah melihat harga minuman yang sama di gerai yang sama seperti yang
sering didatanginya di Bandung.
Saya sendiri sempat jalan kaki di
sekitar hotel. Selang beberapa puluh meter dari hotel ada sebuah coffee shop
(tapi terlihat seperti rumah). Tutup.
Oh, bhaiquelah.
Lenong Rumpi
Untunglaaaah, Minggu paginya mata
saya menangkap tulisan “Lenong Rumpi Kopitown”. Masih di Lebak Bulus. Tak jauh
dari Puri Lotus tempat kami menginap.
Lenong Rumpi Kopitown masih tutup, tentu saja. Belum juga jam setengah 7 pagi. Kalau sudah buka pun saya tak mungkin mampir. Kami harus segera ke gedung tempat akad nikah dan resepsi diselenggarakan.
Siang harinya, barulah saya dan si
sulung menyempatkan di ke Lenong Rumpi. Masih berkain batik dan kebaya.
Hehe… Kapan lagi coba, saya ke coffee
shop pakai kebaya?
Pulang dari resepsi, mampir ngopi sambil ngadem. |
Sejujurnya, yang membuat nama coffee shop ini memikat mata saya adalah namanya Lenong Rumpi.
Remaja tahun ‘90an pasti tahulah
Lenong Rumpi. Acara televisi itu melambungkan nama Harry de Fretes dan Debby
Sahertian. Menghibur penonton dengan banyolan segar.
Apa hubungannya Lenong Rumpi ini dan
Lenong Rumpi itu?
Bukan Mau Ngelenong
Sebuah sofa bermotif kotak-kotak dan
box telepon dari kayu langsung menyambut ketika saya membuka pintu.
Aha. Di kebanyakan coffee shop yang
pernah saya datangi, biasanya meja bar yang menjadi penyambut.
Di ruangan yang cukup luas di
belakangnya terlihat sepi. Tampak beberapa meja panjang dan kursi kayu berwarna
cokelat mengilap. Juga kursi panjang berbantalan hijau yang nyaman di mata dan
nyaman pula untuk diduduki.
Tepat di depan pintu masuk. |
“Selamat siang. Sudah reservasi
tempat?”
Saya dan si sulung berpandangan. Eh
gimana? Mesti reservasi sebelumnya? Atau gara-gara berkebaya? Jangan-jangan
malah dikira mau ngelenong nih. Hehe….
Karena hari itu saya baru menggunakan sedikit dari jatah 20.000 kata per hari, maka nyerocoslah saya. Ahaha … maaaaap!
Intinya sih, cuma bilang kalau kami
dari Bandung, sedang ada acara di Jakarta, menginap tak jauh dari Lenong Rumpi,
dan memutuskan untuk mampir ngopi sebentar.
Signature Drink
Singkat cerita, kami duduk manis
sambil membuka-buka buku menu. Mencari-cari minuman untuk menghilangkan dahaga
dan menuntaskan penasaran.
“Signature drink-nya apa Kang eh
Mas?”
Sudahlah, keluarkan saja pertanyaan
andalan itu. Lebih cepat dibandingkan membolak-balik buku menu. Ingat hai
ingat, kami harus segera pulang ke Bandung.
Signature drink, menu andalan, atau
apa pun namanya pastilah jagoannya. Saya nggak berani bilang “paling enak”
karena soal rasa itu subjektif.
Untuk kopi, yang masuk kategori
recommended adalah iced coffee tarik, iced espresso float, iced cappuccino, dan
iced cappuccino aren di kisaran harga Rp35.000.
Untuk rekomendasi nonkopi ada lenong
sunrise dan mango rumpi. Minuman nonkopi ini sekitar Rp28.000 – Rp 30.000
Daftar minuman di Lenong Rumpi. |
Karena ingin yang segar-segar dan khas, saya memesan lenong sunrise (Rp 28.000). Putri saya memesan iced cappuccino aren (Rp 35.000). Harga belum termasuk tax and service, fyi.
Kami nggak pesen makanan karena masih
kenyang setelah makan di acara resepsi tadi. Padahal, soto betawi dan chinesse
food-nya terlihat begitu menggoda.
Sayangnya, karena harus segera pulang
ke Bandung, kami terpaksa membeli dalam kemasan take away.
Bagi saya pribadi, kemasan take away
gini mengurangi kenikmatannya. Nggak bisa menikmati lapis demi lapis rasanya
karena udah terkocok-kocok.
Lenong Sunrise
Dalam segelas lenong sunrise ini ada
air jeruk, biji selasih, dan potongan timun berbentuk dadu. Warna kuningnya
terlihat segar sekali. Sangat menggoda.
Slruuuup….
Rasa soda terasa menggigit lidah.
Agak kaget jadinya. Saya nggak mengantisipasi ada soda dalam minuman ini.
Untungnya, rasa manis asam dari air jeruknya lebih dominan.
Lenong sunrise. |
Duh, sayang pakai gelas plastik takeaway. Jadi nggak bisa menghirup aroma minumannya. Kalau campuran jeruk dan timun begini mestinya beraroma segar tiada dua.
Singkatnya, saya suka lenong sunrise
ini. Enak diminum di tengah hareudang-nya Jakarta. Nggak heran deh kalau jadi
minuman rekomendasi.
Iced cappuccino aren gimana?
Iced cappuccino aren. |
Saya cicipi iced cappuccino aren yang dipesan anak saya. Bagi saya, rasanya B aja. Bagi saya loh ya.
Saya pakai pembanding kopi aren
Parahyangan dan iced cappuccino di The Warung Kopi yang lebih cocok di lidah
saya. Tentang tempat saya biasa ngopi di Bandung itu bisa dibaca di Ngopi Pagi di The Warung Kopi.
Kok tulisan di gelas plastiknya Xi No
Na Boba?
Saya nanya juga tuh, kenapa tulisannya
bukan Lenong Rumpi Kopitown. Kata si mas barista sih, gelas plastik Lenong
Rumpinya belum datang. Jadi pakai gelas "adiknya" aja, Xi No Na Boba
itu. Gitu.
Tempat yang Cantik
Saya suka tempatnya. Terlihat lapang dan friendly dengan perpaduan warna merah, hijau, dan furnitur kayu.
Uniknya, Lenong Rumpi Kopitown yang
saya kira asli Jakarta ini ternyata berpusat di Malang, Jawa Timur. Semula
bernama Lenong Rumpi Kopitiam & Resto.
Tahun 2015 namanya berubah menjadi
Lenong Rumpi Kopitown. Gerainya ada di beberapa kota dengan sistem franchise.
Salah satunya di Lebak Bulus, Jakarta, ini. Di Bandung belum ada, btw.
Lenong Rumpi Kopitown Jakarta. |
Dua minggu sebelum Indonesia resmi
dinyatakan dalam kondisi pandemi korona.
Ah, semoga pandemi korona tidak
mengubah misi sosial Ermy Yusfa, pemilik Lenong Rumpi Lebak Bulus. Misi untuk
berbagi makanan pada kaum dhuafa setiap hari Jumat, serta menggunakan lantai 3
sebagai tempat majelis taklim.
Senang rasanya sempat mampir ke
Lenong Rumpi Kopitown ini.
Alamat Lenong Rumpi Kopitown
Jl. Lebak Bulus Raya No. 33
Lebak Bulus, Cilandak
Jakarta Selatan 12440
IG: @lenongrumpijakarta
Salam,
wahhh minggu lalu ke Malang tapi nggak mampir ke Lenong.next kalau ke Malang lagi bisa dicobain
BalasHapusacara lenong nya harry de fretes memang hits banget ya mbak waktu itu, tontonan sejuta umat
Hahahaha Beneer mba, akupun kalo sdg buru2, pasti lgs nanya aja, yg paling difavoritkan yg mana mas :p. Biar cepet.
BalasHapusIsssh sebagai org JKT, aku malah baru tahu tempat ini. Tp wajar aja, Lebak bulu jauuuh banget dr Rawamangun hahahahah. Ibaratnya ujung ke ujung.. suami kalo udh denger tempat yg mau dituju daerah selatan, lgs mencuka mukanya :p. Maceeet masalahnya. Makanya aku jrg eksplor kafe2 atk kuliner daerah selatan :D.
Cakeeeep yaa kafenya. Aku aja sukaaa mba liatnya walo dr foto.
ngiler sama iced cappuccino aren, kelihatannya enak :9
BalasHapus