Sabtu siang itu, 3 April 2021, saya celingukan di depan meja front office. Tak ada siapa-siapa di balik meja itu.
Di ruangan yang sama ada beberapa orang lain. Mereka sibuk dengan sesama mereka. Sepertinya tamu juga.
Lah, mana pegawai penginapannya? Saya yakin tak salah tempat.
Di depan tertulis besar-besar: OYO Puri Lotus.
Ini bukan pertama kalinya saya booking hotel via OYO. Tepat sebulan sebelum Indonesia dinyatakan pandemi corona, kami sempat bersenang-senang Staycation di Apartemen Tamansari Panoramic Bandung.
Saya cermati meja front office. Tak ada ada bel untuk memanggil. Pesawat telepon pun tak terlihat di sana.
Kursi tua di lobi yang seperti ruang tamu sebuah rumah. |
Ringkas saya perkenalkan diri. Intinya, saya sudah memesan 5
kamar lewat aplikasi dan sekarang akan check in.
Barulah seorang pegawai datang. Penampilan dan pakaiannya
biasa saja. Lebih tampak sebagai pengurus rumah daripada frontliner.
Dengan ramah ia mengajak saya ke ruang makan yang beberapa
anak tangga lebih tinggi daripada lobi.
Beberapa menit kemudian, lima buah kunci kamar diserahkan
pada saya. Oya, ada deposit Rp 100.000.
Kelima kamar itu ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1
sudah penuh.
Puri Lotus
Simpel aja sih alasan memilih Puri Lotus untuk keluarga saya (saya, ibu, kakak, ipar, anak, ponakan, total 13 orang). Lokasinya cuma 15 menit dari tempat akad dan resepsi nikah ponakan.
Selain itu, ada diskon hampir 50%. Menggiurkan banget, kan. Apalagi saya pesan 5 kamar. Rinciannya, 4 kamar untuk sehari semalam, 1 kamar untuk dua hari dua malam.
Kamar yang 2D2N itu untuk kami beristirahat sejenak (mandi,
ganti baju, rebahan) seusai resepsi, sebelum kembali ke Bandung.
Foto dan keterangan yang tertera di aplikasi pun menunjukkan
kamar-kamar yang luas.
Butuh alasan yang absurd? Baiklah. Saya suka tangganya.
Hehehe....
Puri Lotus berlokasi di dalam kompleks perumahan di Lebak
Bulus, Jakarta. Tampilan luar Puri Lotus pun rumah banget. Rumah yang besar dengan
18 kamar tidur. Tak jauh dari Puri Lotus juga ada beberapa kedai kopi. Salah satunya adalah Lenong Rumpi Kopitown.
OYO Puri Lotus |
Buku-Buku Tua
Di lantai dua ada kamar nomor 9 sampai 20. Kami. Menempati
kamar nomor 9, 11, 12, 15, dan 17.
Kata pegawai penginapan, ada 18 kamar di sini. Tapi, nomor
kamar ternyata sampai 20.
"Nomor 13-nya nggak ada, Mi," ujar si bungsu
setelah berkeliling di lantai 2. Ternyata di lantai 1 kamar nomor 4 juga tidak
ada.
Kamar-kamar lain katanya sih ada yang menyewa. Tapi selama
kami di sana, tak terlihat tamu lain di lantai 2.
Duh, serasa rumah sendiri aja jadinya. Apalagi desain
bangunannya kan memang rumah banget. Rumah yang besaaaarrrr.
Ponakan saya yang masih kecil jadi leluasa berlarian. Ponakan yang lain langsung mojok dengan laptopnya di sofa. Bukan wifi-an karena wifinya merayap pelan sekali.
Salah satu sudut di lantai 2 Puri Lotus. |
Anak bungsu saya segera menemukan spot favorit: kursi goyang di depan rak buku.
Di dekat area kursi goyang itu ada sebuah rak tinggi dari kayu. Rak itu berisi buku-buku tua berbahasa asing. Kebanyakan bahasa Jerman dan Inggris.
Hm ... jadi makin penasaran deh. Itu buku-buku tua sepertinya bukan sekadar pajangan deh. Siapa ya pemilik penginapan ini?
Koleksi buku berbahasa Inggris dan Jerman. |
Sampai pulang saya nggak dapat jawaban memuaskan. Hanya tahu pemilik Puri Lotus ini seorang WNI keturunan Tionghoa asal Yogyakarta.
Anak sulung sana ke mana? Ah, dia udah anteng di taman belakang, take video untuk promosi jurusannya.
Bagaikan Rumah Sendiri
Sesuai deskripsi di aplikasi, kamar-kamar di Puri Lotus ini
memang berukuran besar. Namun, isinya tidak persis sama.
Yang paling lapang (sepertinya) adalah kamar nomor 9 yang saya tempati bersama ibu dan anak bungsu saya.
Selain satu tempat tidur yang bisa ditempati bertiga tanpa
umpel-umpelan, ada meja rias plus kursi, meja TV, meja kopi, lemari pakaian,
keranjang rontang bertutup untuk pakaian kotor, AC, dan sofa dengan rangka
rotan. Sayangnya kondisi sofa sudah tidak layak untuk sebuah penginapan.
Kamar nomor 9 ini menghadap ke jalan di depan Puri Lotus. Di
seberang, ada sebuah rumah besar berwarna putih yang tampak sepi. Tapi
ya...rumah-rumah besar begini memang kerap terlihat sepi, kan?
Fasilitas di empat kamar lainnya sama saja, tetapi tanpa sofa. Jendela-jendela kaca yang besar membuat cahaya matahari leluasa menerobos masuk.
Kamar nomor 9. Cahaya terang di sebelah kiri itu berasal dari jendela-jendela besar di kamar. |
Oya, di kamar mandi hanya tersedia sabun cair. Tanpa odol dan
sampo. Tidak ada teh, kopi, air minum, apalagi teko buat memanaskan air minum.
Kata si bapak yang tadi sih, sudah setahun kondisinya begini.
Gara-gara pandemi?
Entahlah. Si bapak tampak enggan bercerita lebih lanjut.
Kalau mau minum, langsung saja ke ruang makan. Di sana ada
dispenser dan galon air. Gelas dan cangkir pun tersedia. Mau ngopi, bikin aja
sendiri. Entah untuk dinikmati di ruang makan, di teras, atau dibawa ke kamar. Makin
seperti rumah sendiri aja ya.
Di bawah sana, ruang makan dengan meja-meja bundar. Di ujung lain lantai 2, anak saya sedang bersantai di kursi goyang. |
Penginapan Murah di Lebak Bulus
Hotel yang seperti rumah. Atau sebelumnya memang rumah? |
Meskipun Puri Lotus tidak menyediakan makanan, jangan khawatir. Ada GoFood dan GrabFood yang selalu bisa diandalkan. Ketika di sana pun kami memesan nasi padang untuk makan sore (makan siang sekalian makan malam) melalui layanan online.
Btw, pengalaman kami staycation di hotel 100 ribuan lainnya bisa dibaca di Staycation di Hotel Dekat Unpad Jatinangor.
Salam.
Staycation di hotel seratus ribuan di Jakarta.
BalasHapuswalaupun judulnya penginapan tapi nyaman banget ya kak, apalagi fasilitasnya lengkap. jadi betah deh
BalasHapusini di Jakarta mba? wah aku malah belum familiar lho tempat penginapan ini, lumayan ya fasilitasnya, nyaman juga
BalasHapusAku udah lama gak stekesen selama pandemi, kayaknya menarik buat dicoba deket lagi di Lebak Bulus
BalasHapusberasa rumah kalau kayak gini ya mbak. Mungkin sebelumnya ada rumah juga
BalasHapusmungkin bisa jadi pas pandemi, ada beberapa hotel yang mengurangi beberapa fasilitasnya ya mba
Beneran kayak nginep di rumah sendiri ya, etapi jangan karena seperti di rumah sendiri jadi lupa masukin handuk hotel ke koper lho, xixixixi.
BalasHapusAsyik liat foto-fotonya. Aku suka betah kalo menginap seperti di rumah sendiri. Jadi bebas punya privasi. Rekomen deh kl ada acara ke jakarta
BalasHapusUdah lama banget ga nginep di hotel karena pandemi. Walaupun fasilitasnya kurang tapi masih asyik ya, malah berkesan di rumah. Kapan-kapan mau ke sana ah!
BalasHapusjadi kangen banget dengan jalan-jalan pas baca mba buat review tentang penginapan, belasan bulan ga traveling ke mana-mana kangen banget nginap di hotel
BalasHapusKelihatan dari luarnya tampak seperti rumah ya,Mba. Tentunya sudah dipastikan memang nyaman banget tuh. Tergoda saya pengen coba menginap disana. Bisa dipesan via aplikasi OYO donk kalo begitu ya.
BalasHapusSeru banget Mbk nginap di sini, asri banget dan tentunya bikin nyaman, pulang fresh deh buat nyari ide-ide segar
BalasHapusBoleh tau biaya sewa puri lotus sebelum dan setelah disc 50% kak? kyknya bisa jadi referensi kalo mau cari penginapan
BalasHapusAku pun jadi menyangka itu bekas rumah difungsikan jadi hotel OYO, tapi salut juga sih masih bertahan dan tetap keliatan nyaman meskipun pandemi
BalasHapusPuri Lotus ini ada rak buku berisi buku-buku tua berbahasa Inggris dan Jerman ya Mbak, wah menandakan si pemiliknya ini orang yang intelek tuh, trus kamarnya juga nyaman ya, lobinya juga rapi, pasti mengesankan ya nginap di sini.
BalasHapusWah penginapan jadul kah mbak? Tapi ga ada cerita horor kan ya? Kalau ga ada dan harga murah sih lumayan banget buat sewa bareng keluarga besar ya
BalasHapusJadi kangen banget staycation deh duh dah lama nih ga staycation sama keluarga. Btw tempatnya cukup nyaman ya berasa rumah sendiri gitu.
BalasHapuskalau dilihat dari design dan interior nya homy banget yah Kak. Ini sih bakalan betah aku juga wkwkw...
BalasHapus