“Sekarang banyak yang gaya banget pakai laptop di coffee shop. Setelah saya lirik, ternyata cuma buka WA. Kirain kerja bikin dokumen atau programmer.”
Begitu cuitan seorang coach di Twitter. Cuitan itu langsung mendapat reaksi (baca: hujatan) dari warga Twitterland.
Saya salah satu orang yang sering
bawa laptop ke coffee shop. Gaya-gayaan juga?
Wehehe… Tunggu dulu! Ada banyak
alasan kenapa orang ke coffee shop. Yang saya maksud di sini pengunjungnya ya.
Bukan mereka yang memang pekerja di coffee shop.
Alasan Orang ke Coffee Shop
Setidaknya nih, ada 12 alasan kenapa ke coffee shop. Apa salah satunya adalah alasan kalian?
1. Numpang kerja.
Ini saya banget. Juga banyak teman
freelancer lainnya. Sebagai freelancer, saya nggak punya kantor. Biasanya kerja
ya dari rumah aja.
Tapi kalau deadline pekerjaan sudah di depan mata, saya memilih mengungsi ke coffee shop. Nggak jauh-jauh dari rumah, kok. Biasanya saya ke The Warung Kopi atau Janji Kopi.
Janji Kopi di Ubertos Bandung. Sayang, coffee shop ini tumbang gara-gara pandemi. |
Menjelang deadline (apalagi kalau beberapa
deadline berderet cantik), bekerja di rumah bukan pilihan. Banyak sekali faktor
yang bisa mendistraksi.
Tetangga ngetok pager, mencet bel, dan teriak sekaligus. Kurir ekspedisi yang nggak sabaran. Sales. Pengamen. Anak minta dimasakin ini itu. Ortu tiba-tiba pengen cerita tentang perang kemerdekaan. Kucing berantem.
Belum lagi kalau tiba-tiba kebelet
buang air kecil.
Lah, tinggal ke kamar mandi, kan?
Astaga, tidak sesederhana itu
urusannya, Shay. Setidaknya bagi saya. Sering kejadiannya begini:
Saya ninggalin ruang kerja buat ke
kamar mandi. Ketika lewat ruang makan, saya melihat ada gelas kotor di meja.
Jadi, gelas itu saya bawa ke dapur
untuk dicuci. Setelah mencuci gelas dan menyikat bak cuci piring, baru saya ke
kamar mandi.
Selesai buang air kecil, saya melihat
yang tidak beres. Kenapa kamar mandi terlihat kotor ya? Padahal tadi paginya
bersih-bersih aja.
Lalu, mulailah saya ngosek kamar
mandi. Lantainya, dindingnya, bak mandinya….
Dua jam kemudian barulah saya balik
ke ruang kerja. Dapur dan kamar mandi memang jadi kinclong. Tapi kerjaan nggak
beres. Dan saya stres karena deadline semakin dekat!
Karena saya paham bagaimana diri
saya, bagaimana kamar mandi dan dapur begitu mudah membuat saya terdistraksi,
maka saya memilih mengungsi ke coffee shop.
Bukan gaya-gayaan tapi buat
menyelesaikan pekerjaan.
2. Memanfaatkan wifi.
Hayooo … siapa nih yang suka ke
coffee shop buat nebeng wifi-an?
Saya juga suka. Bukan buat buka WA
atau medsos, tapi buat browsing. Buat cari bahan-bahan tulisan. Buat cari data.
Ih, keren. Babang coach itu mesti tau
Teh Eno nggak buka WA di coffee shop.
Hus! Kata siapa saya nggak buka WA?
Ya bukalah. Medsos lain juga. Tapi pakai paket data sendiri, nggak pakai wifi.
Demi apa?
Demi keamanan. Demikianlah.
3. Bertemu klien.
Sebagai pekerja tanpa kantor, coffee shop adalah tempat favorit untuk bertemu klien. Syukur-syukur kalau makan dan minum di sana dibayarin oleh klien.
Dewaji Coffee Shop. Salah satu kedai kopi favorit. Kopi enak, tempat nyaman, toilet bersih, ada mushola yang tenang dan bersih pula. |
Ketemu klien tentunya ngobrol tentang pekerjaan. Tapi sering juga ngobrolin pekerjaannya cuma sebentar, sisanya kulineran dan ngobrol santai. Pekerjaan mah ntar aja lanjut di online.
Loh kok? Jadi buat apa ketemuan di coffee
shop?
Percaya atau tidak, klien baru lebih
senang kalau bisa bertemu langsung. Jadi,
mereka teryakinkan kalau saya beneran ghostwriter, bukan ghost. Hehe….
4. Meeting.
Sering nih, ketika sedang mojok kerja
di coffee shop, saya melihat sekelompok orang sedang meeting di pojok lainnya.
Saya nggak ngintip laptop mereka loh
ya. Tapi dari gerak-gerak mereka ketahuanlah mereka bukan ketemuan buat
ngegibahin orang.
Belum lagi kadang-kadang volume suara mereka lumayan kencang. Nggak usah nguping juga suara mereka leluasa masuk ke kuping.
5. Cari ilham.
Ilham Habibie? Muhammad Ilham? Ilham
Prawira? Ealah, bukan! Maksud saya nyari ide. Nyari inspirasi.
Terus-menerus berada di tempat yang
sama sering bikin mati gaya. Bosan. Boro-boro bisa dapat ide cemerlang. Yang
ada pikiran malah butek, hati pun jadi jutek.
Kota-kota besar biasanya punya banyak
coffee shop. Satu sama lain tak ada yang persis sama. Jenis minuman dan
makanannya, interiornya, layanannya, musiknya….
Meski gedambrengan dengan musik,
coffee shop adalah tempat yang tenang bagi saya untuk mencari inspirasi. Catet
ya, bagi saya.
6. Membuat konten.
Bikin konten di coffee shop? Iya
banget! Misalnya bikin review tentang coffee shop itu. Entah dalam bentuk
tulisan, foto, video, atau ketiganya sekaligus. Di bawah ini konten yang saya buat di Indische Cafe Bandung.
Atau bisa juga live report dari coffee shop. Instagram, Facebook, Twitter, Tiktok, dan Youtube memberi tempat untuk itu.
Atau… bisa juga ke membuat konten untuk produk lain yang sama sekali nggak ada hubungannya dengan coffee shop.
Tampilan coffee shop yang umumnya unik, cantik, dan estetik membuat foto jadi kelihatan lebih menarik.
7. Menikmati kopi.
Well, ini alasan yang paling semestinya.
Namanya juga coffee shop, kan? Walaupun kenyataannya, minuman yang tersaji di
sana nggak melulu kopi.\
Saya lebih suka ngopi sendiri. Duduk manis di satu sudut sepi coffee shop bersama segelas minuman favorit. Copresso di The Warung Kopi, Es Kopi Gundukan Salju di EncyKoffee, atau Hot Dark Choco di Cokotetra.
Teman-teman saya ada yang suka ke coffee shop untuk ngopi dan belajar meracik kopi.
Sudut favorit saya di The Warung Kopi, lengkap dengan segelas copresso. |
8. Menerima tamu.
Menerima tamu di coffee shop?
Ehm. Mungkin terdengar aneh atau tidak lazim. Tapi saya pribadi melakukannya.
Saya kurang nyaman menerima tamu di rumah. Apalagi yang tidak dekat, yang tidak saya kenal baik. Untuk membicarakan pekerjaan? Apalagi itu.
Beberapa kejadian juga membuat saya makin enggan menerima tamu dengan kriteria di atas.
Bertamu dan nggak pamit-pamit saking betahnya. Bertamu tapi matanya larak-lirik ke setiap sudut rumah. Bertamu tapi nyinyir, nyindir rumah saya yang berantakan versi dia. Bertamu tapi anaknya menjelajah ke semua ruangan, termasuk kamar tidur.
Oh, belum lagi kalau tamunya takut kucing. Pernah ada wartawan sebuah koran besar ke rumah buat wawancara. Dia langsung histeris ketakutan ketika melihat kucing-kucing saya.
Ya Allah, untung dia nggak pingsan.
9. Refreshing.
Coffee shop dengan banyak buku
seperti Little Wings, EncyKoffee, dan Cokotetra menjadi semacam surga bagi saya. Kopi,
buku, musik, dan suasana yang nyaman. Sempurna banget.
Membaca buku sambil menikmati kopi. Buku catatan dan bolpoin siap sedia menampung ide yang melintas muncul.
Kadang-kadang saya menulis artikel
atau naskah novel tanpa deadline.
Oh, betul. Menulis dengan tema sesuka hati tanpa deadline, kata kunci, dan pesan sponsor adalah sebuah kegiatan refreshing bagi saya.
10. Bergaul.
Coffee shop sebagai tempat gaul yang asik. Ngobrol, kangen-kangenan. Ketemu temen lama, ketemu temen baru.
Kalau lokasinya di dekat kampus, bisa sekalian untuk nunggu mata kuliah berikutnya, ngerjain tugas kuliah, atau ngebahas program organisasi. Salah satunya nih Kopi Truk.
Kesukaan gaul di coffee shop ini pernah dikritik oleh perencana keuangan sebagai kegiatan buang-buang duit.
Bagi saya yang kalau beli minyak goreng aja lama ngebandingin harga dan volumenya, ke coffee shop butuh tujuan. Harus ada kegiatan produktif yang saya kerjakan.
Yang juga penting: honor yang saya dapat dari pekerjaan itu harusss berlipat di atas jumlah uang yang saya keluarkan untuk membeli kopi.
Kopi Truk, coffee shop di dekat beberapa kampus di Bandung. |
11. Penyelidikan.
Yeaaah … siapa tau kan, orang yang
keliatannya cuma buka WA doang di coffee shop itu sebenarnya seorang detektif
atau intel.
Mereka duduk ngopi di sana untuk
mengintai target. Makanya cuma buka WA yang isinya chit-chat nggak penting.
Atau mungkin dia seorang pemecah rasa
yang dibayar oleh kompetitor. Tau kan pemecah rasa tuh apaan? Orang yang
lidahnya sangat peka mengenali bahan dalam makanan atau minuman.
Siapa tau, kan?
12. Menunggu
Check out dari hotel jam 12 siang, jadwal keberangkatan kereta (atau pesawat) jam 8 malam.
Check in di hotel jam 2 siang, tapi
kereta (atau pesawat) tiba pukul 8 pagi.
Mau nunggu di mana selama berjam-jam?
Mau jalan-jalan juga males karena bawa ransel gede atau koper.
Ya sudah, mlipir saja dulu ke coffee
shop. Seperti ketika saya mlipir ke Loko Coffee Yogyakarta sambil nunggu jadwal keberangkatan.
Bukan Sekadar Gaya
Babang Coach di Twitter itu pasti
cuma bercanda ketika mengatakan “banyak orang gaya-gayaan buka laptop di coffee
shop….”.
Tapi setidaknya, becandaan si Babang
membuat saya terpacu merampungkan tulisan yang lama mangkrak ini.
Seriusan deh, Bang, banyak alasan
buat ke coffee shop. Saya menemukan 12 alasan orang ke coffee shop. Temen-temen punya alasan lain?
Boleh dong sharing di sini.
Salam,
Kalau mpo buat foto-foto untuk konten. Lumayan dapat spot foto cantik di cafe
BalasHapusKenapa orang senang ke coffee shop? Ini alasannya.
BalasHapusDari sekian alasan, yang gak bisa saya lakukan adalah menikmati kopi, haha.. Soalnya saya gak bisa minum kopi, efeknya susah tidur. Jadi ke Coffee Shop yang dipesan es teh😁
BalasHapusTapi semua alasan benar, cuma geli yang bagian penyelidikan. Biasa menyelidiki rasa kopi sambil intip-intip menu siapa tau bisa jadi ide usaha. Bisa juga nenyelidiki sesuatu misalnya melakukan pengintaian gitu mbak, hehe.. Jiwa reskrim saya bergejolak sepertinya😁
banyak bener ya alasan untuk kita bias kerja di coffee shop dan pastinya itu akan di dapat semua tinggal siapin dana yang ada ini, ayo kita ngopi darat kakak
BalasHapusKadang kita butuh suasana baru agar bisa bekerja secara maksimal. Kalo banyak interupsi kayak gitu, gimana kerjaan mau selesai. Solusinya bisa mencoba bekerja di luar rumah, biasanya kerja di cowork atau cafe. Paling enak sih cafe, bisa sambil ngemil juga kan. Apalagi adem plus musik mengalun perlahan, hmmmm jadi makin asyik bekerja.
BalasHapusBTW, itu yang pake gelar coach, nggak jelas apa fungsi dari gelar coach nya, wkwkwkwkw... Cowok kan ya? saya juga liat di Twitterland.
Artikel ini share di Twitter dan mention beliau Mba, hahahaha...
Ya, ampun! Aku ngakak parah membaca betapa mudahnya engkau tergoda dengan kamar mandi dan dapur. Ya sudahlah ke coffee shop aja ya demi pekerjaan yang paripurna.
BalasHapusAku, sih, biasanya, penasaran sama suasana tempatnya. Apalagi kalo eye catching. Bukan anak kopi, soale. Heheheh...
BalasHapusAku kangen banget ih hoping dari satu coffee shop ke coffe shop lain buat mainan laptop atau sekedar berburu kopi yang enak hehe
BalasHapuspaling sering buat ketemu klien, jadi ngga repot buat nyiapin atau ngebuat minum untuk tamu plus tempatnya lebih proper dan nyaman buat ngobrol
BalasHapusMinum kopi sambil bikin blog. Seringnya sih karena ngopi, sambil cupping kopi.
BalasHapuswahhh kalau aku biasanya ke coffe shop selain nyobain menu baru, bisa buat review tempat juga plus buat kabur sejenak sambil bawa kerjaan dan nenteng laptop.
BalasHapusbawa laptop ke cafe bukan buat gaya gayaan, tapi emang ada kerjaan dan sumpek dirumah hahaha
Satu dua sampai beberapa alasan kadang membuatku nongkrong cantik di coffee shop lho. Meski terkadang terlihat seperti gaya2an di mata orang. But who cares? Bodo amatlah dengan pandangan orang. Yang penting kerjaan beres maka selesai sudah gonjang-ganjing dunia. Hahahaha
BalasHapusAku belum pernah sih kerja di coffee shop gitu. Jadi pengin coba karena aku setuju sama Teh Eno pas poin gampang terdistraksi kalo di rumah ini sih iya banget😂
BalasHapusKadang kalo akhirnya memilih fokus banget ngejar DL bisa berjam-jam depan layar terus lupa waktu makan, dll jadinya.
Kalo di kedai kopi gitu bisa sambil ngemil-ngemil cantik deh.
kalo saya suka cofee shop karena bisa nyantai bersama teman dan mempunyai banyak gagasan ide
BalasHapusJadi kangen ke kopisyop lagi sambil ngetik dan ngopii
BalasHapusAku ke coffee sho[p itu numpang duduk santai, numpang foto2 untuk gmap, numpang menikmati kopi baru, numpang ajak main anak wkwkkwkk.
BalasHapusKalau saya lebih ke arah nongkrong sih. Karena coffee shop itu jarang diusir karena kelamaan nongkrong. Makanya lebih milih coffe shop untuk nongrong ganteng bareng teman2.
BalasHapusApapun keperluannya.. coffe shop solusinya ya kak . Wkwkw rasanya emang asik aja gt kl kerjanya gak dirumah . Dan bisa sekalian refreshing juga dengan suasana baru d coffe shop
BalasHapusSaya pekerja lapangan, gak dapet kantor dari dinasnya. ya masak kalo ngumpulin tim harus di taman atau di masjid, kan gak enak. Ya memang mending di cafe. Ada wifi dan makanan. Biarin aja si coach itu ngoceh di Twitter hehe
BalasHapusSaya pun memilih coffee shop untuk beberapa alasan dan tujuan yang sama. Beberapa teman saya juga memilih kerja nebeng di coffee shop dengan alasan butuh fokus dan konsentrasi.
BalasHapusyes, akupun sesekali kerja di cofee shop mbak
BalasHapusMenulis dan membuat konten,biar g suntuk di rumah terus
Beberapa diantaranya aku banget kak, tapi kalau fokus edit-edit atau nulis sih lebih prefer di rumah.
BalasHapusAduuuh Teh Eno nih jiwa upik abunya kuat bingits yah 😄 Ya deh, akupun seneng ke coffee shop selain buat ngopi, yang paling suka adalah menikmati suasananya. Asyek aza, bikin betah dan happy, apalagi kalo bareng temen-temen. Wuuiiiwwwh 😍😍😍😄
BalasHapusBelum pernah kerja buka laptop di coffee shop, hihihi... Kapan-kapan coba ah, biar keren, hehehe...
BalasHapusKalo Acha tuh di poin 3, 4, 5, 6, 8, 9,10.
BalasHapusEmang kalo jadi detektif buat penyelidikan, biasanya nongki di coffee shop ya Teh? Hihihi.
Aha, poin terakhir, menunggu.
Sering sih ini kalo di sekitar situ nggak ada toko buku.
Kalau aku demi dapatkan ambience cafe tersebut di kamera yang suatu saat pasti bisa dilihat apalagi jadi bajam setoran foto di Instagram
BalasHapusDulu saya ke coffee shop buat kerja, meeting atau ketemu teman. Sekatang bergeser jadi me time sekaligus jumpa teman. Sejam dua jam bisa duduk santai tanpa suara rengekan anak jadi berasa waktu yang berharga banget. Pulang - pulang otak kembali fresh siap menghadapi rutinitas harian dan urus anak2
BalasHapusSaya jarang banget nongki di Coffee shop Mbak, paling sesekali kesana karena bergaul, eehh. Iyaah, kalau pas lagi ketemuan teman-teman karena arisan atau reuni kecil, misalnya, hihihihih
BalasHapusAkhirnya draft postingan ini kelar ya Mbak, kalau si Coach gak ngetwit belum tentu bisa cepat kelar yak hehehh
Kalau saya jarang banget ke Coffee Shop Mbak, kecuali tuk poin bergaul, arisan atau reuni kecil misalnya, heheheh.
BalasHapusKalau si Coach gak ngetwit tentang ini, draft postingannya mungkin belum kelar ya Mbak, masih nambah poin lagi 😁
ya ampun teh hahaha, aku baca tuh yang viral itu ngapain di coffe shop kalo cuma buka WA, belum tahu dia ye. Banyak nih bang alasannya, teh Eno mewakiliku
BalasHapusLa WA itu salah satu yang wajib dibuka kalo lagi gelar laptop haha.. Semua komunikasi bisnis lewat situ bambang.. wkwkwk.. ada2 aja ya komentar orang.. Tapi aku jadi inget kalau aku dah lama gak ke coffee shop..
BalasHapusWkkka itu yang ngetweet anak milenial padahal? Atau generasi yang lebih muda lagi? Harusnya kalau lebih muda lagi tahu lah whatsapp itu bisa dipakai buat kerja. Atau kalau anak muda ya buat diskusi tugas sekolah bareng kelompok nya. Hedeh gimana to. Aq juga dulu suka nongkrong di Coffee shop. Habis antar anak skul nanggung kalau pulang. Mending mlipir di Coffee shop dkt skul anak sambil kerja
BalasHapusPaling ngeri tuh lihat alasan yang nomer 11 hahahaa... Mba Eno bisa banget nih merangkumkan berbagai alasan untuk ke coffee shop. Aku termasuk yang ketinggalan nih baca nyinyiran si babang ini. Lagian ya, mau buka WA pake laptop mahal sekalipun ya urusan orangnya sendiri lah. Kurang kerjaan amat mengamati aktivitas orang lain ya. :))
BalasHapusDi Coffee shop itu sunyi, sepi enak buat kerja ya mbak. Aku dlu suka ke dunkin murah soalnya ada paket 26 ribu udah dapat minum dan donat. Tp begitu dunkin terdekat tutup ya cari Coffee shop
BalasHapusnumpang kerja sih kalau aku, Di kostan walau nyaman tapi hawanya mau tidur aja hahaha. Sampe-sampe ada coffee shop yang udah langganan banget
BalasHapuswah mba triani nih bener banget, aku suka ngiri kan karena suami kalau kerja nulis gt dia suka ke warkop atau kafe gitu, jadi aku pun kemarin pengen diajak ke kafe gitu. yaa, buatku sih itu refreshing juga, meski numpang wifi itu ya dibayar sama beli jajanan yg agak pricey, apalagi bawa anak, wkwk
BalasHapuskalau aku emang biasanya lebih sering menikmati coffee shop karena suasananya dan biasanya bertemu klien juga lebih nyaman sih, ngga repot buatin minuman atau makanan hehehe tinggal pesan aja
BalasHapusPara coach makin ke sini kurasa banyak yg "ajaib" ya Teh? Apakah ini efek pandemi?
BalasHapus:D
yang jelas, mau ngapain aja ke coffee shop mah boleeehhh :D Mau buka WA okee... mau streaming drakor hayuukkk
Yg penting jangan bikin huru hara, dan jangan nyinyir kayak coach ntuh yess :D
Haiiiiiiii mbak Enooo :) Nongkrong di cafe kalau sendirian kayaknya gimanaaaa gitu, ntar ada yang ngajak kenalan eaaaa wakakakakaka :D JUst kidding! Ih, kalau buka WA doang mah merem aja yak hahaha. DI coffee shop emang bisa bikin lebih fokus ngetik atau apa aja ya, dibandingin di rumah terdistraksi suami dan anak2. Bagi dong camilannya hehehe.... :D
BalasHapusJadi kangen me time di coffe shop. BTW paling suka kopi apa, Kak?
BalasHapusHabis baca ini ngakak beneran pas part 'kerja di rumah' karena merasa hal yang hampir sama. Banyak yang kurang pengertian, pas buka laptop mau nulis eh ada aja godaan dari luar, yang ada tamu lah, ini, itu, dll. Belum pas ditinggal bentar eh laptop dibajak bocil.
Kalau ngungsi ke coffe shop kan aman he he he.
ya kalo bawa laptop si mending ngelarin kerjaan yah heheh.. tapi numpang download juga oke sih kayaknya hahah mumpung free wifi
BalasHapusAku biasanya ke Coffee Shop kalau ketemu klien.selain itu jarang banget hehe... Paling nongkrong sebentar ama suami.
BalasHapusBeneer sih mba :D. Poin2 di atas bisa JD alasan kenapa org ke coffe shop. Kalo aku sih kebanyakan Krn memang pengen ngopi. Krn kerjaan ku memang ga bisa dilakuin di sembarang tempat, JD aku ga pernah bawa kerjaan ke kafe kopi.
BalasHapusEh tp yg ttg tamu, itu aku jugaaa. LBH suka ketemuan Ama org di luar rumah, misalnya di kafe kopi. Tp sblm pandemic yaaaa. Aku jg ga nyaman bawa tamu yg blm kenal bgt ke rumah.
sukanya ngobrol2 sampai lama dan gaka da topik lagi
BalasHapus