Marfuah Panji Astuti. Ketika membaca nama itu, saya sempat
termenung lama. Well. Itu nama penulis buku Journey to Samarkand. Tapi bukan
itu. Nama itu familier bagi saya, tapi saya lupa.
Sia-sia mengingat-ingat. Tetap saja tak ingat di mana. Hanya
merasa familier dengan nama itu.
Dan jeleknya, saya tak tergerak pula untuk sekadar googling.Padahal kalau untuk googling nama sendiri enteng aja. Hehe.....
Journey to Samarkand di Khalifah Tour
Sabtu siang tanggal 13 April 2019, saya meluncur menembus
hujan ke Khalifah Tour. Acara Meet and Greet dengan Marfuah Panji Astuti
diadakan di kantor tour and travel itu.
Ada yang menarik dalam perjalanan ke lokasi. Di tengah derai
hujan dan deru kendaraan, sayup-sayup terdengar sopir ojol melantunkan ayat
suci Al-Quran. Masya Allah.
Tiba di Khalifah Tour, acara belum dimulai meski sudah lewat
dari jadwal. Mungkin diundurkan waktunya karena banyak yang terhambat datang.
Sepertinya hujan turun merata di Kota Bandung.
Di meja registrasi tampak beberapa tumpuk buku. Oh, ternyata
Marfuah Panji Astuti ini sudah menulis beberapa buku.
Trilogi Journey |
Sebelum buku Journey to Samarkand ini, sudah ada dua buku
lainnya. Journey to Andalusia dan Journey to Ottoman. Semuanya diterbitkan oleh
Bhuana Ilmu Populer.
Kavernya pun senada, berlatar warna biru langit dengan
ilustrasi lokasi yang dikunjungi plus sosok seorang perempuan berjilbab
berjaket merah.
Oke, perempuan itu pasti sang penulis.
Bukan Sekadar Traveling
Semula saya kira Journey to Samarkand ini sebuah buku
traveling. Tak beda dengan buku-buku traveling yang sudah lebih dulu terbit.
Namun, ternyata bukan.
Mbak Uttiek, demikian sapaan akrab Marfuah Panji Astuti,
menegaskan bahwa Journey to Samarkand bukan sekadar buku traveling.
Trilogi Journey itu merupakan usahanya untuk menuliskan
kembali sejarah peradaban Islam dengan cara yang menyenangkan. Baginya, ini
adalah jalan dakwah.
Menulis sejarah dengan cara yang menyenangkan. Ok, noted. Ini
menarik, mengingat buku-buku bermuatan sejarah biasanya membosankan saking seriusnya.
Buku Journey to Samarkand. Kavernya cantik. |
“Menulis sejarah itu seperti menatap masa depan. Kenapa?
Karena sejarah itu terus berulang,” ujar Mbak Uttiek. Dengan kata lain,
mempelajari sejarah berarti kita sedang mempersiapkan masa depan.
Semangat Mbak Uttiek untuk melakukan traveling terinspirasi
dari Ibnu Batutah. Ibnu Batutah adalah seorang cendekiawan muslim dari Maroko
yang hidup pada abad ke-14.
Ibnu Batutah masih berusia 21 tahun ketika berangkat berhaji
ke Mekkah. Usai beribadah haji, ia tak pulang ke Maroko. Ia memutuskan untuk
berkelana.
Hampir 30 tahun ia berkelana ke berbagai tempat yang jauh
(termasuk ke Kerajaan Samudra Pasai yang sekarang merupakan wilayah Provinsi
Aceh). Ketika kembali ke Maroko, ia mulai menuliskan kisah-kisahnya selama
traveling.
Marfuah Panji Astuti dan blogger Bandung. |
Kekaguman pada Ibnu Batutah, serta kekaguman pada ayahnya
sendiri, membuat Mbak Uttiek bertekad menuliskan kisah perjalanannya ke
daerah-daerah peradaban Islam.
Dan lagi, nih, menurut pengamatan Mbak Uttiek, generasi
milenial itu suka melakukan traveling. Bahkan menempatkan traveling sebagai
kebutuhan penting, lebih penting daripada memiliki rumah atau kendaraan.
Harapan Mbak Uttiek nih, generasi milenial muslim yang demen
traveling itu juga menyusuri sejarah peradaban Islam.
Sekadar mengingatkan, sejarah mencatat bahwa tak sedikit ilmuwan
muslim yang menemukan berbagai benda yang kita gunakan sekarang.
Tak sedikit pula wilayah-wilayah yang muslim yang dulunya merupakan
pusat-pusat ilmu pengetahuan dan peradaban.
Sayang banget, kan, kalau traveler muslim terutama generasi
milenialnya nggak tahu tentang itu.
Khalifah Tour dan Destinasi Bersejarah
Perjalanan Mbak Uttiek ke Samarkand, Ottoman, dan Andalusia
itu tak lepas dari peran Khalifah Tour.
Biro perjalanan yang dipimpin oleh Rustam Sumarna ini
menyelenggarakan Halal Tour. Halal Tour ini benar-benar diterapkan dalam
perjalanan, termasuk dalam memilih makanan.
Khalifah Tour menyediakan Halal Tour yang benar-benar halal. |
Halal Tour ke Samarkand merupakan salah satu paket yang
ditawarkan oleh Khalifah Tour. Kita bisa memilih Paket 10 hari Uzbekistan atau
Paket 10 hari Uzbekistan + Rusia.
Bagi yang belum tau atau lupa, Samarkand adalah sebuah
kota di negara Uzbekistan.
Hubungi saja Khalifah Tour di nomor telepon 022-8888-5617,
0813-2000-8448, 0811-214-8448. Atau datang langsung saja ke kantor Khalifah
Tour di Jl. Brigjen Katamso No. 11 Bandung.
Tips Menulis dari Mbak Uttiek
Dalam kesempatan meet and greet ini, Mbak Uttiek berbagi tips
travel writing.
Nah kan. Siapa bilang menulis tidak butuh modal? Bukan cuma modal uang untuk traveling tapi juga modal waktu dan tenaga untuk riset.
Tentang mencatat perasaan. Hehe…. Itu juga yang saya lakukan sejak dulu. Itu sebabnya saya masih bisa menulis cerpen dan novel teenlit meski usia sudah bukan remaja lagi. Saya tulis dalam Tips Menulis Novel Remaja
- Sebelum pergi traveling, lakukan riset tentang tempat yang akan dikunjungi. Baca buku dan literatur lainnya.
- Tentukan apa yang akan diangkat dalam tulisan.
- Ketika sedang traveling, rajin membuat catatan tentang tempat yang didatangi dan perasaan saat berada di sana.
Tentang mencatat perasaan. Hehe…. Itu juga yang saya lakukan sejak dulu. Itu sebabnya saya masih bisa menulis cerpen dan novel teenlit meski usia sudah bukan remaja lagi. Saya tulis dalam Tips Menulis Novel Remaja
Btw, terjawabkah siapa Marfuah Panji Astuti yang terasa
familier bagi saya ini?
Ya. Ingatan saya terbuka lagi oleh satu kata kunci: Nakita.
Ketika
anak-anak masih kecil-kecil (sekarang mereka berusia 17 dan 11 tahun), saya sering
membaca Tabloid Nakita. Dan Marfuah Panji Astuti adalah jurnalis di Tabloid Nakita.Foto bareng dengan Mbak Uttiek. |
Salam,
Triani Retno A
Penulis buku anak
Novelis
Blogger Bandung
Asyek yah kalo belajar sejarah sambil jalan-jalan
BalasHapusApalagi kalau jalan-jalannya dibayari ya :D
Hapussha juga pernah baca nakita di rumah, dan gak gatau tabloidnya udah kemana. Tapi gak inget siapa2 yg udah nuisnya. Teh eno keren!
BalasHapusBiasanya para mamah muda yang suka baca Nakita :)
Hapus