Pernah dinyinyiri seperti itu? Saya pernah, dong, dikomentari seperti itu oleh klub ibu-ibu penunggu anak sekolah. Udah lama sih kejadian. Jauh sebelum negara Korona menyerang.
Waktu itu saya nyengir aja. Aslinya,
lagi chatting dengan klien yang naskahnya saya pegang. Klien saya itu seorang
peneliti sekaligus dosen di sebuah PTS di Jakarta.
Pernah juga dikomentari gini oleh teman-teman lama saya: “Ya ampuuun…! Kamu main IG, No? Kayak ABG aja ih!”
Saya mesem aja deh. Iya sih.
Kerjaan saya cuma main di Facebook dan IG. Tapi dari main-main itu saya dapat
uang untuk membiayai hidup saya dan anak-anak.
Sekilas tentang pekerjaan saya bisa dibaca di Bisakah Hidup dari Menulis?
Main-Main Dapat Duit
Dulu mana kepikir kalau “main-main”
di media sosial bisa menghasilkan duit.
Tahun 2008 saya membuat akun Facebook
setelah ngobrol di telepon dengan teman lama.
“No, kamu kan penulis. Masa nggak
punya Facebook sih?”
Waktu itu saya masih sangat asing
dengan Facebook. Apaan sih itu? Buku muka? Muka buku? Buku ditemplokin ke muka?
Penasaran, saya cari di internet.
Dapet. Langsung deh buat akun di sana.
Tahun-tahun berikutnya, saya membuat
akun di Twitter, Instagram, Youtube, dan Tiktok. Tentu saja Whatsapp dan
Telegram juga.
Awalnya memang cuma biar punya aja. Biar bisa terhubung dengan teman-teman lama di berbagai kota. Tapi ternyata banyak hal positif yang bisa dilakukan di media sosial.
Berbagai aplikasi media sosial. |
Membuka Pintu Rezeki
Media sosial bukan
sekadar untuk main-main atau chit-chat hahahihi. Bukan buat ghibah online,
apalagi menyebarkan hoax.
Yang paling umum adalah menggunakan media sosial untuk menjalin
silaturahmi. Terhubung kembali dengan teman-teman semasa sekolah dan kuliah.
Terhubung dengan saudara-saudara di berbagai kota.
Yang tak kalah mengasyikkan,
terhubung dengan teman-teman baru di berbagai penjuru negeri karena persamaan
hobi dan minat.
Banyak kisah persahabatan yang indah terjalin dan berawal dari media sosial. Banyak pula bisnis terjalin karena jaringan pertemanan di media sosial ini. Silaturahmi membuka pintu rezeki.
Kelas Online
Media sosial menjadi tempat untuk banyak kelas online. |
Mengajar di media sosial? Bener banget! Banyak loh kelas-kelas online di Facebook dan grup Whatsapp.
Sebut saja beberapa di antaranya:
kelas menulis, kelas SEO, kelas marketing, kelas coding, kelas animasi, kelas
komik, dan kelas menjahit.
Saya sendiri pernah ikut kelas SEO
dan kelas online marketing. Juga pernah beberapa kali mengisi kelas menulis dan
editing.
Oya, kalau Teman-teman sedang mencari
kelas menulis, saya tetap merekomendasikan kelas-kelas yang saya tulis di Belajar Menulis Pada Ahlinya ini. Udah terbukti
kualitasnya.
Promosi
Naaah, ini juga biasa dilakukan orang
di media sosial. Bukan cuma orang perorangan, loh. Toko dan perusahaan besar
juga kerap menggunakan media sosial untuk promosi.
Bisa promosi gratisan melalui akun
pribadi atau grup-grup. Bisa pula promosi berbayar dengan menggunakan FB Ads
atau IG Ads.
Berjualan
Pandemi membuat jual beli online semakin marak. |
Banyak orang menggunakan Facebook, Instagram, dan Tiktok untuk berjualan. Dari berjualan makanan, pakaian, sampai rumah.
Yang menjual jasa pun banyak. Jasa
desain, jasa titip belanja, jasa editing, jasa menulis artikel, dan sebagainya.
Sering nih, berjualannya di Facebook
atau Instagram, tapi proses selanjutnya melalui Whatsapp.
Coba deh cek link hidup di bio
akun-akun jualan di Instagram. Banyak yang langsung mengantarkan kita ke WA.
Yang kelihatan nyantai chit-chat di
WA bisa jadi sedang mengirim invoice pada pembeli. Atau mungkin sedang menjawab
berbagai pertanyaan dari calon pembeli.
Saya juga berjualan di Facebook.
Tepatnya, berjualan buku. Lebih seringnya sih membuka jasa titip (jastip) dari
berbagai gudang buku atau event perbukuan di Bandung.
Kampanye (Campaign)
Tertarik untuk menjadi influencer? |
Di kalangan buzzer dan influencer, istilah ini sangat familier. Dari gaya hidup, kuliner, keuangan, kecantikan, kesehatan, sampai politik.
Tentu saja, ada uang yang berputar di
sini. Dari recehan 10-15 ribu rupiah, sampai jutaan rupiah.
Penghasilan influencer papan atas
seperti Ria Ricis, Atta Halilintar, Rachel Venya, Awkarin, atau Vindy (make up
artist) mencapai miliaran rupiah per tahun.
Nggak heran kalau pemerintah pun
membidik pajak penghasilan dari mereka.
Nggak heran juga kalau banyak yang melakukan berbagai cara untuk menjadi influencer. Perputaran duitnya legit, Beb.
Personal Branding
Yang di rak itu buku-buku yang mencantumkan nama saya di kavernya :) |
Iyes banget nih, media sosial untuk personal branding. Mau mem-branding diri sebagai apa?
Motivator? Penulis buku? Editor?
Penulis skenario? Travel blogger? Foodies? Chef? Crafter? Make up artist? Istri
cantik serba bisa? Ya sesuaikanlah unggahan dengan tujuan.
Maunya mem-branding diri sebagai motivator tapi isi media sosialnya penuh sumpah serapah dan keluh kesah … apa orang bakal percaya?
Sudah bukan rahasia ya, kalau pemberi
kerja atau pihak yang ingin menjalin kerja sama, mencari informasi melalui
media sosial.
Dua bulan lalu, misalnya. Saya dapat job dadakan dari sebuah instansi. Pukul 8 pagi dihubungi via WA, pukul 12 siang ditunggu di kantor. Sementara saya masih meraba-raba jenis tulisan yang harus saya garap, beliau sudah tahu tentang perjalanan menulis saya dari blog ini dan akun media sosial saya.
Mau tahu pengalaman tak biasa saya ketika mengedit buku dari klien? Mampir deh ke Pengalaman Mengedit Cerita Horor.
Gimana Media Sosial Kita?
Mau gimana kita menggunakan media
sosial kita tentulah terserah kita. Toh kita yang paling tahu untuk apa kita
eksis di media sosial.
Kalau kalian, biasa menggunakan media sosial untuk apa? Semoga untuk hal-hal baik saja, ya.
Salam,
Triani Retno A
Main-main di media sosial bisa dapat duit.
BalasHapusApapun medianya sebaiknya memang digunakan sebaik-baik nya ya mbak, apalagi kalau menghasilkan cuan kayak gini, hehe.
BalasHapusbetulll, ga berasa ya sosial media yang awalnya tempat main-main malah bisa diaktivasi jadi tempat konten kreatif dan menghasilkan pendatapan. Dulu aku bikin blog cuma buat naruh tugas-tugas kuliah, terus geser ke cerita perjalanan, eh akhirnya bisa jadi ladang usaha hehe, sosmed pun demikian. Tapi emang kalau mau serius mencari pendapatan disosmed ya harus bangun branding dan kualitas kontennya jgua ya.
BalasHapusBanyak banget ya manfaat yang bisa didapatkan dari main-main di media sosial... Tergantung bagaimana cara kita memakainya...
BalasHapusBanyak sekali ya main media sosial. Bisa bermacam-macam sampai menghasilkan uang. Nggak cuma buangin kuota hehe
BalasHapusNah, aku setuju banget, media sosial bukan hanya menjadi ajang numpang tenar aja kok, tapi banyak hal yang kita dapatkan lebih dari itu. Informasi, ilmu, dan sebagainya.
BalasHapusYa ampun mba saya juga sering digituin sama tetangga dikira mainan hp aja buka sosmed doang. Padahal ada kerjaan di sana. Sama teman-teman angkatanku juga jarang yang main IG dibilang byk mudarat nya. Hehe. Aku jawab iya soalnya kalo aku kupakai buat kerja. Ngeblog pun skrg diminta share ke medsos kan
BalasHapusBener banget sih. Keliahatannya mainan hape doank. Tapi sebenarnya lagi kerja cari duit wkwkwk
BalasHapusWah betul sekali mba.. Jadi kalau ada orang yang bilang, ngapain sih sosmed-an mulu.. Belum tahu aja dia kalau sekarang kita bisa menghasilkan uang dari sosmed, hehehe
BalasHapusSebenarnya segala sesuatu bisa jadi positif atau negatif ya tergantung pemakainya bagaimana cara dia menggunakannya. Kayak sosmed, kalau berlebihan dan hanya untuk hal2 yang nggak berguna ya jadinya negatif.
BalasHapusKalau aku media sosial itu track record untuk masa depan anak anak
BalasHapusIngin sekali mereka sukses tanpa terkendala media sosial orang tuanya
Ya, ada teman anaknya batal dapat beasiswa karena isi media sosialnya penuh dengan ujaran kebencian sih
Ah bener banget ini, daripada ngescroll doang memang dapat informasi dan hiburan, tapi kalau bisa dapat duit juga kenapa nggak? Minimal nggak puyeng bayar kuota dan biaya berlangganan streaming film, hehehe.
BalasHapusMulutmu harimaumu. Begitu juga dengan sosmedmu. Bahkan beberapa HRD kini memantau kita dari kicauan sosmed. Kalo ga bener di sosmed, jadi catatan merah bagi mereka untuk terus melanjutkan proses rekrutmen/tdk. Buat ngasilin cuan? Ya bisa banget. Sekarang aja aku mulai menghasilkan cuan meski blm segede gaji pas kerja di perusahaan. Namun setidaknya kalo ditekuni, sebenarnya ngocek di sosmed ini juga menghasilkan.
BalasHapusSetujuu bangett kak. Aku dlu juga sering kok dinyinyirinn macam itu. Kerjaaannya di depan laptop atau hp mulu wkwkwkw. Tp mereka gatau aja kan yaa. Hihii duduk depan layar aja bs dapat cuan
BalasHapushehe iya kak sekarng mah di media sosial juga bisa menghasilkan yaa.. biasanya orang yang gak tau atau orang2 generasi X yang ngeliatnya kita cuma buang2 waktu hihi
BalasHapusSetuju, terutama untuk personal branding ya,mbak. Plus cari duit. Kan asyik, hobi dan dapat bayaran dikerjakan dari rumah lagi, plus main-main medsos lagi.
BalasHapusAsik banget ya belajar online baik di media sosial bisa menghasilkan uang saat ini
BalasHapusAlhamdulillah udah dapat banyak penghasilan dari media sosial meskipun hasilnya gak tentu. Lumayan buat jajan anak-anak yah.
BalasHapusMedia sosial yang saya pakai lebih seringnya instagram dan twitter, facebok dah jarang sekali sya buka dan update. Enak sih curhat di twitter, sedangkan di instagram lebih suka sharing foto.
BalasHapusMedia sosial emang penting banget sih di masa sekarang, apapun kerjaannya, sepertinya media sosial ini bisa jadi salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan sampingan atau malah menunjang pekerjaan utama kita. Apalagi kalau buat freelancer, media sosial bisa banget buat bikin makin banyak klien yang nyantol ke kita atau nambahin portofolio
BalasHapusiya nih, sejak gabung di beberapa grup dapat manfaatnya bisa join beberapa campaign untuk media sosial, lumayan dapet jajan hehe
BalasHapusAku juga mainnya medsos melulu di hp. Dinyinyirin iya, hehe. Tapi ya medsosnya akhir2 ini lebih ke digunakan buat cari cuan sih. Kalo dulu sekadar punya buat eksis aja. Gimana kita menggunakannya aja sih, yg penting bukan utk hal negatif & nyebarin hoax
BalasHapus