Nulis duet? Nama saya memang pernah tertera di cover buku berdua dengan orang lain. Di buku Dari Do It Menjadi Duit dengan Ibu Yanty Isa (pengusaha) dan di buku Keajaiban Cinta Rasul dengan Arif Rahman Lubis (ustaz).
Namun, posisi saya di sana adalah sebagai co-writer. Kalau benar-benar menulis buku secara duet ya baru di novel DIMENSI ini.
Mulai Menulis Duet
Awalnya saya dan Rassa sering
inbox-an di FB dan SMS-an. Lalu, suatu hari di bulan April saya iseng bilang, “Sa,
nulis duet yuk. Tentang anak indigo.”
SMS balasan dari Rassa sampai
tanpa pakai lama. “Yuk! Sa juga udah mikir kayak gitu, Mbak.”
Nah, beres deh. Ide besarnya udah sama. Ini penting, lho. Bayangin aja kalo dua orang nulis duet tapi yang satu nggak tertarik dengan tema yang akan digarap. Jadi, poin pertama adalah: minat harus sama.
Beres dengan tema, membuat
karakterisasi. Saya membuat karakter Keira Luvena. Keira ini cewek periang, punya kadar kebawelan di
atas rata-rata, dan girlie banget. Repotnya, Keira ini gampang panik dan suka
mikir kejauhan.
Rassa membuat karakter Zhafira Massawa. Zha ini tomboy banget, suka main basket, dan indigo.
Rassa membuat karakter Zhafira Massawa. Zha ini tomboy banget, suka main basket, dan indigo.
Supaya lebih rame, mesti ada
tokoh cowoknya, dong. Kami memunculkan tokoh Aldiano Dewanto dan Sam August
sebagai teman Keira dan Zha di di SMA 215 Bandung. Juga ada Keanu, adik semata
wayang Keira.
Selanjutnya, membuat outline.
Sebenarnya saya nggak selalu pakai outline untuk menulis novel.
Itu sebabnya kalau ada yang nanya “Mesti pakai outline nggak sih kalau mau nulis novel?”, jawaban saya adalah nggak harus. Sesuaikan aja dengan kebutuhan.
Itu sebabnya kalau ada yang nanya “Mesti pakai outline nggak sih kalau mau nulis novel?”, jawaban saya adalah nggak harus. Sesuaikan aja dengan kebutuhan.
Untuk novel duet ini saya
menganggap perlu-wajib-kudu-harus pakai sinopsis dan outline bab per bab, dari
bab 1 sampai bab terakhir. Tanpa outline,
bakal repot, deh.
Dua orang lho yang nulis. Cerita pun akan berpotensi ngalor ngidul ke 16 penjuru mata angin.
Dua orang lho yang nulis. Cerita pun akan berpotensi ngalor ngidul ke 16 penjuru mata angin.
Setelah sinopsis dan outline
ini jadi, kami tentukan siapa menggarap bab berapa. Untuk tiap bab, kami
targetkan selesai dalam waktu satu minggu.
Pada praktiknya, sih, saya cuma bisa nulis pada hari Sabtu dan Minggu. Pada hari-hari lainnya, kan, saya mesti kerja.
Pada praktiknya, sih, saya cuma bisa nulis pada hari Sabtu dan Minggu. Pada hari-hari lainnya, kan, saya mesti kerja.
Deadline yang kami sepakati adalah 21 Mei 2013. Kenapa 21 Mei?
Hehe…. Soalnya setelah itu saya mau konsen nulis naskah LIMIT buat diikutkan
dalam Lomba Novel Bluestroberi Penerbit Ice Cube (LIMIT ini kemudian jadi salah
satu pemenang lomba novel tersebut. Terbit bulan Maret 2014.
Nyatanya sih, sambil menunggu Rassa menulis bagiannya (untuk kemudian saya lanjutkan), saya sudah mulai menulis novel LIMIT.
Nyatanya sih, sambil menunggu Rassa menulis bagiannya (untuk kemudian saya lanjutkan), saya sudah mulai menulis novel LIMIT.
Yuuup, tepat banget. Saya jadi
menulis dua novel sekaligus dalam satu periode waktu. Repot juga ternyata. Nama
Keira pernah nyasar ke novel LIMIT, dan nama
Keala pernah tersesat ke novel DIMENSI.
Silakan mampir ke blogpost yang ini untuk lebih luas tentang menulis novel.
Untung hanya nama yang nyasar karena karakter dua cewek bernama mirip ini jauh berbeda.
Sooo, poin kedua dalam menulis novel duet adalah membuat karakterisasi dan outline bab demi bab.
Dengan outline dan jadwal begini, kami berhasil menyelesaikan naskah ini tepat waktu. Selesai menulis, giliran self-editing. Lalu, tanggal 28 Mei 2013 naskah ini meluncur ke Penerbit Elex Media Komputindo.
Riset dalam Menulis Novel
Dalam novel ini ada beberapa
adegan masa lalu. No! Bukan masa lalu yang seminggu atau sebulan lalu. Masa lalu di sini adalah puluhan hingga ratusan tahun yang lalu.
Jadi, kami pun riset dengan cara kami masing-masing. Mbah Google dan Youtube berjasa banyak banget untuk ngasih info tentang Bandung tempo doeloe.
Saya pernah sampai nggak tidur gara-gara keasyikan nonton di Youtube. Beberapa film dokumenter saya tonton berkali-kali.
Jadi, kami pun riset dengan cara kami masing-masing. Mbah Google dan Youtube berjasa banyak banget untuk ngasih info tentang Bandung tempo doeloe.
Saya pernah sampai nggak tidur gara-gara keasyikan nonton di Youtube. Beberapa film dokumenter saya tonton berkali-kali.
Dalam riset ini, ada satu hal
yang bikin saya gregetan dan kesel banget. Tau apa? Saya nggak berhasil
menemukan kliping Bandung Tempo Doeloe milik saya.
Huaaa….! Sebel! Itu koleksi saya sejak zaman kuliah dulu. Kebanyakan isinya adalah tulisan (alm) Haryoto Kunto yang dimuat di harian Pikiran Rakyat. Saya kumpulkan sedikit demi sedikit dan sekarang… saya lupa di mana nyimpen kliping itu … :(
Huaaa….! Sebel! Itu koleksi saya sejak zaman kuliah dulu. Kebanyakan isinya adalah tulisan (alm) Haryoto Kunto yang dimuat di harian Pikiran Rakyat. Saya kumpulkan sedikit demi sedikit dan sekarang… saya lupa di mana nyimpen kliping itu … :(
Riset yang dilakukan Rassa?
Hm… kasih tau nggak, yaaa? Hehehe….
Judul Naskah Novel
Awalnya, judul naskah ini
adalah DREAMER. Namun, editor saya, Mbak Andri berpendapat judul ini kurang
nendang. Setelah diskusi dan diskusi, akhirnya kami semua sepakat menggunakan
judul DIMENSI.
Seneng rasanya dieditori oleh
Mbak Andri. Sama seperti Mbak Afri yang mengeditori novel saya IT’S NOT A DREAM, Mbak Andri juga kooperatif, teliti, dan cihuy banget.
Bagaimanapun, mata editor dan penulis itu berbeda. Editor sering melihat apa yang tak terlihat oleh penulis.
Bagaimanapun, mata editor dan penulis itu berbeda. Editor sering melihat apa yang tak terlihat oleh penulis.
Seputar novel Dimensi juga bisa dibaca di blogpost Talkshow novel Dimensi di Radio MQFM
Oya, sebelumnya naskah ini
dipegang Mbak Nana Kusuma. Namun, karena Mbak Nana resign, naskah ini pindah ke
Mbak Andri. Nggak masalah, sih. Dua-duanya editor yang keren dan cihuy banget.
Nah, sekarang tunggu apa
lagi? Yuk, langsung ke toko buku untuk mengadopsi novel DIMENSI.
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.