Random masuk ke kedai kopi lalu
mendapatkan minuman kopi yang rasanya ENAK dengan harga terjangkau itu rasanya
… bahagia banget!
Salah satu kedai kopi di Bandung yang pernah saya datangi secara random tanpa rencana dan saya puas banget adalah Cokotetra di Dago.
Tapi Selasa 12 Oktober 2021 kemarin
saya sama sekali tidak mengarah ke Dago.
Selasa pagi saya mengarah ke pusat
Kota Bandung untuk menyelesaikan beberapa urusan.
Rencananya, selesai urusan saya akan mampir ke kampus Sanggabuana. Mau nyicipin kopi di Kupie Lon yang berlokasi di sana. Kalau bawa nama Aceh begitu, mestinya enak. Eh, ternyata kedai kopi yang dituju itu tutup.
Bandung yang panas terik siang itu
bikin saya nggak bisa mikir. Pengennya menikmati segelas es kopi. Ya sudahlah,
pulang saja.
Ada beberapa kedai kopi di jalan
menuju rumah. Siang itu saya mampir sebuah tempat ngopi di Bandung timur.
Namanya Coger Madani.
Mampir-mampir ngopi saya di coffee
shop terbaik di Bandung lainnya bisa dibaca di blogpost ini:
Ruangan Sederhana
Ruangan Coger Madani ini sederhana
saya. Sebuah meja barista. Dua meja persegi masing-masing dengan 4 kursi. Tiga
meja bundar dengan 2 kursi. Di bagian luar ada dua meja kayu lagi.
Dindingnya ditutup wallpaper bermotif
bata. Sepi. Tak ada suara musik seperti layaknya sebuah kedai kopi.
Sesederhana ini ruangannya. |
Pintu tunggal Coger Madani terbuka lebar. Menandakan ruangan ini tak menggunakan AC alias pendingin ruangan.
Ada tiga orang laki-laki di meja bar.
Ketiganya ramah menyambut. Salah satunya ternyata sang pemilik (merangkap
barista). Seorang pemuda yang bersamanya juga barista. Seorang lagi juru masak.
Juru masak?
Yes. Kedai kopi di Bandung yang satu ini
juga menjual tongseng dan sate maranggi. Tapi siang itu saya cuma ingin minum es
kopi dan sedikit ngemil.
Signature Drink
Menu-menu andalan Coger Coffee
tertulis di sebuah papan tulis kecil di dekat meja bar. Untuk makanan, tentu
saja sate maranggi menjadi jagoannya.
Untuk minuman … harganya bikin saya
ingin bersiul. Tapi sayangnya saya nggak bisa bersiul.
Mahal?
Justru sebaliknya. Murah! Hanya 10-15
ribu rupiah per gelas. Di daftar menu yang tergeletak di bawah papan tulis itu
bahkan ada menu kopi dengan harga “seikhlasnya”.
Ada satu menu yang saya nggak
familier. Bon Crema. Apaan sih itu? Sepupunya Cash Crema? Atau minumnya boleh
ngebon?
Daftar menu di Coger Madani. |
Ternyata Bon Crema itu es kopi susu juga. Bedanya dengan es kopi susu biasa adalah pada crema atau foam kismisnya.
“Bon Crema ini signature drink
kami,” kata Pak Iqbal, pemilik Coger Madani.
Saya langsung pesen satu, deh. “Pakai
gelas biasa, ya, Pak. Jangan pakai gelas plastik.”
Sebuah kehormatan, pesanan saya diracik
langsung oleh Pak Iqbal. Beliau mantan bankir yang banting setir jadi pengusaha
kuliner.
Terkait kopi dan ngopi bisa juga mampir ke sini:
Kopi Favorit
Segelas bon crema diantar ke meja
saya. Terlihat seperti ada tiga lapisan di dalam gelas. Kopi, susu, dan foam
kental.
“Foam-nya tidak akan mencair,”
kata Pak Iqbal.
Bon Crema, signature drink-nya Coger. |
Ah masa sih?
Temen-temen yang pernah baca review saya
atas coffee shop di Bandung dan kota-kota lainnya pasti tahu gimana cara
saya minum kopi. Kalau pesan es kopi susu (apa pun variannya) nggak saya aduk.
Biar terasa lapis demi lapisnya. Biar aja cairan-cairan dalam gelas itu nanti
nyampur dengan sendirinya.
Ah, betul tebakan kalian. Saya juga
penganut aliran “bubur ayam tidak diaduk” garis keras.
Balik ke kopi susu deh. Yang
udah-udah, dalam waktu setengah jam aja udah kopi, susu, dan foam dalam gelas
sudah bercampur dengan sendirinya. Bon crema ini … masa sih nggak mencair.
Di bagian bawah gelas ada warna
kecokelatan kopi yang tercampur susu UHT.
Toleransi saya pada susu segar
termasuk rendah. Tinggi lemak, langsung mual. Yang ini, rasa manis gurih
susunya bisa saya terima. Pahit kopinya pun masih terasa.
Setengah jam, satu jam … cairan kopi
dan susu mulai bercampur. Tapi foam-nya tidak. Tetap berbentuk lapisan sendiri.
Tetap kental, manis dan lembut seperti es krim. Dinginnya aja yang berkurang.
Terbukti, foam Bon Crema tidak mencair. Rasanya seperti es krim nih. |
Ohooo… saya bakal sering ke tempat ngopi di Bandung timur ini nih.
Coger Madani memang tidak termasuk
kategori coffee shop instagramable di Bandung. Tapi saya sudah jatuh cinta pada
cita rasa bon crema andalannya.
Kopi Harga Seikhlasnya
Nah, ini yang unik menarik dari Coger
Madani ini. Sebanyak 7 jenis minuman kopi (non-milk) dibandrol dengan
harga “seikhlasnya”.
Berapa? Ya seikhlasnya. Terserah yang
membeli. Berapa aja diterima kok.
Espresso, americano, V-60 dengan harga seikhlasnya. |
Lucunya, ada kopi yang kemudian
dikenal dengan nama “Kopi Danu” gara-gara ada mamang ojek bernama Danu suka
membeli kopi jenis itu.
Jadilah mamang-mamang ojek lainnya
menyebut kopi itu “Kopi Danu”. Kopi yang sering dipesan oleh Danu.
Fyi, Coger Madani ini memang terletak
seengklekan doang dari pangkalan ojek Cijambe.
Kenapa ngasih harga seikhlasnya ya?
Agar tampil beda dengan coffee shop terkenal di Bandung yang buanyak sekali
jumlahnya?
Ternyata nih, karena Coger ingin
memperkenalkan rasa kopi yang sesungguhnya pada masyarakat luas. Bukan kopi
sachet yang lebih banyak essen, gula,
dan krimernya.
Hm … saya jadi teringat kampanye Kopi Jujur yang pernah saya ikuti pada awal masa
pandemi.
Omong-omong sachet, sedikit masukan
nih buat cireng rujaknya. Cirengnya mah gurih dan renyah. Apalagi kalau dimakan
pas masih hangat. Nagih banget!
Cireng gurih renyah di Coger Madani. |
Pasti akan lebih enak kalau bumbu rujaknya diganti pakai bumbu rujak beneran. Kalau pakai sambal dan saos sachet mah atuh … bukan bumbu rujak.
Kedai Kopi di Bandung Timur
Coger Madani ini buka di Ruko Madani
Regency ini pada bulan Desember 2020. Kalau Sate Maranggi (pemiliknya ya Pak
Iqbal juga) sudah tiga tahun.
Sebenarnya saya sering banget
melewati Coger Madani ini. Gimana enggak, lokasinya di jalan utama menuju
kompleks saya dan banyak perumahan lain di kawasan Ujungberung ini.
Tapi belum ada keinginan buat mampir.
Saya lebih sering ke The Warung Kopi atau Janji Kopi.
Ketika Janji Kopi tutup pada awal
2021, saya merasa kehilangan tempat ngopi di Bandung timur untuk numpang kerja.
Sampai kemudian saya “menemukan”
Coger Madani ini. Seneng banget!
Kedai Kopi Coger Madani di Ruko Madani Regency. |
Kedai Kopi Coger Madani
Seperti saya cerita di awal, di Kedai
Kopi Coger Madani ini tidak ada AC. Alasannya? Untuk menepis kesan mahal! Pintu
yang selalu terbuka tak ubahnya mempersilakan siapa pun yang ingin minum kopi
untuk masuk.
Gerah? Relatif. Saya sih biasa aja. Di rumah juga nggak pakai AC dan tetap nyaman.
Di Coger Madani juga nggak ada musik. Kalau kalian tipe yang hanya bisa bekerja jika diiringi musik, bawa saja earphone untuk mendengarkan musik dari gawai sendiri.
Meski no AC no music, wifi tetap ada
kok dan cukup kencang. Toilet juga ada. Mau shalat? Bisa ke masjid beberapa langkah dari kedai
kopi ini.
Dan tenang, minuman kopi di sini
tidak memakai rhum. Insya Allah, enaknya halal.
Kedua kalinya ke Coger Madani, saya pesan cappuccino. Enak, tapi favorit saya tetap Bon Crema. |
Kedai Kopi Coger adalah kedai kopi franchise syariah milik Steven Indra Wibowo. Saat ini sudah ada 40an kedai kopi Coger di seluruh Indonesia.
Mau ngobrol tentang kopi di Coger
Madani? Pak Iqbal teman mengobrol yang seru tentang kopi!
Kalau kalian mau ke kedai kopi di
Bandung ini, alamatnya ada di bawah ini.
Alamat Kedai Kopi Coger Madani
Ruko Madani Regency No.3
Jl. Cijambe, Ujungberung, Bandung
Jam buka: Senin-Kamis, Sabtu, Minggu:
10.00-21.00 WIB.
Jumat: 13.00-21.00 WIB.
Order online: Shopeefood dan GoFood.
Instagram: coger.madani
Salam,
Kedai kopi franchise syariah pertama di Indonesia milik Steven Indra Wibowo.
BalasHapusAstagaa konsep konsep kedai kopinya unik banget😆 bisa aja bayar seikhalassnya, seribu bisa gak? Becandaa.
BalasHapusWah, ini sih beneran ngopi yaaa.
BalasHapusboleh nitip kopinya dulu ngga kalau mau shola keluar dulu.
BalasHapusWahhh unik banget nih bisa bayar seiklasnya gitu yaa, beda banget sama yang lain-lain.. Kalau enak dan tempatnya nyaman banget kek gini sih, worth it banget.
BalasHapusWah ada menu bayar seikhlasnya buat kopi ya, baru tau ada, idenya beda dari coffee shop lainnya
BalasHapusKonsep seikhlasnya tuh sebenernya memang menarik buat diteliti, tapi balik lagi, karena enggak hanya bisa dihitung pakai kalkulator manusia. Tapi di ilmu ekonomi, ini termasuk marketing yang bantu narik konsumen lain.
BalasHapusKok bisa yaaa bayar seikhlasnya apa tidak merugi? Semoga kafenya terus bertahan karena menunya enak-enak dan ramah di kantong.. Jadi kangen nulis naskah di kafe lagi Teh..
BalasHapuswah makasi kak informasinya, ntar kalo ke bandung mau coba deh wkwkw
BalasHapusJauhnya dari ku, padahal menarik itu foamnya nggak lumer ya. Menariknya juga kok bisa ada harga seikhlasnya, keren nihh
BalasHapusKonsep bayar seikhlasnya ini yang menarik, hari gini lho apalagi sajian kopi dan tempatnya nyaman begini. Pas lapar bisa deh sekalian pesan tongseng atau sate maranggi, enggak perlu kemana-mana lagi isi perut saat hang out. Keren idenya Coger Madani!
BalasHapusUnik juga nih mba yang Bon Crema. Sensasi menyendok foamnya sedikit demi sedikit asyik banget ya. Sambil ngobrol sama teman atau ngetik gitu menyenangkan sekali nih.
BalasHapusseru banget ya kak bisa bayar kopi dengan harga seikhlasnya, semoga suatu saat saya bisa mampir kesana untuk sekedar ngopi
BalasHapusnoted ulu nih mb alamatnya, siapa tahu kalo pas ke bandung bisa icip-icip kopinya, jadi penasaran sama harga kopi yg seikhlasnya itu lho, he
BalasHapusbisa bayar seikhlasnya? seriusan? perlu banget nih wkwk terutama untuk kalangan anak sekolah dan mahasiswa
BalasHapusUnik sekali ya kedai kopi ini. Kopinya juga unik karena cream-nya ga larut. Harga untuk 7 varian kopi juga seikhlasnya. Kira-kira kalau dibayar 1000 rupiah, masih senyum ga ya?
BalasHapusWah mantap ini ada yang nerapin sistem harga seikhlasnya, tanpa disadari ini menjadi penglaris juga lho
BalasHapuswah mantap ada sate marangi, jadi pengen mampir :D
BalasHapus