Anak-anak biasanya suka kemping. Entah kemping beneran di alam terbuka atau kemping-kempingan di teras rumah.
Apalagi anak-anak yang masih kecil. Hm … sampai usia SD, deh. Ya ampuuun … ramenya!
Baca juga yang ini ya:
Kemping Bareng Anak
Ketika anak-anak saya masih kecil,
mereka juga senang main kemping-kempingan. Kami sampai membeli tenda kecil buat
kemping.
Tenda kecil itu memang diperuntukkan bagi
anak-anak. Lengkap dengan warna – warni yang ceria dan gambar tokoh kartun kesayangan.
Anak-anak selalu heboh mempersiapkan
segala macam printilan buat kemping. Selimut, boneka, mainan, beraneka camilan,
botol berisi minuman, buku-buku cerita, guling kesayangan….
Seperti mau kemping jauh aja. Padahal,
mah cuma kemping di bawah pohon mangga di halaman rumah. Kalau tiba-tiba turun
hujan ya … tinggal lari masuk ke rumah. Hehe …
Tapi dulu waktu saya kecil juga sama
aja, sih. Selalu excited kalau akan kemping.
Bagi anak-anak, kemping begini tak
ubahnya sebuah petualangan. Seru dan menyenangkan. Imajinasi akan berlompatan
kian kemari.
Lebih-lebih kalau malam hari cerah. Bisa
leluasa menikmati pemandangan indah di atas sana. Langit bertabur bintang
selalu terlihat memesona.
Bagi orangtua, kemping bersama
anak-anak begini juga menjadi momen untuk quality time. Untuk memperkuat
bonding dengan mereka.
Gembira Bersama
Acara kemping ini biasanya ditunggu-tunggu
oleh anak-anak. Minimalkanlah kemungkinan munculnya hal-hal yang bisa merusak
kegembiraan itu.
Percaya atau tidak, orangtua
kadang-kadang muncul sebagai “perusak” kegembiraan, loh.
Misalnya nih, terlalu banyak
melarang, selalu menyuruh ini itu, mengomel, mengeluh, marah-marah, atau malah
mengungkit-ungkit nilai ulangan yang dapat angka merah.
Duh, bisa ambyar deh rasa gembira
karena kemping. Berganti dengan rasa bete. Apa enaknya sih kemping sambil diomeli?
Hehe … jadi tahan diri ya, Bun.
Jangan sampai kita menjadi perusak suasana gembira itu.
Kemping sebagai family time. |
Kegembiraan saat kemping pun bisa ambyar karena serangga. Betul banget, serangga. Bukan harimau, singa, atau serigala. Bukan pula T-Rex dan dinosaurus buas lainnya seperti dalam imajinasi anak-anak.
Binatang-binatang besar dan buas itu
tidak akan tiba-tiba muncul di halaman belakang rumah kita. Kecuali mungkin kalau
rumah kita berbatasan langsung dengan hutan.
Tapi serangga bisa datang tanpa kita
sadari. Tahu-tahu saja binatang kecil itu sudah menggigit kulit. Si kecil pun
menangis kesakitan karenanya.
Kalau tahu bagaimana cara mengobati
gigitan serangga, Bunda tidak perlu panik.
Gigitan Serangga
Ada beberapa jenis serangga yang
sering mengganggu acara kemping ini. Yang paling sering adalah nyamuk, semut, serta
lebah dan tawon. Namun, serangga lain seperti laba-laba pun mesti diwaspadai.
Semut
Biasanya sih gigitan semut tidak
berbahaya. Umumnya hanya menimbulkan rasa gatal, serta bentol dan panas di bagian
kulit yang digigit.
Namun, waspadai semut api. Tak jarang
gigitannya menimbulkan rasa nyeri. Gatal dan panas yang ditimbulkannya juga terasa
tidak nyaman.
Gigitan semut api ini mengandung
racun yang dapat menyebabkan anafilaksis.
Anafilaksis ini merupakan suatu
reaksi alergi yang parah, dan dapat terjadi secara cepat. Jika tidak segera
ditangani, anafilaksis dapat menyebabkan kematian.
Nyamuk
Gigitan nyamuk juga menimbulkan bentol
dan gatal. Dibandingkan semut, gigitan nyamuk lebih sering menimbulkan penyakit.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan
oleh nyamuk adalah malaria, demam berdarah, zika, dan chikungunya.
Duh, gatal-gatal karena digigit
nyamuk saja sudah nggak enak, ya. Apalagi kalau sampai terkena berbagai penyakit.
Lebah dan Tawon
“Awas, ada tawon!”
Begitu biasanya kita memperingatkan
anak-anak. Tidak berlebihan, sih. Gigitan (tepatnya sengatan) lebah dan tawon
ini bisa menimbulkan bengkak yang menyakitkan.
Gigitan lebah juga mengandung racun
yang menyebabkan anafilaksis.
Segera Tangani
Suasana gembira saat kemping bisa
berubah total kalau anak-anak sampai menangis karena digigit serangga. Agar tak
keterusan, sebaiknya segera beri penanganan yang tepat.
Bagaimana cara mengobati gigitan serangga? Begini caranya.
- Jika sengat lebah terlihat menancap
di kulit, segera dicabut. Bentuk sengat ini seperti jarum kecil.
- Basuh bagiah kulit yang digigit
serangga dengan air dan sabun. Gunanya untuk mengurangi rasa gatal dan panas.
- Jika perlu, kompres bekas gigitan
serangga itu dengan kompres air dingin. Gunanya untuk mengurangi bengkak dan
rasa gatal.
- Gunakan salep Zambuk untuk meredakan
rasa nyeri dan gatal akibat gigitan serangga.
Salep Zambuk mengandung bahan aktif minyak eucalyptus, minyak kapur barus (camphor), minyak thyme, dan colophony.Salep Zambuk.
Oleskan dengan lembut di bagian kulit yang digigit oleh serangga. Salep berwarna hijau produksi Bayer ini bisa digunakan untuk anak di atas usia 2 tahun. Namun, penggunaannya pada anak-anak (usia 2-12 tahun) harus di bawah pengawasan orangtua.
Oya, salep Zambuk ini juga bisa digunakan untuk membantu meredakan sakit akibat memar dan terkilir ringan.
Mau Kemping di Mana?
Jadi, sekarang mau kemping ke mana
nih, Bun?
Bunda tak perlu berkecil hati kalau
tak bisa mengajak anak-anak kemping di camping ground yang ngehits.
Percaya deh, kemping di halaman rumah
pun bisa menjadi momen yang menyenangkan. Momen yang akan terekam manis dalam memori
anak-anak.
Salam,
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.