Menonton atlet kesayangan berlaga dalam sebuah turnamen selalu terasa seru dan menegangkan. Soral-sorai dan yel-yel terus bergema memberi semangat.
Namun, apa jadinya jika sang atlet mengalami cedera olahraga di tengah-tengah pertandingan?
Hiks, ikut nyeri dan ngilu rasanya. Rasa kecewa karena atlet kesayangan tak bisa melanjutkan pertandingan kalah oleh rasa sedih dan khawatir akan keselamatannya.
Kalau soal kecewa, percayalah, mereka pun kecewa, apalagi jika bertanding membawa nama negara.
Yerembia Rambitan, misalnya. Atlet bulutangkis ganda putra itu mengalami cedera dalam babak perempat final East Ventures Indonesia Open 2022.
Kemenangan yang sudah di depan mata harus terlepas ke tangan tim Malaysia. Pelatih tim Malaysia pun sampai menitikkan air mata melihat perjuangan Yerembia menyelesaikan pertandingan sambil menahan sakit.
Baca Juga: Yuk, Waspadai Gagal Jantung
Pada cedera berat, tak sedikit pula yang harus beristirahat sampai hitungan tahun, bahkan terpakasa pensiun dini sebagai atlet karena kondisi fisik tak lagi memungkinkan.
Apakah cedera itu terjadi karena tidak melakukan pemanasan?
Ternyata tidak juga. Mengutip dari buku Sport Massage: Panduan Praktis Merawat dan Mereposisi Cedera Tubuh (Tommy Fondy, 2016), cedera tetap bisa terjadi meskipun telah melakukan cukup peregangan dan pemanasan sebelum berolahraga.
Cedera ini bisa terjadi pada siapa pun, baik masyarakat biasa yang sedang berolahraga maupun atlet profesional yang sangat terlatih. Terutama olahraga yang menuntut untuk banyak bergerak, misalnya bulutangkis, sepak bola, basket, voli, lari, dan bersepeda. Begitu juga dengan olahraga seperti angkat berat.
Ada 5 jenis cedera yang sering terjadi ketika berolahraga, yaitu:
Baca Juga: Pemeriksaan Ginekologi, Yuk Cari Tahu
Untuk mengurangi risiko mengalami cedera olahraga, dr. Anita Suryani, Sp.KO menganjurkan untuk selalu melakukan pemanasan terlebih dahulu.
Selain itu, bagian tubuh yang rentan mengalami cedera juga perlu dilatih secata khusus. Misalnya rutin berlatih penguatan dan fleksibilitas otot bahu, punggung atas, dan bagian inti tubuh jika sering berolahraga tenis dan renang.
Dokter spesialis kedokteran olahraga di RS EMC Sentul ini juga memberikan tips pertolongan pertama pada cedera olahraga, yaitu:
Untuk penanganan lebih lanjut, orang yang mengalami cedera tersebut perlu segera dibawa ke dokter atau rumah sakit. Lebih baik lagi jika di rumah sakit tersebut ada dokter spesialis ortopedi
Rumah Sakit EMC adalah salah satu rumah sakit rujukan dengan dokter spesialis ortopedi yang akan membantu memperbaiki kondisi tulang yang cedera. Perawatan yang tepat akan membantu memulihkan kondisi penderita cedera olahraga.
Risiko terjadinya cedera saat berolahraga hendaknya tidak membuat kita takut untuk berolahraga karena manfaatnya bagi kesehatan jauh lebih banyak. Yang penting, lakukan pemanasan dan latihan secara teratur, serta segera ke dokter jika mengalami cedera.
Baca Juga: Yuk, Waspadai Gagal Jantung
Jenis Cedera Olahraga
Seperti namanya, cedera olahraga ini terjadi pada saat seseorang sedang berolahraga. Cedera olahraga seperti itu bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk pulih.Pada cedera berat, tak sedikit pula yang harus beristirahat sampai hitungan tahun, bahkan terpakasa pensiun dini sebagai atlet karena kondisi fisik tak lagi memungkinkan.
Apakah cedera itu terjadi karena tidak melakukan pemanasan?
Ternyata tidak juga. Mengutip dari buku Sport Massage: Panduan Praktis Merawat dan Mereposisi Cedera Tubuh (Tommy Fondy, 2016), cedera tetap bisa terjadi meskipun telah melakukan cukup peregangan dan pemanasan sebelum berolahraga.
Cedera ini bisa terjadi pada siapa pun, baik masyarakat biasa yang sedang berolahraga maupun atlet profesional yang sangat terlatih. Terutama olahraga yang menuntut untuk banyak bergerak, misalnya bulutangkis, sepak bola, basket, voli, lari, dan bersepeda. Begitu juga dengan olahraga seperti angkat berat.
Ada 5 jenis cedera yang sering terjadi ketika berolahraga, yaitu:
1. Cedera bahu
Cedera ini kerap terjadi pada olahraga seperti berenang, tenis, bulutangkis, dan golf yang banyak menggerakkan bahu.2. Cedera pinggang
Golf, bersepeda, dan mengangkat beban termasuk jenis olahraga yang berisiko menimbulkan cedera pada pinggang.3. Cedera lutut
Cedera jenis ini biasa terjadi pada olahraga lari, sepak bola, dan voli yang mengandalkan lutut sebagai tumpuan.4. Cedera tulang kering
Cedera pada bagian ini ditandai dengan nyeri pada tulang kering dan otot-otot di sekitarnya.5. Cedera pergelangan kaki (keseleo)
Cedera jenis ini paling sering terjadi, bahkan bisa terjadi ketika kita melakukan latihan peregangan.Baca Juga: Pemeriksaan Ginekologi, Yuk Cari Tahu
Penanganan pada Cedera
Pertolongan pertama pada cedera olahraga. Foto: Unsplash. |
Untuk mengurangi risiko mengalami cedera olahraga, dr. Anita Suryani, Sp.KO menganjurkan untuk selalu melakukan pemanasan terlebih dahulu.
Selain itu, bagian tubuh yang rentan mengalami cedera juga perlu dilatih secata khusus. Misalnya rutin berlatih penguatan dan fleksibilitas otot bahu, punggung atas, dan bagian inti tubuh jika sering berolahraga tenis dan renang.
Dokter spesialis kedokteran olahraga di RS EMC Sentul ini juga memberikan tips pertolongan pertama pada cedera olahraga, yaitu:
- Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera
- Memberikan kompres es
- Menekan atau membebat bagian yang cedera
Untuk penanganan lebih lanjut, orang yang mengalami cedera tersebut perlu segera dibawa ke dokter atau rumah sakit. Lebih baik lagi jika di rumah sakit tersebut ada dokter spesialis ortopedi
Rumah Sakit EMC adalah salah satu rumah sakit rujukan dengan dokter spesialis ortopedi yang akan membantu memperbaiki kondisi tulang yang cedera. Perawatan yang tepat akan membantu memulihkan kondisi penderita cedera olahraga.
Risiko terjadinya cedera saat berolahraga hendaknya tidak membuat kita takut untuk berolahraga karena manfaatnya bagi kesehatan jauh lebih banyak. Yang penting, lakukan pemanasan dan latihan secara teratur, serta segera ke dokter jika mengalami cedera.
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.