Di Indonesia terdapat banyak sekali mitos, bahkan yang bisa mengaburkan fakta.
Hal tersebut juga berlaku pada kondisi penyakit tertentu. Dibandingkan faktanya, banyak orang yang justru lebih familier dengan mitosnya. Misalnya, orang lebih mengenal mitos tentang TBC daripada ciri-ciri TBC.
Ciri-Ciri TBC
TBC memang merupakan penyakit yang mudah ditularkan. Penularannya dapat terjadi lewat udara, seperti penularan flu.Penularan TBC tersebut dapat terjadi ketika batuk, bersin, dan berbicara yang memercikkan lendir.
Berikut ini ciri-ciri TBC yang perlu diwaspadai:
- Mengalami peningkatan suhu tubuh yang terjadi lebih dari 3 minggu.
- Demam dan berkeringat, terutama pada pada malam hari.
- Tubuh menjadi cepat lelah walaupun tidak melakukan aktivitas fisik yang menguras tenaga.
- Raut wajah yang menjadi pucat karena kekurangan sel darah merah.
- Penurunan nafsu makan sehingga membuat berat badan berkurang.
Mitos Seputar Penyakit TBC
Banyaknya mitos di tengah masyarakat mengenai TBC bisa menyebabkan miskonsepsiContoh yang paling mudah adalah dari cara penularannya. Penularan TBC terjadi lewat udara. TBC tidak menular dari jabat tangan, berpelukan, berciuman, dan berhubungan seks.
Berikut ini beberapa mitos tentang TBC yang perlu diketahui dan diluruskan:
- Mitos pertama, penyakit TBC diturunkan secara genetik.
Faktanya, TBC bukan merupakan penyakit genetika. Penyakit TBC merupakan jenis penyakit yang menular karena infeksi dari bakteri dan bukan disebabkan oleh faktor genetik.
Keluarga bisa terkena TBC karena tertular dari anggota keluarga yang mempunyai riwayat TBC karena adanya interaksi langsung, seperti berbicara dalam jarak dekat.
Percikan air liur atau ludah yang keluar saat berbicara tersebut menjadi jalan penularan TBC. - Mitos kedua, orang yang terinfeksi TBC tidak bisa disembuhkan.
Faktanya, kebanyakan orang pernah terinfeksi TBC sekali seumur hidup. Akan tetapi, hanya 10% di antaranya yang menderita TBC. Hal ini karena tidak semua orang yang terinfeksi akan menjadi penderita TBC. - Mitos ketiga, TBC hanya terjadi pada masyarakat golongan ekonomi bawah.
Hal tersebut tidak benar. Faktanya, TBC juga bisa terjadi pada masyarakat golongan ekonomi atas yang mempunyai kekebalan tubuh rendah dan berhubungan langsung dengan pengidap TBC dalam jangka panjang. - Mitos keempat, dampak TBC hanya terjadi di paru-paru.
Anggapan tersebut tidak benar. Faktanya, bakteri TBC bisa berkembang biak di sel lainnya sehingga menimbulkan TB tulang, TB getah bening, dan TB usus.
Pengobatan Penyakit TBC
Fokus pada pengobatan. |
Apabila sudah terbukti mengidap TBC, sebaiknya berfokus pada pengobatan yang perlu dilakukan. Pengobatan ini bisa dilakukan di puskesmas, klinik, atau di rumah sakit terdekat.
TBC merupakan jenis penyakit yang membutuhkan kedisiplinan untuk minum obat dalam waktu tertentu hingga dinyatakan sembuh.
Dukungan keluarga menjadi hal penting agar penderita TBC dapat menjalani pengobatan dalam waktu panjang.
Keluarga perlu memastikan pengidap TBC mengonsumsi obat secara rutin setiap hari. Hal ini untuk menghindari komplikasi penyakit lain yang bisa membuat kondisi penderita TBC menjadi lebih parah.
Yang juga perlu diperhatikan adalah melakukan langkah pencegahan. Seperti melakukan vaksinasi, melakukan pemeriksaan medis, menjaga daya tahan (imunitas) tubuh, menerapkan gaya hidup sehat, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Miliki juga asuransi kesehatan Allianz yang memberikan jaminan perlindungan dan pengobatan penyakit TBC.
Baca Juga: Cara Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
Memahami ciri-ciri TBC akan memungkinkan penanganan yang lebih dini sehingga peluang sembuh menjadi semakin besar.
Penutup
Penyakit TBC bisa disembuhkan dengan penanganan yang tepat dan disiplin meminum obat.Memahami ciri-ciri TBC akan memungkinkan penanganan yang lebih dini sehingga peluang sembuh menjadi semakin besar.
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.