Apa Itu PCOS? Yuk, Kenali Lebih Dekat


PCOS adalah

Tya Ariestya, Zaskia Sungkar, dan April Jasmine adalah tiga dari sederet pesohor yang berhasil hamil setelah berjuang menghadapi PCOS.

Selain mereka bertiga, masih banyak wanita lainnya yang mengalami masalah serupa. Dalam artikel yang dipublikasikan tanggal 7 Februari 2025, WHO menyebutkan bahwa PCOS dialami oleh 6%-13% wanita usia subur di seluruh dunia.

Sebenarnya, apa itu PCOS? Yuk, kita kenali PCOS lebih dekat.


PCOS adalah

PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) adalah sebuah kondisi ketika ovarium menghasilkan hormon androgen lebih banyak daripada seharusnya.

Hormon androgen ini sendiri adalah hormon yang memiliki peranan penting dalam reproduksi dan perkembangan tubuh.

Hormon androgen ini terdapat pada pria dan wanita. Kelebihan hormon androgen ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Pada wanita misalnya, bisa mengakibatkan siklus haid tidak teratur dan PCOS.

PCOS merupakan salah satu gangguan hormonal yang umum dialami oleh wanita pada usia subur. PCOS berpengaruh pada ovarium (penghasil sel telur) dan berdampak pada kesuburan.

Itu sebabnya ketiga pesohor yang menderita PCOS di awal tulisan ini mengalami sulit hamil, bahkan setelah bertahun-tahun menikah.

Namun, ternyata PCOS tidak hanya berdampak pada kesuburan, tetapi juga berpengaruh pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. PCOS juga dapat menjadi penyebab timbulnya berbagai penyakit lain, misalnya diabetes tipe 2.

Penyebab PCOS

Mengapa seseorang bisa mengalami PCOS? Mengutip dari dr. Dian Burhansah, Sp.OG., M.Kes., FMAS, FICS, berikut ini berberapa faktor yang menjadi penyebab PCOS:

1. Genetik

PCOS merupakan penyakit keturunan. Seseorang lebih merisiko mengidap PCOS apabila ibu kandung atau saudara kandungnya juga mengidap PCOS.

2. Resistensi insulin

Kadar insulin yang tinggi akan membuat kadar androgen juga menjadi tinggi. Kadar androgen yang tinggi (melebihi normal) dapat menjadi pemicu PCOS dan masalah reproduksi lainnya.

3. Ketidakseimbangan hormon

Hormon yang tidak seimbang di dalam tubuh, seperti hormon androgen dan luteinising, menjadi penyebab PCOS.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Organ Reproduksi

Mengelola PCOS

Apa penyebab penyakit PCOS?
Masalah hormonal berpengaruh pada kesehatan reproduksi.

PCOS adalah penyakit hormonal yang belum dapat disembuhkan secara total. Namun, beberapa tindakan dapat dilakukan untuk membantu mengatasi gejala-gejala PCOS.

Ada beberapa gejala yang bisa menjadi pertanda seseorang mengalami PCOS. Misalnya siklus haid yang tidak normal (terlalu panjang, berbulan-bulan tidak haid, atau sering haid tetapi hanya 1-2 hari), masalah kesuburan, dan rambut yang tumbuh berlebihan.

Gejala-gejala tersebut hendaknya menjadi perhatian dan segera diperiksakan ke dokter, lebih baik jika ke obgyn terdekat agar dapat segera ditangani. Lebih-lebih jika sudah menikah dan ingin segera memiliki buah hati.

Dokter mungkin akan menyarankan hal-hal berikut pada pengidap PCOS:

  1. Menerapkan gaya hidup sehat dalam keseharian.
  2. Mengonsumsi obat-obatan tertentu untuk membantu ovulasi dan menormalkan siklus menstruasi.
  3. Pembedahan. Tindakan ini dilakukan jika cara-cara lain tidak berhasil.

Dalam penanganan PCOS, penting untuk memilih rumah sakit dan dokter yang kompeten. RS EMC menjadi pilihan tepat untuk melakukan konsultasi dan penanganan PCOS dan masalah reproduksi perempuan.

Dokter-dokter obgyn (spesialis kebidanan dan kandungan) di RS EMC akan membantu menangani kesehatan reproduksi wanita, serta membantu calon ibu yang merencanakan program hamil, hingga perawatan setelah melahirkan.

Meskipun PCOS tidak dapat sembuh total, pengelolaan dan penanganan yang baik akan membantu penderita PCOS menjalani hidup yang lebih sehat.

Baca Juga: Pemeriiksaan Ginekologi


Referensi

  • Burhansah, Dian. 12 Februari 2024. “Apakah PCOS Bisa Disembuhkan? Berikut Penjelasannya”. EMC Healthcare. https://www.emc.id/id/care-plus/apakah-pcos-bisa-disembuhkan-berikut-penjelasannya. Diakses tanggal 27 Maret 2025.

  • World Health Organization. 7 Februari 2025. “Polycystic Ovary Syndrome”. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/polycystic-ovary-syndrome. Diakses tanggal 27 Maret 2025.

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.