Yuk Kenali Perbedaan GERD dan Asam Lambung


Perbedaan GERD dan asam lambung.

Gaya hidup tidak sehat yang kita lakukan sepertinya bertanggung jawab atas banyaknya penyakit yang mungkin kita alami.

Kementerian Kesehatan RI, seperti dikutip oleh kompas.id, menyebutkan bahwa hanya 20% penduduk Indonesia yang menerapkan gaya hidup sehat.

Tak heran jika kemudian jumlah penderita penyakit seperti obesitas, diabetes, jantung, dan asam lambung terus meningkat.

Penyakit lambung ini menjadi keluhan banyak orang, termasuk yang berada pada usia produktif. Tak jarang mereka mengatakan dirinya sakit sakit asam lambung atau sakit GERD.

Penyakit Asam Lambung

Sebenarnya, apa sih penyakit maag, asam lambung, dan GERD itu? Apa pula perbedaan GERD dan asam lambung yang sering dikeluhkan banyak orang ini?

Mengutip Nella Suhuyanly, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Gastro Entero Hematologi di RS EMC Alam Sutera, maag dan GERD sama-sama merupakan kondisi kesehatan yang berkaitan dengan asam lambung. Meskipun mirip, kedua penyakit tersebut memiliki penyebab dan pengobatan yang berbeda.

Di kalangan masyarakat awam, ketika menyebut sakit “asam lambung” biasanya yang dimaksudkan adalah penyakit maag.

Tak sedikit pula masyarakat awam yang menganggap maag dan GERD adalah penyakit yang sama, lebih-lebih karena kedua penyakit tidak menular ini memiliki gejala yang mirip.


Perbedaan GERD dan Maag

Karena ketidaktahuan, masyarakat awam sering menganggap GERD sebagai maag dan meminum obat maag untuk mengatasi rasa sakitnya. 

Yang terbaik memang memeriksakan diri ke dokter di fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Namun, mengetahui secara umum tentang kedua penyakit asam lambung ini akan membantu kita menjaga kesehatan dan melakukan pertolongan pertama sebelum berobat ke dokter.

1. Pengertian

Maag (gastritis) adalah kondisi ketika dinding lambung mengalami peradangan karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri Helicobater pylori.

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi kronis ketika asam lambung naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan iritasi.

2. Penyebab

Penyakit maag disebabkan oleh kebiasaan makan tidak teratur (terlambat makan), makanan pedas dan asam, mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein tinggi, merokok, mengonsumsi obat-obatan tertentu, dan terinfeksi bakteri.

Maag juga bisa muncul jika kita mengalami stres dan memiliki penyakit autoimun. Faktor-faktor tersebut membuat dinding lambung meradang.

GERD terjadi karena karena katup di bawah kerongkongan tidak bisa menutup untuk mencegah isi lambung naik ke kerongkongan.

Makan terlalu banyak dalam waktu singkat, langsung berbaring setelah makan, atau mengonsumsi obat-obatan tertentu menjadi pemicu GERD kambuh.

Baca Juga: Mengelola Stres untuk Hidup Lebih Baik

3. Gejala

Gelaja GERD dan asam lambung
Perbedaan GERD dan asam lambung.

Maag yang kambuh kerap ditandai dengan rasa mual dan ingin muntah, perut terasa kembung dan penuh, nyeri di ulu hati, sering bersendawa, dan sering buang angin.

GERD dapat dikenali dari gejala-gejala seperti heartbun, rasa mengganjal di tenggorokan sehingga sulit menelan, nyeri di ulu hati, jantung berdebar tidak beraturan, sesak napas, batuk, serta kembalinya cairan asam lambung ke kerongkongan.

4. Pengobatan

Dalam pengobatan sakit maag, dokter biasanya meresepkan obat-obatan untuk mengatasi infeksi akibat Helicobater pylori.

Selain itu, dokter juga menyarankan penderita maag untuk memperbaiki gaya hdup dan menerapkan pola makan sehat.

Untuk sakit GERD, pengobatan lebih difokuskan pada perbaikan fungsi katup di bagian bawah kerongkongan. Menerapkan gaya hidup sehat juga perlu dilakukan.

Baca Juga: Usus Buntu Jangan Dianggap Sepele

Penutup

“Ah, nanti juga sembuh sendiri.” Begitu sikap sekalangan orang tentang penyakit lambung.

Faktanya, penyakit asam lambung tidak dapat disepelekan karena jika dibiarkan dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, sangat perlu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

RS EMC merupakan rumah sakit rekomendasi untuk konsultasi serta penanganan penyakit GERD dan asam lambung. Hal ini karena spesialisasi penyakit dalam adalah salah satu keunggulan RS EMC.

Tim dokter spesialis penyakit dalam di RS EMC memiliki pengetahuan dan keahlian klinis yang baik untuk menangani berbagai penyakit yang menyerang organ tubuh bagian dalam.

Penanganan yang tepat akan memperbesar peluang untuk sembuh. Tak kalah penting adalah disiplin menerapkan hidup sehat.

Gaya hidup sehat dapat meminimalkan risiko penyakit asam lambung dan berbagai penyakit lainnya seperti stroke. Yuk, cari informasi lebih lanjut tentang Cara Pencegahan Stroke yang anak muda perlu tahu.


Referensi

Arlinta, Deonisia. Kompas, 20 September 2019. https://www.kompas.id/baca/utama/2019/09/20/kesehatan-germas-jangan-hanya-jargon Diakses tanggal 27 April 2025.

Suhuyanly, Nella. EMC Health, 21 Juni 2024. https://www.emc.id/id/care-plus/maag-vs-gerd-apa-perbedaan-keduanya-kupas-tuntas-informasinya-di-sini Diakses tanggal 27 April 2025.

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.