Astaga, Saldo Minus di Rekening Tabungan! Kok Bisa?


Saldo minus di rekening tabungan

Siang itu, setelah menekan “Cek Saldo” saya tercengang di depan mesin ATM. Ternyata saldo rekening tabungan saya minus! Tepatnya -38.750.

Sayangnya, tampilan di layar itu nggak sempat saya foto karena kagetnya. Ya ampun! Kok bisa-bisanya sampai minus begini?


No Mobile Banking

Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa sih nggak pakai mobile banking saja supaya gampang ngecek mutasi dan saldo?

Jawaban saya adalah: memang sengaja.

Rekening di BSI itu bukan untuk operasional sehari-hari. Kalau pakai mobile banking, saya khawatir akan bermudah-mudah menggunakan saldo yang ada untuk keperluan sehari-hari.

Beberapa tahun lalu saya membuka rekening di sana karena bermaksud menabung untuk menunaikan ibadah haji.

Minusnya, tanpa mobile banking memang agak sulit mengecek saldo. Apalagi kalau saya mager untuk ke ATM BSI. Pernah sekalinya nggak mager, eh lupa bawa kartu ATM.

Untuk tabungan haji itu saya pakai autodebit dari rekening utama. Saya pilih autodebit untuk menghindari lupa menabung guna keperluan menunaikan rukun Islam kelima ini.

Tapi ya dasar saya. Tetap aja lupa. Ujungnya sampai saldo minus gitu.

Baca Juga: Lebih Berkah dengan Keuangan Syariah


Pengertian Saldo Minus

Apa arti saldo minus?

Saldo minus atau saldo negatif adalah kondisi ketika saldo tabungan sudah habis (termasuk saldo mengendapnya), tetapi ada biaya yang harus dibayarkan sehingga menjadi negatif.

Walaupun istilahnya mirip, saldo minus berbeda dengan saldo minimum.

Saldo minimum adalah jumlah saldo minimal yang harus ada dalam tabungan. Saldo minimum di tiap bank bisa saja berbeda-beda, tergantung kebijakan masing-masing.

Dalam satu bank saja kalau beda jenis tabungan bisa berbeda pula nominal saldo minimumnya.

Misalnya di BCA. Saldo minimum untuk tabungan BCA Tahapan Xpresi adalah Rp10.000, sedangkan untuk Tabungan BCA Prioritas saldo minimumnya adalah Rp 1 miliar.

Hm ... meskipun punya 5M saya nggak bisa jadi nasabah prioritas, karena 5M saya adalah ember hijau, ember kuning, ember kelabu, ember merah muda, dan ember biru. Halah, itu eMber atau balon?

Begitu juga dengan BSI. Mengutip dari situs resmi Bank Syariah Indonesia, saldo minimum untuk Tabungan Easy Mudharabah 
adalah Rp50.000. Untuk Tabungan Bisnis saldo minimalnya malah hanya Rp10.000.

Nah, saya tidak pernah memperhatikan saldo minimum ini, plus tidak pernah mengecek saldo. Cuma pakai perasaan. “Perasaan mah masih ada cukup saldo.”

Tahu-tahu saldo rekening saya habis dan menyisakan saldo minus. Hm, benar-benar perlu disiplin tingkat tinggi dalam menerapkan aksi bijak mengelola keuangan.


Penyebab Saldo Minus

Penyebab saldo minus
Autodebit bisa menjadi salah satu penyebab saldo minus.

Gara-gara saldo rekening yang minus itu, saya jadi browsing. Ternyata cukup banyak nasabah bank yang mengalami saldo minus seperti ini. Banknya sih berbeda-beda. Ada bank swasta, ada pula bank plat merah. Ada bank konvensional, ada juga bank syariah.

Besarannya pun berbeda-beda. Dari yang hanya minus beberapa puluh ribu rupiah seperti saya, sampai yang minus belasan juta rupiah. Waduh! Bisa sampai besar banget gitu minusnya!

Penyebab saldo minus juga ada bermacam-macam, seperti:

  • Autodebit tiap bulan untuk kepentingan tertentu. Misalnya autodebit untuk tabungan haji seperti yang saya lakukan, atau untuk membayar tagihan utang dan kartu kredit.
  • Biaya administrasi bank yang dipotong otomatis dari saldo tabungan.
  • Denda karena saldo berada di bawah saldo minimal.
  • Error pada sistem perbankan.
  • Pishing.
  • Rekening lama tidak aktif (dormant) sedangkan setiap bulan biaya-biaya yang dikenakan oleh bank.

Mengatasi Saldo Minus

Yang saya baca sih, bank seperti BCA, BTN, dan Permata Bank akan otomatis menutup rekening yang sudah lama tidak aktif dan saldonya nol.

Bagaimana dengan rekening saya di BSI?

Rekening saya memang dormant dengan saldo minus. Namun, rekening tersebut bisa diaktifkan lagi. Apalagi saya memiliki tabungan haji di bank ini.

Jadilah setelah tahu saldo negatif itu saya buru-buru mengurusnya ke BSI. Biasanya untuk mengurus yang seperti ini mesti datang ke kantor cabang asal tempat membuka rekening.

Kebetulan Kantor Cabang BSI tempat saya membuka rekening adalah yang terdekat dari rumah.

Yang perlu saya bawa hanya buku tabungan, kartu ATM, dan KTP. Tentu juga sejumlah uang untuk mengisi kembali rekening saya.

Setelah mengobrol sebentar dengan CS, ada selembar formulir yang harus saya tanda tangani di atas materai Rp10.000.

Dana yang harus disetor agar rekening kembali aktif minimal Rp100.000. Saya menyetor lebih supaya autodebit tabungan haji juga berjalan lagi.

Saya cuma bisa istigfar ketika mengetahui terakhir kali autodebit tabungan haji itu adalah bulan Maret 2023. Dua tahun lalu! Mau nangisssss! Kapan dapat porsi haji kalau begini?

Selama dua tahun itu rekening saya masih ada isinya walaupun sudah di bawah nominal autodebit. Perlahan tapi pasti meluncur menjadi saldo minus.

Kebetulan lagi ada uang lebih, jadi saya setor ke tabungan haji juga. Eh, malah dapat hadiah mukena Tatuis.

Teringat pas hari terakhir jastip buku di Mal Summarecon (hari kedua Ramadan), saya sempat melirik mukena Tatuis di mal itu. Sekarang malah dapat gratis dari bank. Alhamdulillah.

Kalau Teman-teman mengalami masalah serupa tetapi tinggal kota yang berbeda dengan kota tempat membuka rekening, bisa coba telepon BSI Call di nomor 14040 atau datang ke BSI terdekat untuk mendapat informasi valid.

Begitu juga jika mengalami masalah saldo minus di rekening tabungan bank yang lain. Langsung saja datang ke kantor cabang bank tersebut.


Penutup

Rekening tabungan BSI
Hadiah dari tabungan haji BSI.


Rekening saya yang sempat tidak aktif karena saldo minus akhirnya kembali aktif setelah diurus di bank. Alhamdulillah.

Menjadi freelancer memang sangat menantang, termasuk (atau malah terutama) dalam mengelola keuangan. Jika ingin tahu lebih lanjut, bisa baca blogpost Mengelola Keuangan Ala Freelancer.

1 komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.